26. Is It Love? (2)

635 53 4
                                    

"Kalau suatu hari aku jatuh cinta sama kamu, gimana?" Entah mendapat dorongan dari mana, Ali menanyakan hal itu. Ia menatap gadis yang kini berdiri di hadapannya. Mereka sudah tiba di depan rumah Andira dan Ali baru saja membukakan pintu untuk gadis manis itu.

"Jangan cintai aku cuma karena A Ali kehilangan kesempatan buat mengejar cinta yang lain," sahut Kayla sambil memegang erat kresek makanan yang tadi diberikan Ali padanya. Ia menatap sekilas pada Ali. Gadis itu cukup terkejut lantaran untuk kedua kalinya Ali membahas mengenai hal seperti itu.

"Aku udah pernah ngerasain sakitnya patah hati. Walaupun aku emang enggak butuh waktu yang lama untuk sembuh. Tapi aku udah berjanji sama diriku sendiri, enggak akan mau menyakiti."

***

"Jalan-jalan, yuk! Weekend, loh, ini. Enggak baik jomlo diam-diam aja di rumah. Apalagi ngelamun, bisa kesambet setan jomlo." Ali tertawa sambil memainkan kunci mobilnya.

Tadi malam, Kayla memang mengirim pesan, mengajaknya pergi jalan-jalan bersama. Tentunya tidak hanya berdua. Ajakan itu pun sebenarnya datang dari Andira dan Bagas. Mereka merasa Kayla cukup dekat dengan Ali. Karena itulah mereka memohon kepada Kayla supaya mengajak Ali ikut serta. Meskipun Ali masih merasa malu atas pertanyaannya di kafe beberapa hari lalu, ia menyanggupi.

Sementara Haris memang sedang berkunjung ke rumah Ali. Ia sedang bosan di rumah. Walaupun ayah Ali hanyalah saudara angkat dari sang ayah, tapi mereka sudah seperti saudara kandung. Maklum, sejak kecil Ali dan Haris memang sering bermain bersama. Apalagi usia mereka tak jauh berbeda.

"Mohon maaf, ya, Bang. Haris Sanjaya bukan jomlo, tapi single. Bang Ali itu yang jomlo."

"Iya, tuh, A. Tolong camkan itu ...." Ahmad yang sejak tadi asyik menonton televisi, menyahut.

Ali dan Haris menaikkan alis, kemudian dengan kompaknya mengacak rambut Ahmad. Ahmad yang terkejut pun hanya bisa berdecak. Rambut klimis yang sudah rapi berkat pomade pun kembali acak-acakan. Membuat kedua kakaknya tak bisa menahan tawa.

***

Memasuki kawasan Kompoeng Tulip, Andira langsung mengajak Rayhan berkeliling. Sudah bukan rahasia lagi bahwa tempat itu mengusung konsep wisata edukasi dan memiliki banyak spot Instagramable. Seperti spot yang sedang difoto oleh Andira saat ini, replika kincir angin. Menjadikan pengunjung seolah berada di negeri asli kincir angin, Belanda. Tak puas hanya memotret saja, Andira meminta Rayhan untuk mengambil gambar dirinya yang sedang berpose di sana.

 Tak puas hanya memotret saja, Andira meminta Rayhan untuk mengambil gambar dirinya yang sedang berpose di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang, yang itu bagus. Coba pose di sana!" pinta Rayhan dan Andira menurut.

"Lain kali jangan panggil kayak gitu lagi," tegur Andira setelah berpose dengan tiga gaya.

"Kayak gitu gimana?" Rayhan pura-pura tidak mengerti.

"Sayang."

"Iya. Apa, Sayang?" goda Rayhan yang langsung membuat pipi Andira memanas.

Kayla in Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang