"Wajah kamu kenapa kusut gitu, sih, Kay? Kan mau ketemu A Ali," tegur Andira dengan tangan yang sudah bersiap di atas setir. Mereka kini berada di mobil, setelah beberapa menit lalu melaksanakan shalat isya'.
"Enggak, kok. Biasa aja."
"Ah, kamu, mah, ada apa-apa juga enggak mau cerita." Andira mendesah. "Kamu harusnya semangat juga, atuh. Biar A Ali juga senang lihatnya."
Setibanya di dalam Chokafe, ada layar proyektor tertempel di dinding. Seperti kafe itu akan memutar sebuah film. Beberapa meter depan layar, Ali sedang fokus pada laptop yang video-nya akan diputar melalui LCD proyektor dan ditampilkan di layar.
[Aku udah sampai, A.]Seulas senyum tipis menghiasi bibir Kayla yang tidak dipoles apa pun. Entah mengapa ia merasa perlu untuk mengirimkan pesan itu kepada Ali. Meski pikirannya memang masih terganggu oleh ucapan-ucapan ketiga gadis tadi siang.
[Makasih udah datang. Aku sayang kamu.]
Mata Kayla membulat membaca kalimat kedua balasan dari Ali. Gadis itu dibuat salah tingkah sendiri hanya dengan tiga kata itu. Padahal, saat ini tidak ada Ali di hadapannya. Namun, jantungnya tetap saja berdetak kencang. Apa ia benar-benar sudah jatuh hati kepada pemuda itu?
Film akan berakhir beberapa detik lagi, tapi Kayla memijit pelan kepalanya yang terasa berdenyut. Ia merasa sedang tidak enak badan. Andira yang sejak tadi berusaha mengajak berbincang tentang jalannya film pun hanya diangguki saja.
Kayla tersentak saat pengunjung berseru heboh. Namun, keterkejutan Kayla tidak berhenti sampai di sana. Saat gadis itu mendongak, layar LCD menampilkan tulisan "I love you, KR".
Andira yang juga menyadari hal itu pun memekik senang. Ia langsung menoleh pada Kayla yang masih tampak terkejut. Kayla sadar dengan apa yang akan dikatakan oleh sang sepupu. Dengan segera, ia menempelkan jari telunjuk pada bibir gadis itu. Isyarat bahwa Andira harus diam dan bersikap biasa saja. Kayla tidak ingin menjadi pusat perhatian pengunjung lainnya. Sementara Ali justru menoleh pada Kayla, tersenyum manis.
"A Ali so sweet banget, sih, Kay," bisik Andira dengan mata berbinar. Sementara Kayla salah tingkah sendiri dibuatnya.
'Kenapa A Ali buat jantungku kayak gini, sih, A?' batin Kayla.
***
Syafira baru saja tiba di sebuah restoran yang tampak sepi pengunjung. Terdengar alunan musik romantis dari dalam sana. Seorang pelayan berseragam rapi pun segera menyambut kedatangan Syafira. Pria yang menampilkan senyum ramah itu mengantarkannya ke tengah ruangan. Di sana sudah ada meja khusus yang dipesan untuk dua orang.
Pencahayaan lilin menjadi penghangat ruangan itu. Membuat Syafira merasa menjadi ratu dalam semalam. Sebelumnya, ia memang belum pernah diperlakukan seromantis ini.
Saat sedang menikmati alunan musik dari gesekan biola, Syafira dibuat terkejut oleh sebuah tangan yang terulur dari arah belakang. Tangan itu membawa setangkai mawar merah yang masih segar.
"Kamu suka sama kejutan yang aku buat?" tanya suara seorang pemuda pemilik tangan tadi. Syafira mengangguk antusias. "Ini buat kamu."
Syafira menerima bunga itu, lalu mencium harumnya. "Makasih, Yo. Aku suka banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayla in Love (END)
SpirituellesKayla tidak pernah memikirkan apa kata orang lain tentangnya. Allah Maha Mengetahui, dan itu sudah cukup baginya. Hijrah mungkin mudah, tapi istiqamah itu yang sering kali susah. "Kamu pakai rok?" "Kamu enggak pakai make up, ya?" "Masa sih kamu engg...