Candra sedang bersemangat. Pasalnya hari ini akan bertemu dengan Karin. Cewek yang gak ada malunya menggoda dirinya itu membuat sesuatu yang ada di di dalam dirinya bersorak senang.
Setelah jam pulang kantor dia memang langsung bergegas ke sekolah Karin. Bahkan dia mampir membeli satu box donat berharap bisa lebih menjinakkan macan galak yang akan ditemui ini.
Candra memarkirkan mobilnya ke sebuah masjid di pinggir jalan. Dia memang sengaja berangkat lebih awal agar macan betina itu tidak menunggunya terlalu lama.
Dia akan berbicara dengan Karin soal rencananya makan malam dengan mamanya atau rencana mamanya pergi ke Lombok. Setelah selesai ibadah sholat maghrib dia melajukan mobilnya menuju sekolah Karin.
Saat keadaan sekolah sudah sepi, dia bergidik bagaimana Karin bisa latihan di studio sekolah kalau tidak ada orang di dalamnya. Candra melepas seat beltnya dan turun dari mobilnya. Perasaannya mengatakan bahwa Karin ketakutan di dalam sana.
Dia menyusuri lorong-lorong kelas demi menemukan studio seni yang di maksud. Saat menemukan satu ruangan dengan lampu yang menyala terang senyumnya melebar dan berlari menuju ruangan itu. Napasnya memburu saat dia berada di depan pintu, betapa terkejutnya dia disuguhi pemandangan yang tidak biasa.
Ya, Candra menemukan adik tirinya dan Karin saling berdeketan dengan sangat intim. Dia memejamkan matanya menyadari betapa bodohnya dia mengkhawatirkan gadis itu. Dia seharusnya tahu kalau Tio juga bersekolah di sini. Dia juga harusnya paham, persahabatan mereka yang di bumbui cinta sebelumnya. Tio juga tidak mungkin meninggalkan Karin sendirian di sekolah yang sudah sangat sepi ini.
Dia berbalik, menundukkan kepalanya. Cinta memang terkadang membuat perasaannya sulit dikendalikan. Seperti saat ini, dia tersenyum perih. Tiba-tiba ada perasaan aneh muncu, dari dalam dirinya. Candra pun tidak menyadari kapan perasaan ini muncul.
Dia memantapkan perasaannya bahwa ini bukan karena dia menyukai Karin, tapi hanya perasaan peduli karena ingin mewujudkan mimpi seseorang. Iya, ini hanya bentuk rasa peduli saja.
Mungkin mulai sekarang dia tidak akan menjadikan Karina prioritas lagi. Karena sudah ada seseorang yang juga peduli. Mungkin rasa pedulinya melebihi apa yang dia berikan kepada gadis itu.
Dia membuka mobilnya, cowok itu menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Menghela nafas berat, kenapa perasaannya tidak bisa sebahagia sebelumnya. Apa yang hatinya gelisahkan. Sebelum dia melajukan mobilnya tiba-tiba sebuah pesan muncul di notif hp nya.
Macan betina : Lo dimana?
Dih, apaan deh ngegas! Abang jangan marah dong karena kelamaan. Ini sudah rapi, mau keluar. Buruan datemng lo! Gue takut sendirian di luar.
Kenapa? Memang lo lagi butuhin gue?
Sesaat dia mendiamkan pesan itu,kenapa dia harus peduli dengannya? Sedangkan dia sendiri sedang bersama oranglain dan bermesraan di tempat yang bukanseharusnya.
Dia mendengus pelan, sengaja tidak membalas pesannya. Tapi, dia tetap mengurungkan niatnya untuk beranjak. Walaupun sedikit kemungkinan dia akan pulang bersamanya, dia tidak akan tega melihat Karin pulang sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
A half of me
Roman pour AdolescentsIni bagian dari cinta masa lalu yang datang dan pergi. Yang saat ini kembali tiba-tiba membuat banyak rencana melebur jadi sebuah harapan. Harapan yang akan di nomor duakan setelah kamu.