Empat puluh tiga

13 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue pengen banget ke sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue pengen banget ke sini. Semoga semesta ikut mengAmiinkan :)

HAVE A GOOD DAY 

Love,

Rina

----------------------------

'll be right here by youre side

So don't you ever let go

"Om," sapa Candra kepada Hatma yang sedang duduk di ruang tengah.

"Ya, Ndra. Ada apa?" jawab Hatma heran, karena dia yang selalu membuka pembicaraan terlebih dahulu.

"Om, kenal mama sejak kapan?"

"Kenapa kamu menanyakan hal itu?"

"Saya sudah besar, Om. Apakah harus adalagi yang ditutupi setelah sekian puluh tahun saya hidup?"

"Mama kamu sudah cerita?"

"Jawab saja pertanyaan saya."

Hatma bergeming cukup lama. Menyelami potongan-potongan masa lalu yang menyakitkan yang ia alami. Saat ia berlari kerumah Nana dan diusir oleh ayahnya.

Di tempat lain Karina bersiap untuk melakukan trip rahasia bersama Tio dan Eza. Ia rencananya mau pergi ke sebuah bukit yang ada tidak jauh dari penginapan.

"Kalian sudah siap?" tanya Karin kepada Eza dan Tio.

"Gue sudah kaya ikan asin di sini, panas!" jawab Eza dengan bersungut.

"Biar kaya bule-bule, Za. Berjemur." Karin tergelak, dia menatap Tio yang dari tadi diam saja.

"Lo kenapa?" tanya Karin sambil berjalan mendekat ke arah Tio.

"Gue gak papa? Lo beneran mau ngelakuin hal gila ini? kenapa gak pakai poto yang ada saja? lagian semua poto lo bagus, kok!"

"Lo gak mau anter gue?"

"Gak begitu-"

"Kalian mau sampai kapan berdebat? Urusan rumah tangga nanti saja bisa, 'kan?"

"Za, lo temenin gue. Tio gak mau."

A half of meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang