Derai

290 94 354
                                    

"Kerinduan bukan berarti melulu tentang jarak, kerinduan bisa tentang sesuatu dimana kamu bertemu dengannya tapi tidak bisa mendapatkan kasih sayangnya"

Terlihat dua koper di mata Mola, begitu banyak sepertinya barang yang akan di bawa pergi. Mama Mola akan pergi meninggalkan Mola untuk beberapa hari, tapi Mola hanya duduk terdiam di ruang tamu, menahan sesak nafasnya, melihat ibunya meringkas semua barangnya untuk pergi.

"Mama gak bisa apa buat gak pergi?" Kini sesak hatinya keluar terucap, berbicara dan bangun dari duduknya, sembari mata memerah.

"Kamu ini apa-apaan sih? Mama harus pergi, banyak peluang bisnis di Bali !" Jawab Mama Mola yang bernama Heira Bariarni sembari terus meringkas dan membenahi barang-barang yang akan di bawanya.

"Mam, aku gak perlu mam harta mama, selama ini aku udah merasa cukup dengan bisnis-bisnis mama disini, aku cukup mam secara materi. Apa mama gak takut ninggalin aku
disini sendirian?" Kini air mata Mola begitu deras keluar dari pipinya.

Plakkk ....  iyaa betul sekali itu suara tamparan.

Heira menampar Mola dengan penuh emosi.

"Anak gak tau diri kamu ya, kamu pikir hidup ini cukup pake uang 1 milyar? Kamu pikir biaya kehidupan ini sedikit? Kamu gak bisa larang mama buat pergi, toh ini juga buat kebaikan kamu" Ucap Heira dengan mata memerah dan tangan yang menunjuk-nunjuk ke arah Mola.

"Gak papa mam, tampar lagi, tampar nahh tampar, masih luas muka aku buat mama tampar !" Mola menunjukkan dan menyodorkan mukanya kepada Heira mamanya.

Plakk (lagi lagi tamparan itu kembali Mola rasakan).

"Kurang ajar kamu ya, siapa yang ngajarin kamu kurang ajar kaya gitu, mama gak pernah ngajarin kamu kaya gitu"Ucap Heira semakin Marah kepada Mola.

"T-tampar mam t-tampar, iya mam emang aku kurang ajar, wajar mam, mamah gak pernah ngasih waktu mama sedikitpun buat aku, dari semenjak mama sama papa cerai, kalian berdua biarin aku haus kasih sayang, papa ninggalin kita, dia gak pernah nemuin aku lagi sejak mama cerai sama papa, dan aku tinggal sama mama, tapi asal mama tau, aku berasa tinggal sendirian selama ini mam, mama gak pernah bagi waktu buat aku selama ini, dan sekarang mama mau pergi? Mama egois !" Mola benar-benar mengeluarkan semua isi hatinya, dengan air mata yang begitu deras.

Heira malah segera membawa kedua koper dan barang-barang nya keluar rumah.

"Terserah kamu mau ngomong apapun, mama akan tetep pergi, besok pembantu namanya bi Nining akan Dateng ke sini, dan nemenin kamu selama mama pergi." Heira keluar dari rumah dan naik ke dalam mobil travel yang sudah menunggunya sedari tadi.

Mola terdiam melihat mobil itu pergi dengan pandangan kosong, dan batin Mola hanya berteriak begitu sakit dengan perlakuan mamanya.

Argggghhhh mama jahat, mama gak pernah sayang aku, mama jahat, mama gak pernah mikir ditinggal oleh satu orang berharga pun aku sudah hancur, apalagi ditinggal oleh dua orang, aku gak bisa bayangin gimana aku ngejalaninnya. Mama jahat ! ~batin Mola.

***

Ting neng (suara bel rumah)..

Mola bergegas membuka pintu, ibu-ibu setengah baya tampak berdiri di depan pintunya, membawa tas di tangan kanannya.

AMAPOLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang