Masih tetap bersama ego

111 23 273
                                    

Happy reading ❤️!!!



***

Belaian angin malam membuat bulu kuduk Mola sedikit berdiri, langit yang gelap gulita tak jua menampakkan bintang satupun, bahkan bulan pun mati tertutup awan hitam.

Mola terus menambah kecepatan mobilnya, mengingat AL memberinya hanya 30 menit dari Caraka sampai ke rumah. Sungguh menyebalkan pria itu!

Saat sampai di gerbang rumah, Bi Nining sudah mengetahui kedatangan nona mudanya.

"Tumben Bi Nining stay di depan gerbang" Gumamnya, yang sedikit heran.

Karena biasanya, Mola harus memberikan aba-aba klakson mobil, baru Bi Nining keluar.

Mola keluar dari mobil, menutup pintu mobilnya dengan tergesa-gesa, dilihatnya jam, dirinya sudah lambat 15 menit dari yang diperintahkan AL.

"Bi, mana AL?" Tanya Mola yang tergesa-gesa setelah keluar dari kendaraan roda empat itu.

"Dia tidur non" Bi Nining sedikit berbisik, sembari mengarahkan Mola ke kursi depan rumah.

"Hah?!" Syukurlah! Mola tidak perlu takut pria itu melakukan hal yang tidak diinginkan.

Bi Nining lebih dulu masuk ke dalam rumah, meninggalkan Mola yang kini sedang berada di kursi yang bersampingan dengan AL.

Pria bengis itu tertidur pulas, mata sipitnya tertutup rapat, bibir nya yang merah jambu tertutup menggoda, dihiasi dengan kumis tipis yang tumbuh diatas bibirnya.

Sungguh tampan! Tapi ketika bangun, Mola ingin sekali melenyapkannya!

"Kenapa, orang seganteng lo harus nyebelin?" Mola bertanya pelan terhadap AL yang tertidur pulas di samping kursinya.

"Kenapa, lo buat gue gak bisa pergi dari kehidupan lo?! Kenapa lo buat perasaan serumit ini di hati gue?" Mola seakan meluapkan perasaannya terhadap raga AL yang tidak akan mendengar ucapannya.

Setelah puas meluapkan unek-unek hatinya, kemudian tangan Mola perlahan menepuk tangan AL yang didekapnya di depan dada.

"Heh makhluk astral!" Tepukan pertama.

"Heh manusia gak punya hati!" Tepukan kedua.

"HEH BANGUNNNNN!" Tepukan ketiga, sekaligus memberikan hantaman kuat ke gendang telinga AL.
Membuat AL bangun dari tidurnya, dan langsung bereaksi mengucek kedua bola matanya.

"Mola?" Gumam AL yang masih mengumpulkan kesadarannya.

"Iya Mola, bangun lo! Enak banget tidur" Raut kesal di wajah Mola, membuat AL bersemangat menatapnya.

AL tersenyum, dan hanya menatap Mola, yang membuang kesal mukanya.

"Gausah liat-liat! Udah sana pulang, gue juga udah nyampe rumah" Mola tetap membuang muka dari AL.

Lagi-lagi AL hanya tersenyum, memperhatikan tingkah lucu Mola.

Mola langsung mengarahkan wajahnya ke arah AL dan bilang "Apaan si lo! Udah jangan liatin gue kek gitu. Apa tujuan lo kesini?!"

"Dania apain lo tadi di Sekolah?" Senyuman manis di wajah AL seketika tergantikan dengan tatapan menyeramkan.

"Gak perlu tau, gak penting!" Mola membuang lagi mukanya dari AL, rasanya terlalu menegangkan menatap wajah makhluk astral menyebalkan itu.

"Mol?!" AL tidak pernah panjang lebar ketika berbicara, namun apa yang keluar dari mulutnya, selalu berhasil mengotak-atik jantung Mola.

"Yaaa lo tanyain aja sana! Lo kan deket banget sama dia" Mola tetap pada pendiriannya, wanita yang keras kepala, sangat sulit menjatuhkan argumennya.

AMAPOLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang