Tidak, Mulutku saja, Hatiku Iya.

179 60 138
                                    

Pagi itu Mola duduk di taman sekolah sembari memegang kedua mukanya dan beberapa kali menggaruk kepala dan mengusutkan rambutnya.

Mola bingung dengan perasaannya sendiri, Mola takut menerima kenyataan bahwa memang benar dia sudah mencintai AL. Dari situ Mola memikirkan segala hal untuk pergi sejauh mungkin dari AL, Mola tidak ingin mencintai seseorang yang dulu begitu dibencinya.

***

"Gue harus keluar dari OSIS" Gumam Mola bingung.

Kemudian seketika dia berdiri, lalu habis itu duduk lagi.

"Tapi perjuangan masuk OSIS gak mudah, trus sekarang gue keluar cuma gara-gara mahkluk astral itu, gue harus gimana" Gumam man Mola berlanjut semakin bingung.

Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menyambung omongan Mola, dan itu Aldi.

"Lo ikutin kata hati lo" ucap Aldi dari belakang Mola.

Mola sontak terkejut dan menoleh ke belakang.

"Aldi?"

"Hay Mol" jawab Aldi kemudian duduk di samping Mola.

"Lo ko? Ko bisa? Ada disini? Ngapain?" Tanya Mola heran.

"Panggilan alam. Udalah Mol lo ikutin kata hati lo, gausah diambil pusing"

"Gue duluan di, ada urusan" Mola nampaknya tidak menghiraukan saran Aldi dan bergegas pergi dari sana.

"Lah, Mol?" Teriak Aldi kepada Mola yang seketika langsung pergi karena ucapannya.

Selang beberapa waktu dari itu, Mola berjalan dengan sangat terburu-buru dan panik, membuat AL menarik badannya secara paksa di depan Mading umum sekolah.

"Heyy" AL menarik tubuh Mola yang kelihatannya sedang kepanikan.

Mola terdiam, dan entah kenapa begitu panik bertemu AL.

AL tertawa melihat wajah Mola yang begitu panik, dan seketika pipinya berwarna merah marun bertemu dengannya.

"Ahahhahahaa.. ahahaha" AL tertawa.

"Lo kenapa? Hey kenapa sih?" Tanya AL, dan perlahan menghilangkan tawanya.

"Lo gausah ketawa, gaada yang lucu tau gak!" Ucap Mola sedikit kesal.

"Uuu sayang" Ucap AL tertawa lagi.

"Arghhhh apaansihh" Jawab Mola semakin kesal.

Kemudian AL memberhentikan tawanya, dan memegang kedua pipi Mola lalu berbicara dengan lembut.

"Yaudah aku minta maaf, hey kamu kenapa, jalan buru-buru, kek kepanikkan gitu? Heh? Liat aku, kamu kenapa?"Tanya AL kepada Mola.

Mola melepaskan tangan AL dari kedua pipinya dan bicara.

"Gue mau keluar dari OSIS! Gue juga, mau kita putus!" Ucapan itu sontak membuat AL sangat terkejut.

"Hah? Apaan sih lo? Gak lucu tau" Jawab AL tidak percaya.

"Gue serius AL gue mau keluar dari OSIS, dan gue mau diantara kita berdua gak usah ada apa-apa lagi!" Ucap Mola sedikit ditekan.

"GAK! Sekali gue bilang enggak, berarti enggak. Lo gak boleh keluar dari OSIS, dan lo tetep P A C A R gue!" Jawab AL lebih di tekan lalu hendak pergi dari hadapan Mola.

"AL?" Teriak Mola kepada AL yang sudah melangkahkan kakinya untuk pergi.

Kemudian AL menghentikan langka kakinya.

"Gue serius AL, gue gak bisa lanjutin semuanya, Lo bisa kan ngertiin gue?"

AL menoleh dan menghampiri Mola lebih dekat lagi.

"Bisa gak sih lo gausah ngomong gitu? Lo kenapa sih? Kenapa gak bisa terima gue? Kenapa mol? Apa Lo harus ngerasa kehilangan gue dulu, baru lo sadar?hah?" Tutur AL kepada Mola.

"Bukan gitu maksud gue, yaa gue gak bisa lanjutin semuanya. Ada alasan yang gak bisa gue omongin ke lo" Jawab Mola sedikit gugup.

"Coba lo belajar hargain perjuangan seseorang diiikit aja mol, bisa kan?" Tanya AL dengan muka memerah.

"Gue, yaaa gue tetep gak bisa lanjutin Yang ada diantara kita berdua"

"Kita tetep pacaran!" Ucap AL lalu bergegas pergi.

***

Jam pulang pun tiba.

Mola tidak pulang kerumah, dia langsung pulang ke Caraka, menumpahkan segala kebingungan dan kesedihannya.

"Ya Tuhan, kenapa aku bisa suka sama AL? Akutu sayang sama kamu AL, Cuma mulut aku aja bilang enggak, hati aku bilang iya AL" gumam Mola sembari mengusutkan rambutnya menggunakan kedua tangannya.

Tiba-tiba dari luar Caraka ada yang mengetuk pintu. Sontak membuat Mola kaget, Mola langsung membuka pintu, tapi nyatanya tidak ada seorangpun di sana. Hanya ada sekotak kardus kecil, saat Mola membukanya ada amplop yang didalamnya tertera "Untuk Amapola Barbara"

Untuk : Amapola Barbara.

Sesuatu yang terus kamu lawan akan menyisakan kisah yang mendalam.
Sesuatu yang terus kamu hindari, akan terus menghantui mu setiap hari.
Akuilah. Karena sesuatu yang tidak sesuai dengan hati, akan mengisahkan kecewa yang begitu dalam.

"What? Siapa sih ini? Kok tiba-tiba dia tahu apa kebingungan yang lagi aku alamin? Kok dia tau Caraka? Ini udah gak beres!" Gumam Mola begitu cemas.

Siapa dia? Kenapa sepertinya makin banyak yang mengetahui Caraka?

:)

Sabar yaa, maaf author baru update, soalnya baru sempet. Mau tau kelanjutannya? Terus ikutin ya, jangan lupa Vote dan Comenttt nya🙏🤩

Salam Author
Mela M

AMAPOLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang