🌚🌚🌚
•
"Jika membencimu adalah jalan terbaik, aku akan melakukannya meskipun dengan rasa sakit."•
•
•
***
Mola menghentikan langkahnya, lalu terdiam lesu, mood nya hancur seketika, cairan bening dari matanya sudah terbendung dan akan segera menetes dipipi mulusnya.
"Gue makin yakin kalo gue gak akan pernah ngaku gue cinta sama Lo!" Gumam Mola dengan tatapan kosong yang tertuju kepada satu objek hidup yang sedikit jauh dari hadapannya.
Mola langsung membalikkan badannya, namun langkahnya terhenti ketika yang ia tatap sekarang adalah dada bidang dari seorang pria.
Mola terdiam, dan perlahan mengangkat kepalanya, untuk melihat wajah siapa yang sekarang ada dihadapannya.
"Lo gak papa kan?" Tanya Gino yang sekarang sedang berada di hadapannya.
Mola hanya menatap mata Gino sendu, rasanya mulutnya kaku untuk menjawab pertanyaan itu.
Kemudian, Gino mencari apa penyebab yang membuat wanita dihadapannya sampai kehilangan kata-kata seperti itu.
Mata Gino kemudian berhenti pada satu arah, dilihatnya AL sedang menyuapi Dania. Gino tau itu Dania, karena Dania adalah mantan kekasihnya.
Kemudian dengan sigap Gino memeluk tubuh Mola yang terdiam lesu dengan satu tangannya.
"Lo gak usah sedih, ada gue disini" Gino berusaha menenangkan Mola, yang terdengar sudah menangis.
"Bawa gue pergi dari sini kak" Lirih Mola, yang sedang berada di dekapan Gino.
Gino langsung membawa Mola, menggenggam erat tangan Mola dan merangkul tubuh mungil Mola.
Bunga-bunga mekar di taman sekolah mungkin bisa membuat perasaan Mola sedikit membaik.
Gino mendudukkan Mola di kursi taman. Gino memegang wajah Mola dengan kedua tangannya, membuat Mola harus menatap dirinya.
"Hey, Lo gak boleh nangis, air mata Lo gak pantes buat orang brengsek kek AL"
Entahlah, untuk sekarang Mola tidak bisa membohongi perasaannya, rasanya terlalu sakit jika dia mengatakan "Gue gak papa".
Tangan Gino merapihkan rambut Mola yang terurai panjang, diusapnya kepala Mola dengan lembut, berharap Mola segera tenang.
"Kak?" Panggil Mola, membuat Gino melepaskan semua sentuhan di tubuh Mola.
"Kenapa?" Jawab Gino dengan nada yang begitu menenangkan hati.
"Kakak kenapa baik banget sama gue?" Mola perlahan menghapus air mata dipipinya.
"Gue bisa jelassin, tapi bakalan ada yang kehilangan, kalo sampe gue bertindak terlalu jauh" Jawaban Gino lantas membuat Mola heran.
"Hah?" Mola refleks dengan apa yang di ucapkan Gino.
"Iya Mol, kalo gue sampe bertindak terlalu jauh sama Lo, pasti ada yang bakalan kehilangan" Jawaban Gino masih tetap membuat Mola bingung.
