Badmood

31 6 134
                                    

Sebelum baca part ini, mel saranin kalian balik lagi ke part sebelumnya yaa:)

Nanti kalian lupa alur, gegara mel udah lama banget gak update:)

Minta tolong koreksi tulisannya ya:)
Makasih❤️

Happy reading !

***

Mola tersenyum sesaat setelah Nayla turun dari panggung, menunjukkan penampilan terbaiknya hari ini.
Mola perlahan berdiri dari duduknya, membuang nafas lega, segera menghampiri Nayla yang sudah disambut juga oleh ke-5 sahabatnya yg lain.

"Gilaa bagus banget lo Nay" Mola menepuk bahu Nayla, sesaat setelah datang ke hadapan Nayla.

"Iya Nay, nyampe banget lagu lo tadi ke ubun-ubun gue" Ucapan Desya membuat yang lainnya memutar bola mata kesal.

"Ubun-ubun, bapak lo ubun-ubun" Ersya menepis bahu Desya geram.

Desya hanya pasrah memegang tangannya yang sedikit pedih di tepis oleh Ersya.

"Guee duluan yaa, takutnya masih ada kerjaan" pamit Mola sesaat kepada ke-5 sahabatnya yang masih berbincang dengan Nayla.

"Yaelah moll" ucapan Mola langsung disambut Nayla dengan ekspresi cemberut.

"Osis lagii, yaelahh" sambung Ersya memasang muka sama masamnya seperti muka Nayla.

"Yaa bukan gue aja, Intan juga tuhh" Mola menunjukkan mulutnya ke arah Intan.

"Ayo Ntan" lanjut Mola.

"Iya nihh, duluan yaa" Intan langsung sigap merespon Mola.

"Hmmm" jawaban serempak dari ke-5 sahabatnya, sedikit kesal mungkin.

Sebenarnya Mola juga sudah sedikit malas dengan pekerjaan-pekerjaan OSIS yang membuatnya serasa ingin enyah dari bumi ini, manapula dia harus bertemu sejenis makhluk astral yang menyebalkan.

Acara sudah hampir selesai, beberapa penampil sudah sampai di babak semi final. Mola dan para pengurus OSIS lainnya merasa sangat bersyukur, karena acara ini akan selesai dengan sempurna.

Mola berjalan menuju kantor, dengan setumpuk proposal ditangan kanannya yang ia dekap di bagian kanan dadanya. Kemudian Mola duduk di depan kantor, dan meletakkan semua proposal yang ia bawa di samping tubuhnya.

"Kalo waktu bisa gue cepetin, udah gue selesain ni acara" Gumam Mola yang sudah merasa cape.

Tiba-tiba suara langkah kaki membuat Mola menoleh ke arah dimana langkah itu datang mendekati nya.

Saat dilihat, ternyata AL akan datang menghampirinya, Mola langsung beranjak dari duduknya, namun lagi-lagi ucapan AL menghentikan pergerakannya.

"Jangan coba-coba pergi" Ucap AL yang berhasil membuat Mola berhenti melangkah.

Mola memejamkan matanya kesal, sedikit mengeraskan pegangannya terhadap proposal yang ia bawa.

Mola membalikkan badannya, dan berucap "Mau apa sih?".

"Mau lo" jawaban singkat itu membuat Mola tidak bereaksi apapun, selain berdiri kaku didepan AL.

AL mendekati tubuh Mola, dengan kedua tangan di dalam saku celananya.

"Udah gak usah marah-marah, gue gak suka" Singkat, tapi percayalah AL berbicara seolah-olah dirinya selalu benar, dan tidak pernah melakukan kesalahan.

"Gak usah sok manis di depan gue, lagian lo mikir, mudah banget lo ngomong gitu, sedangkan kalo posisinya dibalik, mungkin lo juga bakal ngelakuin hal yang sama, seperti apa yang gue lakuin. Jadi please AL, gue harap lo gak usah ganggu gue dulu. Paham kan?" Mola menuangkan sisa amarahnya terhadap AL.

AL hanya melipat bibir bawahnya, dan mengangkat satu alisnya lalu bilang "Kalo lagi marah gini" seketika AL mendekati kuping Mola lalu lanjut bicara "Cantiknya nambah" bisik AL setelah itu.

Mola hanya terdiam dengan muka penuh amarah, dan ocehan di dalam batinnya~  baru nemu spesies kek gini di dunia, keras kepala, egois, emang dasar manusia bau pesing, ngeselin bangettttt si orang kayak loooooo!" Selebihnya Mola hanya bisa menggerutu di dalam hati.

"Kenapa diem?" Tanya AL dengan senyuman menyebalkan.

"Masih kangen sama gue?" Lanjut AL merayu Mola.

"Atau.." belum selesai berbicara, telunjuk Mola refleks menahan bibir AL lalu bilang

"DIEM GAK LO?!"

Lalu AL malah mencium lembut telunjuk Mola, seketika Mola langsung membulatkan matanya, dan segera melepaskan jari telunjuknya dari bibir AL.

"Nyuruh diem sih nyuruh diem, gak usah pegang-pegang juga kali" AL terus berucap, membuat kuping Mola panas dan tidak keruan.

"Apa si? Gak jelas tau gak!" Mola segera pergi meninggalkan AL.

AL hanya tersenyum, sembari memperhatikan wanita mungil itu pergi dari hadapannya dengan gelagat menggemaskan.

"Ih kenapa sih harus megang bibirnya tadi?"

"Kok gue bego banget si?"

"Malu-maluin tau Mola astaga"

Mola terus menggerutu sembari berjalan tidak tau arah. Hingga akhirnya Mola menabrak Gino yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya.

Ketika itu pula semua proposal jatuh berserakan.

Brukkk (suara proposal yang jatuh)

"Ah oh my God" Mola langsung menunduk, dan membereskan proposal yang jatuh, tanpa melihat siapa orang yang ia tabrak.

"Perlu bantuan?" Ucapan itu kemudian baru membuat mata Mola melihat ke arah orang yang ditabraknya.

"Kak Gino" gumam Mola, lalu Mola segera berdiri, dan meminta maaf atas kecerobohan yang ia lakukan.

"Gak usah kak, aduh kak aku minta maaf banget ya kak, aku tadi gak liat jalan soalnya" Mola merasa begitu bersalah terhadap Gino.

"Lucu banget si lo" Gino tidak menghiraukan sedikitpun permintaan maaf dari Mola, justru Gino malah fokus terhadap gaya bicara Mola, dan wajah Mola yang menggemaskan ketika meminta maaf.

Seketika Mola pun tidak bisa mengekspresikan wajahnya ketika Gino berbicara seperti itu kepadanya.

"Lo lucu banget" Ucap Gino, lalu menyelipkan rambut Mola kebelakang telinganya.

"Hehe" tawa gugup itu, membuat Mola tidak bisa menatap Gino, rasanya gugup sekali diperlakukan seperti itu.

"Kenapa? Lo cape?" Tanya Gino yang heran kenapa Mola hanya diam dan tersenyum gugup.

"E-enggak usah kak, makasih banyak, t-tapi.." belum selesai berbicara Gino langsung memotong ucapan Mola dan bilang

"Sutzz.. hei, gue tau lo cape, ayo kita makan dulu, dehidrasi, sakit deh ujung-ujungnya, udah mendingan kita makan dulu yok?" Ajak Gino sembari menggenggam tangan kiri Mola.

Mola belum mengiyakan tawaran itu, tapi di belakang Gino sudah ada suara menyeramkan yang sering Mola dengar. Dia bilang..

"Lepasin tangan cewek gue, gak usah cari mati!"

Iyaa benar sekali, itu AL. Gino yang mendengar suara itu malah menarik tubuh Mola mendekat kearahnya, dan tersenyum menantang.

Mola sudah punya pirasat buruk tentang ini semua, rasanya moodnya hari ini begitu hancur berantakan.

Dan benar saja...

***

Haii?
Apakabar?
Seneng banget bisa nulis satu chapter dalam kurung waktu se-abad🌚😌

Capek banget😭👍 hihihi enggak-enggak, maaf banget tapi aku baru sempet nulis chapter lagi, dan aku pun belum sempet feedback 🙃 aku minta maaf banget😌🙏

Gimana chapter ini? Masih inget gak sama ceritanya? Apa udah lupa?
Hmm, Mel harap kalian masih inget, dan setia nungguin AMAPOLA.

Makasih udah mampir, and see you❤️

Salam Author
     Mela M

AMAPOLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang