Jebakan Tersurat

284 86 403
                                    

Hari-hari Mola rasanya begitu suntuk, semua yang dia lakukan rasanya tidak ada guna, semua yang bertemu dengannya rasanya ingin dia hilangkan saja.

Hari ini Mola memurungkan dirinya di kantin sekolah, pasca istirahat. Duduk sendiri, bahkan tidak menyapa teman-temannya sedari tadi pagi.

Selama 5 jam pelajaran tadi pun rasanya tidak digunakannya untuk belajar, digunakannya untuk melamun dan sekedar memainkan pena, melukis hal yang tidak penting dibagian buku belakang nya. Apa kamu pernah?

Dan sekarang, dia duduk seorang diri di kantin sekolah, meminum segelas air dingin, terus memutar-mutar sedotan diatas gelas yang di pegang nya, sembari pandangan mata tetap kosong.

Tiba-tiba ada yang membangun kan tatapan kosongnya, seorang lelaki membawa sebuah gelas berisi minuman segar, dan duduk di depannya. Membuat Mola berhenti memandang semua dengan kosong, dan mulai berbicara.

***

Mola terbangun dari lamunannya, setelah AL duduk dihadapannya, dengan membawa satu gelas minuman segar.

"Astagfirullah" Ucap Mola kaget, dan berkali-kali mengedipkan matanya.

"Males banget gue sumpah" gumamnya, sembari berniat pergi dari kursinya.

Tiba-tiba AL membuat niat Mola untuk pergi dari kantin gagal.

"Sekali lo langkahhin kaki Lo, pergi ninggalin gue disini, awas aja Lo !" Ucap AL dingin, sembari tetap meminum dan menggigit sedotannya.

Mola duduk dengan suara " blukk...blukkk"(duduk tidak ikhlas guys) dan suara tangan (bluk plak) tangan menampar meja.

"Oww, biasa aja dong" Ucap AL sembari tertawa kecil, melihat perlakuan Mola seperti anak kecil.

"Nah aku duduk nah, mau apa? Mau main catur? Main bekel? Baca buku? Buku apa? Hah, atau mau apa hah?" Mola berbicara tanpa jeda, menunjukkan begitu kesal dirinya terhadap AL.

"Lo tanya, mau gue apa?" Jawaban AL memang singkat, tapi sontak membuat Mola tiba-tiba gugup.

"E-ee...e-ee , y-yaa iyaa" jawaban Mola dengan raut muka yang begitu lucu.

"Gue, mau lo tatap muka gue sekarang !" Ucap AL sembari langsung menatap mata Mola dengan serius.

Mola langsung kaget dengan ucapan AL.

"Hah? T-tatap mata? Mesum banget sih hidup lo. Gaada kemauan lain apa" Mola mengelak, dan berbicara sembari melihat ke arah lain.

"Lo kalo lagi panik makin cantik" Lontar kata itu membuat Mola semakin merasa tidak bisa mengendalikan raut mukanya. Apalagi AL baru kali ini berbicara semanis itu, dengan tatapan dan bibir yang tersenyum lebar, dengan mata sipitnya.

"Hah? I-i iii" Mola gugup.

"IHHHH.. berenti ngomong kek gitu, gue gigit lo, baru tau rasa" lanjut Mola, sembari menutup kedua mukanya menggunakan kedua tangannya.

Tiba-tiba AL berdiri dari duduknya, dan naik ke atas kursi lalu berbicara sekuat mungkin, dengan tangannya yang di tekuk di depan bibir.

AMAPOLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang