Hati, bukan Logika.

187 67 207
                                    

Sekolah tiba, kerumitan otak bertambah, tugas demi tugas membuat lelah. Itulah yang dirasakan seorang siswa, kadang suka kesel, pengen nyerah, pengen berusaha bodoamat, tapi susah beribu susah, keseriusan harus tetep dijaga, katanya sih demi gapai cita-cita:).

***

Tepat juga hari itu AL tidak masuk sekolah, secara langsung Mola bebas dari belenggu gangguan AL. Tapi rasanya ada yang aneh dengan perasaan Mola, hatinya merasa tidak tenang, hatinya seperti tidak terima untuk tidak bertemu dengan AL hari itu.

Mola kenapa?

***
"Woeeyy Mol" Panggil Nayla dengan alakadarnya kepada Mola yang sedang duduk di depan kelas.

"Apaan si?" Jawab Mola sedikit kesal, karena Nayla mengganggu Mola yang sedang melamun.

"Eh dahh, lo kenapa sih?" Tanya Nayla, kemudian duduk di samping Mola.

Tiba-tiba Ersya datang dan langsung menyambat pembicaraan.

"Iya Mol, ngapain sihh badmood segala, lo PMS?" Tanya Ersya yang baru datang dan menyambat pembicaraan.

"Udahh! apaan sih, lo pada gak jelas tau" Kemudian Mola hendak pergi dari kursi, tapi Adzana, Desya, Talita dan Intan Menghentikan langkah Mola.

"Ehhhhh stoppppppppppppp" Ucap Adzana, Desya, Talita, dan Intan secara bersamaan.

"Hadehhhhhhh, apaan lagi sih?" Ujar Mola semakin kesal.

"Kita, ada kabar gembira buat lo" Ucap Talita kepada Mola.

"Gembira yang luar biasa gembira, ra ra gembira, jrenggg gembira" Tambah Adzana.

"Gembiiiiiiiiiiiraaaa banget" Ucap Intan dan Desya.

"Okee stopp, kenapa sih? Apaan berita apaan?" Tanya Mola yang kemudian semakin kesal.

"Kak AL gak masuk sekolah, dia sakit" Ucap Intan dengan lembut.

"YaAllah gue kira apaan" Ucap Nayla yang daritadi juga ikut penasaran.

"Iyaa, ihh sumpahlahh ngeselin Lo pada" tambah Ersya.

"Bentar-bentar, sakit? Gak masuk sekolah? Kalian gak boong kan?" Mola bukan berjingkrak senang, tapi seolah-olah begitu cemas mendengar ucapan Intan.

"Iyaa Mol, harusnya lo seneng dong" ujar Desya.

"Bener banget tuh, gak ada yang gangguin lo lagi belajar, gak ada yang maksa-maksa lo pergi kalo istirahat, pokonya untuk hari ini lo bebas dari belenggu dia Mol" Papar Talita kepada Mola.

Mola hanya tersenyum setengah cemas, perasaannya campur aduk, antara harus senang dan cemas. Entah kenapa hati Mola terus berlawanan dengan pikiran Mola.

***

Selang beberapa menit dari kejadian di depan kelas tadi, saat ini Mola sedang ada di taman sekolah, memegang handphone dengan terus bolak-balik cemas.

"Telpon enggak, telpon enggak, aduhhh gue kenapa sihh?" Ucap Mola Yang sedari tadi sedang bingung apakah harus menelpon AL atau tidak.

AMAPOLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang