0. P R O L O G

10.7K 403 6
                                    

For the first time after I went on hiatus

Kedua, untuk cerita saya yang nunggak
Ketiga, untuk kelian pembacaku yang masih dan akan tetap ingin tahu kelanjutan cerita saya yang lain, dengan berbesar hati saya pending
Keempat, tangan saya sudah gatel untuk segera mempublish cerita ini.
Kelima, Don't miss my story

🌼🌼🌼🌼🌼🌼

































"Kita buat kesepakatan, gimana?" Ujar Badra setelah meletakkan gelas berisi minumannya

"Kesepakatan apa? Jangan aneh-aneh kamu." Balas Gania takut-takut

"Kesepakatannya gampang kok, malah saling menguntungkan banget buat kita." Jelas Badra lagi

"Apaan? Cepetan bilang kenapa." Pinta Gania tak sabar

"Kita bikin kesepakatan bersama, kamu nikah sama aku, gimana? Kesepakatan yang saling mengutungkan kan. Aku nikah sama aku status kamu yang katanya perawan tua berakhir dan aksi perjodohan dari orang tuaku berhenti juga." Jelas Badra akhirnya "Dan pernikahan ini tergantung dengan hati kita, kalo lo udah capek kita selesai—nanti gue buatin surat kesepakatan deh lo mau kann Gan—"

"Buset! Sialan. Ngga mau aku nikah macem apaan itu? Aku ngga mau nikah cara kayak gitu. Nikah itu cukup buat sekali kalo bisa langgeng sampe sama-sama menua?!" Tembak Gania setelah perkataan Badra ia potong

"Mau kamu gimana? Namanya kesepakatan bersama tuh ya gitu ambil jalan tengahnya, gimana? Kamu setuju?" Tanya Badra lagi

"aku mau nikah, asal kesepakatannya aku juga buat, kalo aku nggak srek, aku coret." Gania tak mau kalah

"Oke—artinya kamu setuju kan?" Badra meminta kejelasan pada Gania

"Iya, aku oke."

"Besok kamu ke apartemen ku, aku tunggu disana." Pinta Badra

"Idihhh—ogahhh, ngga ada sejarahnya sel telur nyamperin sperma dulu ya, Dra." Tolak Gania mentah-mentah

"Astaga Tuhan! Aku yang jemput kalo gtu!"

"Oke, jam 12 teng."

"Oke!" Setuju Badra sembari mengangkat gelas minumannya lagi

"Tuhan! Ngimpi apa aku semalam." Ringis Gania

"Bawel—aku yakin nanti kamu bakal bahagia nikah sama aku."

"Semoga ya—" Doa Gania

"Aku cium kamu ya disini!" Ancam Badra dan Gania hanya memutar bola mata jengah

Kesepakatan yang bertajuk bersama itu suatu saat yang akan mengantarkan sebuah perasaan satu sama lain, bagaimana akhir sebuah hubungan mereka yang ternyata satu sama lain menyembunyikan sebuah rahasia terbesar mereka berdua tak ingin mereka tahu sama lain, namun malah terkuak di suatu saat.

Berjalan sesuai harapankah rencana yang tiba-tiba terlintas di pikiran Badra kala itu?

RINDU DALAM HATI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang