Hamil
Ya Gania dan Badra akhirnya kembali di karuniai sebuah rejeki yang luar biasa oleh Tuhan. Gania kembali dipercayai oleh sang maha kuasa, kehamilan Gania kali ini benar-benar membuatnya harus pintar-pintar membagi perhatianannya kepada putranya Brian dan suaminya yang sama-sama tak mau mengalah hanya untuk mendapatkan perhatian dari Gania.
Diumur Brian yang sebentar lagi akan menginjak umur dua tahun, bahkan Brian sudah pandai menolak dan meminta keinginannya. Apalagi sudah bercanda dengan sang Ayahnya atau mulai bertengkar dengan sang Ayah.
Sebenarnya kehamilan Gania tak begitu menyulitkan seperti saat hamil Brian, namun ia hanya tak bisa menahan diri bila mual mulai menghampirinya sedangkan Brian tak ingin di tinggal dan di gantikan siapapun.
"Adek, disini dulu ya—Mama panggilkan Mbak Sisi dulu ya buat jaga,"
"Ndak aukk, Mama!"
"Lohh, Mama kan mau bangunin Papa nanti Papa nggak bisa sholat dimarahin Tuhan." Ujar Gania pada sang Anak
"Ndakk auuukk, Mamaaa!" Jerit Brian lagi
"Eh ada apa? Kok Adek teriak-teriak?" Sahut Badra yang baru saja turun dari lantai atas
"Papa—mamam akall, Iyan."
"Enak aja Mama yang nakal, kan Mama udah bilang mau bangunin Papa." Gania tak terima Brian malah mengadu pada sang Papa
"Udah, aku udah bangun udah sholat juga—kamu istirahat aja biar Brian sama aku, Ma."
"Ya udah, jangan ribut ya tapi. Kepalaku pusing banget." Keluh Gania
"Mau aku pijetin dulu?"
"Enggak usah, Pa. Aku butuh tiduran aja."
"Ya sudah, istirahat gih." Gania mengangguk "Yuk, boy kita main sama Papa." Kemudian Brian pun langsung menerima uluran tangan Badra
🌼🌼🌼
"BRIAAAANNNNNNN!" Teriak Gania kaget saat tahu sang putra dengan asik bermain tanah basah "Allahuakbar, Brian ya Allah nak, kenapa mainan tanah sih—Mbakkk—Mbak Sisi," Panggil Gania pada Nanny Brian
"Iyaa Bu, sebant—Astagfirullah Adek!" Kaget Sisi juga saat tahu Brian sudah main Tanah "Maaf Bu, tadi saya lagi buatin susu buat Adek enggak tahu udah sampe taman." Sisi meminta maaf tak enak
Gania menarik nafas dalam untuk mengatur emosinya. "Gapapa, Mbak—tolong dimandiin yaa Mbak."
"Baik, Bu."
"Yuk Dek, kita mandi dulu." Ajak sisi yang mendapat gelengan kuat dari Brian
"Ndakk aukkkk, Mamama"
"Adek ayo mandi dulu, nanti nggak Mama kasih permen lagi loh,"
"Men?" Brian menatap Gania dengan tatapan polos
"Iya, mandi dulu ya sama Mbak Sisi."
"Ndii—sii ndii," Girang Brian
"Yuk, Mandi sama Mbak dulu ya nanti dapat permen," Ajak Sisi dan akhirnya Brian mau diajaknya untuk mandi
Melihat kejadian seperti tadi bukan hal yang pertama kali, kelakuan tengil Brian seperti ini pernah membuat Gania menangis benar-benar menangis, skincare yang baru saja ia beli harus ia ikhlaskan Karena tangan jahil sang putra, dimainkan dengan tanpa dosa.
Gania benar-benar menangis namun nasi sudah jadi bubur, ia memang harus merelakan skincare barunya itu. Meski saat itu ia mendapat kikikan tertawa Badra Karena ulah putranya dan sukses Gania kesal. Tapi sekesal apapun mendiamkan Brian bukanlah tindakan apik dan menghiraukan sikap lucu putranya adalah hal yang tak bisa Gania lakukan cukup dengan bapaknya saja ia mendiamkan Karena sudah puas menertawakan meskipun begitu Badra diam-diam kembali mengggantikan skincare milik istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU DALAM HATI (SELESAI)
Romance(21+) Terjebak di usia rawan dan sudah pantas untuk segera menikah, Gania Vandella harus selalu di hadapkan dengan berbagai kosakata indah yang memohok hatinya. Namun, Gania tetaplah Gania masa bodoh adalah nama tengahnya tak perduli berapa pun oran...