Akhir-akhir ini mood Gania seperti arus yang di ombang-ambingkan, bagaimana tidak seminggu lagi adalah acara pernikahan antara Gania dan Badra, namun malah pihak dari calon pengantin laki-laki masih santai dan masih sibuk dengan pekerjaan malah saja Badra mengambil proyek di Surabaya.
Awalnya Gania sudah mewanti-wanti Badra agar segera mengambil cuti karena seminggu lagi mereka sudah akan melangsungkan pernikahan, pada akhirnya Gania terpaksa melakukan fetting baju pengantin yang terakhir bersama keluarganya dan keluarga inti Badra, sungguh calon suami yang baik bukan.
"Udah ngga usah cemberut mulu, bentar lagi nikah masak cembetut terus." Hibur Mbak Milli
"Ya Tapikan tetep aja ngeselin Mbak, dia kan bilangnya secepatnya nyelesaiin urusan kerjaan, taunya malah dia pergi keluar kota, mana ngga bilang dan ngeselinya lagi aku taunya dari Bunda, Mbak." Isak Gania setelah selesai mengepas baju kebayanya
"Iya Mbak tahu, yang kamu rasain. Ini namanya cobaan pas mau nikah, cobaan awal kamu harus sabar, orang mau ibadah emang banyak godaannya, nah kaya kamu ini, udah ah—ngga usah nangis-nangis lagi." Milli menghibur Gania
"Ya abisnya Mas Badra itu kaya ngga niat padahal nikahan udah seminggu lagi dan dia masih aja ker—"
"Mama, telpon bunyi-bunyi." Teriak Malika putri kedua Milli
"Makasih Malika." Si kecil itu mengangguk gemas "Eh—Badra, Ni." Milli memberikan tahu bahwa yang menghubunginya adalah adik iparnya
"Hallo, Dra. Ada apa ya?."
"Mbak apa masih di tempat butik?." Tanya badra
"Oh masih Dra, semua disini, ini kan fetting terakhir." Milli mengingatkan
"Mbak, Badra mau on the way ke tempat butik, titip Gania ya jangan kasih tahu ke dia juga, kayanya dia beneran marah banget sama aku." Badra menjelaskan
"Oh—iyaa Dra, Mbak jagain kok. Hati-hati." Pesan Milli
"Iya Mbak pasti, Badra tutup dulu." Pamit Badra
"Kenapa mbak? Mas Badra bilang apa? Kenapa ngga telpon di ponselku kok malah telpon di ponsel Mbak?." Gania membrondong pertanyaan
"Satu-satu kenapa, Ni nanyanya. Badra cuman bilang titip kamu gitu aja, udah." Bohong Milli
"Kirain kenapa, yaudah aku mau coba kebayaku yang lain dulu, titip tas ya Mbak." Ijin Gania
"Iya, sana."
🌼🌼🌼
Gania sedang mematut dirinya pada kaca besar di depannya sesekali ia mengecek bagian mana yang kurang pada gaunnya, namun saat dirinya akan memutar ke arah kanan, sepasang tangan kekar melingkar tepat di pinggangnya, tak hanya tersentak kaget, Gania berpikir siapa yang berani memeluknya seperti ini.
"Maaf, aku baru bisa pulang, aku kangen." Bisik suara berat yang memeluk Gania
"Mas—astagfirullah, bikin kaget aja, lepas!" Pinta Gania dengan kesal
"Nggak, 10 menit aja." Tawar Badra
"Ngga ada, sanaan ah—cobain tuh baju pengantin kamu, aku udah selesai mau pulang." Putus Gania cepat
"Maaf." Kata Badra lagi masih tetap memeluk pinggang Gania erat "Aku tahu aku salah, aku pergi ngga ada bilang kamu, pekerjaanku urgen di sana, mau nggak mau aku memang harus turun tangan." Jelas Badra lagi
"Oke terima kasih sudah manjelaskan mas, sekarang aku mau pulang capek, kamu fetting sendiri gapapakan." Balas Gania dengan tatapan datar
"El—" Panggil Badra setelah Gania melepas tangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU DALAM HATI (SELESAI)
Romance(21+) Terjebak di usia rawan dan sudah pantas untuk segera menikah, Gania Vandella harus selalu di hadapkan dengan berbagai kosakata indah yang memohok hatinya. Namun, Gania tetaplah Gania masa bodoh adalah nama tengahnya tak perduli berapa pun oran...