5. SURAT KESEPAKATAN

3.3K 270 12
                                    

Surat yang berisi beberapa point kesepakatan sudah siap di meja di apartement Badra. Tugas Gania adalah membaca dan menandatangani bila ada point yang tak sesuai dengan keinginannya juga ia memiliki hak untuk membantah. Seperti saat ini ia sudah duduk di kursi dengan serius ia membaca point-point yang tertera di selembaran kertas putih itu.

SURAT KESEPAKATAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Pihak Pertama :
Nama     : Badra Diwangkara Priyambada
Alamat   : Griya Mandala Residen, Jl. Kehormatan Blok A No.19 Rt.002 Rw.08, Jakarta Selatan, Indonesia, 11510

Pihak Kedua :

Nama     : Gania Vandella
Alamat   :Perumahan Kayangan Baru, Gang. Bimasakti, block C6 Rt.001 Rw.05, Jakarta Selatan, Indonesia, 11510

Dengan surat kesepakatan di bawah ini yang harus di tanda tangani oleh kedua belah pihak yang bersangkutan dengan di saksikan pengacara ;

1. Pihak Pertama akan memberikan nafkah lahir dan batin termasuk harta yang tertera untuk pihak kedua.

2. Setelah menikah pihak kedua tidak diperkenankan menolak urusan suami istri termasuk melayani dalam hal apapun.

3. Tidak menyembunyikan masalah apapun dari yang terpribadi dan umum berlaku untuk kedua belah pihak.

4. Tidak terikat hubungan dengan orang lain antara pihak pertama dan pihak kedua.

5. Tidak ada perceraian di pernikahan antara kedua belah pihak atas keinginan pihak kedua.

Kesepakatan di atas di tulis dengan keadaan sadar oleh pihak pertama.

Tanda Tangan
Pihak Pertama 

(Badra Diwangkara Priyambada, S.E.)

Tanda tangan
Pihak Kedua

(Gania Vandella, S.S.)

Tanda Tangan
   Pengacara

(Haryo Samsyudin, S.H.)

Vandella membaca tiap point yang terdapat pada selembaran kertas putih itu. Beberapa point ia setuju namun ada satu point yang menganggu ketenangan otaknya. Vandella memang tak memungkiri bahwa seorang istri memang sudah menjadi hak sang suami, namun kali ini masalahnya beda dengan yang orang lain alami. Saling mencintai, menikah, menikmati malam pertama, bulan madu, dapat momongan tapi tidak untuk Gania. Ia memulai hubungan dengan Badra dengan cara yang paling anti mainstream.

"Ada yang mau perbaiki?" Tanya Badra saat seusai ia melihat Vandella selesai membaca

"Ada, jelas ada bapak Badra yang terhormat." Sarkas Gania

"Apa, mana?"

"Point nomer 2." Ujar Gania cepat

"Oh tidak bisa El, itu sudah hukum alam, ngapain aku ngajak kamu nikah kalo nggak ada yang ngelus-ngelus aku tiap tidur, iya tidak Pak Haryo." Bela Badra meminta dukungan pada pengacaranya

"Ya benar, Pak."

"Ya tapi kan—"

"Ssttt—cepat tanda tangan. Yang penting kan dana dari aku lancar." Seloroh Badra lagi "Lagian masih mending aku minta itu daripada aku minta kamu resign." Santai Badra menambahi

RINDU DALAM HATI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang