32. TANDA-TANDA

3.1K 215 10
                                    

Sudah seminggu berlalu semenjak kepulangan Gania dan Badra dari honneymoon singkatnya, Badra selalu mengeluh pusing kala setiap pagi menjelang membuat Gania terserang rasa khawatir.

Namun saat siang menjelas, tubuh Badra kembali segar seperti tak mengalami rasa pusing dan meriang ditubuhnya dan Badra tambah manja pada Gania. Selalu ingin dipeluk Gania lebih lama, itu semua membuat Gania semakin khawatir dan merasa aneh, suaminya itu tak biasanya bersikap seperti ini.

Gania lantas meraih ponselnya segera mendial nomer ibu mertuanya, apa suaminya itu pernah memiliki penyakit yang aneh bila setiap hari tepatnya pagi Badra tak bisa ia tinggal dan selalu mengeluh badannya meriang.

"Hallo, Assalamualaikum Bunda," Salam sapa Gania

"Wa'alaikumsalam, iya ada apa Nak?"

"Bunda Gania mau nanya—Mas Badra pernah ada sakit apa? Setiap pagi katanya badannya meriang dan pusing kalo Gania tanyain dijawabnya enggak ada riwayat sakit apapun, Bunda." Cerita Gania

"Setahu Bunda, Badra anaknya sehat-sehat saja deh El, kalian udah priksa kedokter?"

"Belum Bunda, Mas Badra setiap aku ajakin nolak mulu katanya cuman meriang biasa pasti sembuh—Aku sampai capek buat ajak kerumah sakit."

"Ya sudah nanti biar Bunda yang nenggok kerumah ya, Nak." Ujar Shopia

"Iya, Bunda."

"Assalamualaikum," Pamit Shopia

"Wa'alaikumsalam."

🌼🌼🌼

Gania kembali naik keatas untuk melihat sang suami sudah beranjak bangun atau masih bergelung mesra dengan selimut. Namun, nyatanya Gania masih melihat suaminya bergelung mesra dengan selinut tebalnya.

Gania meletakkan punggung tangannya pada dahi Badra, tidak panas hanya hangat didahinya namun suaminya terlihat sangat lemas terlihat.

"Mas bangun dulu," Gania membangunkan Badra dari tidurnya

"Hhmmbbb—" Gumam Badra "Ayy, peluk aku deh." Pinta Badra

"Makan dulu ya Mas, nanti kalo abis makan aku peluk lagi." Tawar Gania

"Pahit banget Ayy—aku ini kenapa ya, begini terus."

"Makanya nanti periksa kerumah sakit ya, biar tahu penyakit apa ini, biar Mas nggak rintih sakit lag—"

"Nggak mau, udah gapapa dapet pelukanmu aja udah sembuh, nanti." Gania berdecak kesal

"Bisa-bisanya cuman anggep enteng kalo ada apa-apakan aku yang sedih." Batin Gania berkata

"Ya udah kalo gitu makan dulu buburnya sama madu angetnya, bubur yang ini ada sayur karenya jadi ada rasa gurihnya." Gania menawari Badra

"Siapin, ya Ayy." Ganiapun patuh mengangguk

🌼🌼🌼

Dua Minggu sudah sejak pasca Badra mengalami badan meriang dikala Pagi hari dan sekarang ditambahi mual yang tak berkesudahan, Badra tak lagi suka mencium aroma ayam goreng yang menggugah selera, Badra tak lagi bisa memakan ikan goreng seperti favoritnya, pokoknya tentang hal-hal yang berbau amis Badra hindari.

Bahkan tingkat makan Gania semakin meningkat tanpa ia sadari dan sekarang Gania pun juga ikut-ikutan teler jadi Gania dan Badra sama-sama merasakan hal aneh pada tubuhnya.

Maka dari itu Shopia dan Ellie menjadi seseorang yang mengatur kegiatan rumah itu disaat Gania dan Badra tak bisa menghadapi setiap pagi menjelang.

RINDU DALAM HATI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang