"Ah—tidak apa-apa pak, saya jug—Badraa?" Panggil seseorang itu
"Cyintia?"
"Apa kabar?" Tanya Cyintia akrab dan menyerbu pipi Badra
"Lebih baik dari yang dulu." Tenang Badra
"Kok jalan sendiri? Masih sendiri?" Tanya Cyintia ingin tahu
"Sorry ya Cyin, aku buru-buru banget." Badra mengalihkan pembicaraan
"Eh—Dra, tunggu."
Badra menaikkan alisnya. "Ada apa lagi?"
"Boleh bagi kontak kamu?"
"Batara, kasih kartu nama saya." Segera Batara memberikan kartu nama Badra
"Gue duluan, Cyin." Pamit Badra
"Iya hati-hati."
Badra lekas pergi dari hadapan Gania, rasa tak biasa menyergap relung hatinya. Seperti ada yang tak akan baik-baik saja setelah ini.
"Batara, bila Gania tanya tolong rahasia kan ini." Batarapun mengangguk menyanggupi
🌼🌼🌼
Badra masuk ke dalam rumah, terlihat suasana rumah sudah sangat sepi terlebih lampu ruang tamu sudah gelap menandakan bahwa Gania sudah tertidur.
Tapi tidak, netra Badra menangkap Gania tertidur di sofa dengan televisi yang masih menyala. Gania menunggunya pulang.
"Sayang?" Panggil Badra
"Ehmm—"
"Bangun yuk, pindah ke kamar." Ajak Badra
"Eh—kamu udah pulang?" Tanya Gania dengan mimik wajah nyawa belum sepenuhnya kembali
"Udah—maaf ya aku kemalaman lagi pulangnya, mendadak relasiku majuin bahas proyek baru." Jelas Badra
"Aku mau tidur, Mas udah makan kan?" Gania mengalihkan pembicaraan
Badra mengangguk singkat. "Kenapa tidur disini? Kenapa ngga di kamar aja nontonnya."
"Aku ketiduran." Singkat Gania kemudian meninggalkan Badra yang masih tinggal di ruang tv
Lekas Gania menyiapkan baju ganti untuk Badra, meskipun rasa kesal melingkupi hatinya namun tetap tugas istri melayani suami.
Badra masuk ke dalam kamar dengan kemeja yang sudah di lepas kancingnya, wajahnya kusut dan terlihat lelah. Badra menghampiri Gania yang masih sibuk menyiapkan baju yang akan ia kenakan.
"Maaf, aku lupa ngga ngabarin kamu."
"Udah biasakan begitu." Enteng Gania "Udah jam setengah sepuluh, mandi gih abis itu istirahat." Pinta Gania dan Badra mengangguk tanda mengiyakan
🌼🌼🌼
Ponsel milik Badra berdering nyaring, sudah pukul 2 pagi dan tidur nyenyak mereka harus terganggu.
Badra mau tak mau harus segera meraih ponselnya yang masih berdering itu.
"Ehmm—siapa sih Mas?" Tanya Gania yang juga ikutan terbangun
"Ngga tahu, Ayy. Aku angkat dulu." Gania mengangguk dan sedikit menyingkir dari tubuh Badra namun Badra menahan Gania agar tetap memeluknya
"Hallo—dengan siapa?" Sapa Badra saat tahu bahwa yang menelpon nomer tanpa ada tanda pengenalnya
"Hallo, Badra ini aku Cyintia. Aku ganggu kamu ya?"
"Kira-kira telpon di jam 2 pagi begini, ganggu tidak?" Badra balik bertanya
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU DALAM HATI (SELESAI)
Romance(21+) Terjebak di usia rawan dan sudah pantas untuk segera menikah, Gania Vandella harus selalu di hadapkan dengan berbagai kosakata indah yang memohok hatinya. Namun, Gania tetaplah Gania masa bodoh adalah nama tengahnya tak perduli berapa pun oran...