Badra masuk ke dalam kamar pengantinnya setelah bertamu sapa dengan teman-temannya puas dan mengingat jam sudah menunjukkan hampir pukul 12 malam, mana lagi badannya terasa lelah dan pusing menderanya.
Badra membawa tubuhnya masuk ke dalam kamar dan saat itu juga ia tak menemukan sang istri tapi telinganya mendengar suara air dari dalam kamar mandi menandakan bahwa istrinya tidak kabur dari kamar pengantinnya, oke Badra mulai halu!
Laki-laki itu mulai meninggalkan kemeja putih yang masih mengantung sempurna di badan kekarnya itu. Sekarang hanya tersisa kaos polos putih dan juga celana panjangnya. Sembari menunggu Gania selesai Dengan aktivitas membersihkan diri, ia memilih menyibukkan dengan ponsel genggamnya.
"Pusing banget." Adu Badra
Kemudian netranya sudah kembali ke layar ponsel yang sedang rame dengan ucapan selamat dari temannya-temannya. Asik membaca chat-chat grupnya tanpa sadar Gania sudah keluar dari kamar mandi.
"Ma—Mas?" Panggil Gania canggung
"Hmm—ada ap—a, El."
"Gantian gih yang mandi, keburu malem banget nanti." Pinta Gania perhatian
"Triple shit! Makin pusing kepala gue liat El, cuman pakai handuk." Desau Badra dalam hati
"Ah—iyaa, ini mau mandi." Gugup Badra
"Aku siapin bajunya." Ujar Gania yang di angguki Badra yang setelahnya sudah masuk ke dalam kamar mandi.
🌼🌼🌼
Gania menatap nanar dan sedih, pasalnya koper yang sudah ia persiapkan malah di tukar oleh oknum tidak tahu diri siapa lagi bila bukan sang kakak dan kakak iparnya.
"Ya Allah, kaos kaosku kemana, masak bisa bermetamorfosis jadi lingerie tipis dan menerawang begini." Kesal Gania yang masih berselimut handuk itu
"Ngga, ngga bisa nih, ya ampun." Rengek gania
"Ada apa El? Kok belum pake baju?" Tanya Badra setelah ia usai melakukan pembersihan badan
"Emm–anu—mass, bajuku berubah jadi pakaian ngga ada akhlaknya." Jelas Gania malu-malu
"Emang kaya apaan? Coba sini liat."
"Masak Nia harus pake ini, Mas? Ngga mau ah nanti masuk angin." Tolak Gania mentah-mentah
"Yaudah mau pake kaos aku aja?" Tawar Badra dan Gania mengangguk senang.
Badra menghampiri kopernya yang di letakan dekat pintu masuk kamar mereka, dengan penuh keyakinan bahwa baju di kopernya aman lantas Badra membawa koper kecilnya ke atas tempat tidur, membuka zipernya dengan tenang, hingga akhirnya netra Badra harus membelalak kaget hanya kaos oblong dan boxer yang tersimpan di dalam kopernya.
"Perasaan semalem aku masukin tiga kaos kok sama kemeja navy, udah ngga ada." Ujar Badra bingung
"Kenapa mas?"
"Zonk." Balas Badra pasrah
"Haha?!"
"Keknya emang di tukar ini, El koper kita." Badra mulai curiga "Nah–emang bener kan, koper ku warna hitam ada gemboknya dan ini cuman pake ziper."
"Terus gimana dong."
Keduanya tampak berpikir diam. "Kamu pake kaosku aja kalo gitu." Tawar Badra
"Terus kamu pake apa?"
"Kamu ngga keberatan kan kalo aku half naked aja? Pake boxer." Tanya Badra terlebih dahulu "atau mau pake itu–lumayan kan nyenengin suami, El."
Wajah merah menghiasi wajah Gania. "Apaan sih, ogah. Kesenengan mata kamu dong." Tolak Gania bersikeras
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU DALAM HATI (SELESAI)
Romance(21+) Terjebak di usia rawan dan sudah pantas untuk segera menikah, Gania Vandella harus selalu di hadapkan dengan berbagai kosakata indah yang memohok hatinya. Namun, Gania tetaplah Gania masa bodoh adalah nama tengahnya tak perduli berapa pun oran...