Pindahan rumah Badra dan Gania di lakukan akhir pekan itu, terlihat riweh dalam rumah baru Gania dan Badra itu. Barang-barang baru datang tepat saat itu, untung Badra sudah mengisi beberapa barang terutama pada kamar pribadinya, tentu itu adalah hal yang privasi dengan Gania. Maka Badra mengatur sebaik mungkin dengan keinginannya dan Gania.
"Geser dikit ke kanan piguranya belum pas." Teriak Gania ikut mengatur
"Udah belum?"
"Udah, udah."
"Sofa kasurnya di taroh di depan tv aja kali ya Mas?" Tanya Gania pada Badra yang sudah mandi keringat
"Oke deh—San angkat, San."
"Ya masak gue yang angkat sendiri." Protes Iksan
"Gue bantu ini, bawel amat."
Sementara para ibu-ibu tentunya Mama dan Bunda Badra serta Gania sedang sibuk di dapur guna menyiapkan syukuran rumah baru Badra dan Gania, Karena makanan di pesan dengan Catering menatanya menjadi lebih singkat. Badra hanya menggundang beberapa tetangga terdekatnya saja guna untuk mengawali perkenalan Gania dan Badra di komplek baru itu.
"Kalian ini masih sibuk aja nata beginian, udah jam berapa belum pada siap?" Omel sang Bunda
"Ya urusin ini tante, dua ini ribet banget dari tadi." Bani menjawab omelan Sophia
"Lah lu janji bantu ngaret, dapet yang susah makin bawel." Unjuk Badra
"Udah, udah! Yang penting ruang tamu udah siap karpet-karpetnya kan?" Tanya Shopia lagi
"Udah, Bun." Jawab Badra
"Ya udah, yang lain nanti aja, keburu jam 4 ini, ayo El, Dra, siap-siap, Iksan sama Bani juga ayoo." Suruh Shopia membubarkan ke empatnya yang sedari tadi brisik masalah peletakan bingkai foto dan sofa
"Iyaa, Tante."
"Iya, Bun."
🌼🌼🌼
"Ayy, bajuku mana?" Tanya Badra seusai mandi
"Belum aku ambilin ya?"
"Belum lah,"
"Ya sudah sebentar, pake kemeja navy ini aja ya biar samaan?" Tanya Gania
"Iyaa, Sayang."
Sudah tak ada tampak malu-malu lagi bagi keduanya bila akan berganti baju, meskipun Gania harus menahan malu itu sudah menjadi kebiasaan sang suami yang sehabis mandi atau akan mandi melepas atau berganti di kamar. Gania mana berani bila memang waktunya teramat mepet seperti saat ini.
"Udah setengah 5 Ayy, aku kebawah dulu yaa, kamu jangan lama-lama." Pinta Badra yang sudah siap
"Iyaa, Mas. Ini tinggal pake hijab aja." Badra meninggalkan Gania di dalam kamar dan segera turun ke lantai satu
🌼🌼🌼
Acara syukuran berjalan lancar, para tetangga yang mereka undang datang semua, acara penyambutan para tetangga baru Badra dan Gania begitu ramah, serta ucapan-ucapan selamat dari para tetangga.
"Mbak Gania nanti harus ikut juga ya arisan ibu-ibu PKK ya sebulan sekali Mbak, Minggu kedua ya." Ujar Ibu-ibu yang bernama Bu Dendi itu
"Oh—iya, Bu pasti saya nanti akan ikut bergabung."
"Nanti kalo belum hafal nama-namanya ke rumah siapa, berangkat sama saya nggak apa-apa Mbak."
"Baik Bu—"
"Panggil Mitha aja Mbak." Ringis Mitha
"Ah—iya Mbak Mitha."
"Rumah saya, di samping pas rumah Mbak Gania ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU DALAM HATI (SELESAI)
Romance(21+) Terjebak di usia rawan dan sudah pantas untuk segera menikah, Gania Vandella harus selalu di hadapkan dengan berbagai kosakata indah yang memohok hatinya. Namun, Gania tetaplah Gania masa bodoh adalah nama tengahnya tak perduli berapa pun oran...