11. LDR SEMENTARA

4.9K 230 5
                                    

Baru saja menikmati masa-masa indah sebagai suami–istri, Badra dan Gania sudah harus terpisah, mau tak mau Gania merelakan Badra untuk terbang ke Surabaya melanjutkan proyek yang harus Badra pantau. Dengan membujuk Gania akan kepergiannya meski harus di luputi dengan tangisan Gania yang mendadak menjadi lebih manja beberapa hari ini.

"Udah ya yang nangis, ngga bisa aja batalin sayang." Bujuk Badra

"Ya udah kan, aku udah ijinin Mas pergi." Jawab Gania masih dengan isakkannya

"Kamu lagi isi ya Ayy? Beberapa hari ini jadi nggak kaya biasanya." Tanya Badra curiga

"Mana ada, aku lagi ada halangan juga." Jawab Gania sewot

"Pantes–" Badra mengernyit gemas

"Besok flight jam berapa akhirnya?"

"Jam 7 pagi, Ayy." Ujar Badra memberitahu "Udah sini, aku mau peluk istri ku." Pinta Badra pada Gania

"Seminggu doang kan di Surabaya?" Tanya Gania memastikan setelah masuk pada pelukan hangat Badra

"Iya cuman seminggu, Ayy."

"Ngga bisa cuman 3 hari?" Tawar Gania

"Hahahaha—dih nawar dia, ngga bisa dong sayang kan udah jatahnya seminggu aku disana. Aku disana nggak cuman ngontrol proyek aku tapi juga mau lihat perusahaan property Ayah disana." Badra menjelaskan dengan bibir yang tak berhenti menciumi kening Gania

"Jadi nggak bisa?"

Badra menggeleng gemas "kamu ikut aku aja gimana? Biar kamu nggak rewel begini Ayy."

"Ngga bisalah, kerjaanku gimana?" Tolak Gania

"Ya udah jalan tengahnya ya–kita LDR sementara, Ayy."

"Ya udah tapi kalo ada waktu senggang kasih kabar ya, Mas." Pinta Gania yang di angguki oleh Badra

Gania tak ingin menyia-nyiakan hari Minggu ini sebelum keberangkatan Badra, entah sejak kapan Gania rasanya tak ingin jauh sedikit pun dari Badra. Inikah yang di namakan CLBK CINTA LAMA BELUM KELAR rasa yang dulu mulai biasa saja setelah bertemu dengan Badra untuk pertama kalinya kala itu, Gania tak ingin mengelak bahwa detak jantungnya berpacu cepat dari batas normal. Cinta pertama dan berakhir menjadi suaminya takdir Tuhan itu lucu ya, ya awalnya tidak ingin berharap lebih malah Tuhan takdirkan untuk hidup bersama, Maha Adil bukan?

"Ngelamun aja kamu, ke rumah Bunda yuk, Ayy." Ajak Badra

"Boleh, ayo."

🌼🌼🌼

"Titip El ya, Ma, Pa, Bun." Ujar Badra sebelum berangkat menuju Surabaya

"Iya tenang aja, aman Nia kalo sama Kita, nak Badra." Jawab Mama Gania

"Kamu ngga usah khawatir El aman sama kita, ya kan jeung." Ibunda Badra ikutan menyela

"Mas, ati-ati- jangan lupa makan, kalo udah sampai kasih kabar." Pinta Gania mengingatkan

"Iya sayang," Badra menarik Gania agar bisa ia peluk

"Ngga rela bgt km pergi, tapi demi pekerjaan aku relain nih." Bisik Gania pelan dan hanya mendapat kekehan dari Badra

"Dah ya, aku masuk." Ujar Badra yang terakhir dan Gania pun mengangguk

Kecupan di kening serta bibir Gania menandakan bahwa perjumpaan mereka telah berakhir, tak lupa Badra juga berpamitan kepada orang tuanya.

"El, mau pulang ke rumah mama?" Tanya Ibunda Badra setelah Badra sudah benar-benar masuk

"Iya, Ma. Insyaallah kamis El, ke rumah ya nginep di sana, Bun."

RINDU DALAM HATI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang