(21+)
"El?"
"Yahh?"
"Aku mau kamu."
🌼🌼🌼
Gania memerah setelah mendengar permintaan Badra di pagi buta itu, dengan suasana intim seperti ini sudah pas untuk pasangan pengantin baru itu. Gania Mamang belum mengiyakan keinginan sang suami namun Badra pintar melemahkan Gania, mereka sudah sama-sama dewasa bukan. Jadi, kurang lebihnya sudah tahu tentang sex education versi dewasa itu seperti apa. Seperti saat ini belum di beri tanda hijau saja Badra yang nyatanya laki-laki normal sudah tak bisa menahan dengan diri untuk tidak memyerang leher mulus nan wangi milik Gania, Badra sudah menelusupkan kepalanya pada ceruk leher Gania sedangkan tangannya sudah berani ngelayap ke dalam baju Gania dengan mudah.
"Mas—" Panggil Gania yang mulai resah
"Hemmm—"
"Nanggung ihhh." Rengek Gania lagi yang kemudian membuat Badra lekas menarik wajahnya
"Nanggung apaaan? Aku mulai aja belum." Protes Badra
"Bentar lagikan waktunya chekout hotel." Gania menjelaskan
"Bisa sewa satu hari lagikan." Ujar Badra cepat setelahnya ia menjauhkan badannya dari Gania dan meraih ponsel yang berada di meja samping tempat tidur
"Hallo, Andre. Tolong reset ulang check out saya buat besok." Ujar Badra dengan orang di sebrang sana
"Siap, Pak."
"Hhhah!! Segampang itu?" Gania terbengong dengan barusan Badra lakukan
"Kenapa harus di buat susah?" Tanya balik Badra santai
"Iya-iya anak sultan sih."
"Kamu istrinya sultan." Jawab cepat Badra yang kemudian menarik tubuh Gania agar berbaring seperti tadi
"Awww—Masss!!!" Teriak Gania
"Bisa di lanjut kan yang tadi?" Gania menatap Badra lekat dan kemudian mengangguk kaku sedangkan Badra tersenyum senang
🌼🌼🌼
Suara lenguhan Gania memenuhi ruangan kamar hotel mereka, sedangkan Badra sedang asik di bawah sana, menikmati inti dalam Gania yang menjadi candunya.
"Hhmm..." Desahan Gania semakin meliar seiring dengan yang Badra lakukan pada inti Gania
Gania meliatkan tubuhnya, merasa sebantar lagi ia akan meledak namun Badra tetap melakukan tugasnya dengan apik. Setelah klimaks Gania meluncur bebas Badra mengangkat tubuhnya menatap lekat Gania yang kini sudah penuh dengan peluh akibatnya tadi.
"...i love you–" Bisik Badra dengan suara serak
"Ahh—i love, too." Balas Gania yang perhatiannya mulai terkecoh
Pelan tapi pasti keduanya sudah kembali larut dalam ciuman intim mereka, gairah keduanya kembali merangkak di permukaan. Pelan-pelan Badra mendorong juniornya agar bisa menebus di inti Gania, Badra tetap membuat Gania terfokus pada ciumannya agar istrinya itu tak begitu merasakan perihnya selaputnya ia trobos.
"Egghh—Mass!!" Teriak Gania dalam ciuman Badra dan tangannya mencengkram kuat lengan kekar Badra
"Tenang, rilex, sayang." Bisik Badra yang belum mengerakkan kepemilikannya
Badra ingin istrinya membiasakan dirinya agar lebih merasa nyaman lagi. Keterdiaman itu Badra manfaatkan untuk mencumbu Gania penuh kelembutan bahkan tangannya sudah bergerak seirama menyentuh payudara milik Gania.
"Please do it." Lirih Gania sembari menyentuh leher Badra
"Later, it's not time, dear." Serak Badra yang belum ingin bergerak
Sepertinya Gania sudah jauh lebih nyaman dari sebelumnya, perlahan Badra mulai bergerak dengan gerakan Pelan—hingga berakhir dengan gerakan yang lebih cepat bahkan Gania sepertinya sudah berada di pucuk klimaksnya. Keduanya terengah bersama setelah merasakan surga dunia yang selama ini yang di katakan orang-orang sebagai surga dunia dan memang benar mereka berdua membuktikan nikmat surga yang orang orang katakan itu.
🌼🌼🌼
Keduanya sudah selesai mandi setelah kembali menyelesaikan satu misi terselubung Badra, Sebenarnya Badra tak ingin melepaskan Gania bila saja wanita itu tidak merengek merasa lapar dan badannya sudah lengket, akhirnya Badra mengijinkan Gania untuk bangun dari tidur-tidurannya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan berduaan dengan Gania, Badra memang menyewa kamar hotel untuk dua hari padahal saja niat kemarin adalah untuk satu hari.
"Ciyee...udah ngga gadis lagii nih." Goda Badra yang baru saja keluar dari kamar mandi
"Cie..yang juga udah nggak perjaka." Goda balik Gania
"Cie...yang semalem keenakan—mas mau lag—"
"Bilang gitu lagi nanti malam ngga ada jatah."
"Yakin nggak akan lemah lagi, kaya tadi." Jahil Badra semakin parah
"Masss—" kesal Gania dan Badra hanya menyambut dengan kekehan puas dan kemudian memeluk istrinya masih dengan kekehannya
Badra menyembut keberadaan mereka berdua di hotel ini sebagai pra-honneymoon untuk keduanya. Gania mengiyakan saja toh lusa ia sudah kembali berkerja lagi dan Badra tentu akan kembali dengan aktivitasnya juga, dua hari ini mereka gunakan untuk quality time mereka yang tentunya sebelum menikah mereka hanya menjalin hubungan singkat.
"Mau di kamar aja nih, Mas?" Tanya Gania yang baru saja kembali dari kamar mandi
"Emang mau kemana? Ke Mall? Masak iya pengantin baru udah ngeloyor ke Mall, sih Ayy." Jawab Badra dengan fokus ke game pada ponselnya
"Ya kemana kek—kamu mah, main game mulu, kesel!"
"Kamu aku aja main lagi, nggak mau, aku ajakin olahraga lagi juga nolak." Santai Badra
"Ya—apa kek, nonton film gitu—capek tahu kamu ajak bakar kalori mulu."
"Abis bikin nyandu—apalagi badan kamu bikin nyandu banget, Ayy. Mau nyus—" timpukan bantal mengenai tepat muka Badra
"Ngomong begitu lagi aku tinggal pulang ya." Ancam Gania kesal
"Ya udah sih, dari tadi kamu marah-marah terus loh, Ayy. Nggak capek?"
"Capek banget! Geser deh, Mas." Pinta Gania dengan meminta Badra menggeser tubuhnya
"Kenapa sih kamu sensi banget Ayy, harusnya kan kita mesra-mesraan teruss." Ujar Badra yang sudah ikut berbaring dengan Gania
Setelahnya keduanya saling berdiam, meresapi keheningan berdua. Badra yang tak tinggal diam, ia memberikan ciuman-ciuman di kepala Gania. Hingga Gania mengubah posisinya dengan menghadap ke arah Badra.
"Makasih ya, Mas." Ujar Gania sembari jari-jarinya menyentuh permukaan wajah Badra
"Mas yang harusnya bilang terima kasih sama Ayy, karna masih mau menerima Mas jadi suamimu—yang dulu Mas kira kamu, aku—tidak pernah menjadi kita, ternyata Tuhan mendengar doa-doa Mas, anggar di sandingkan sama kamu dan hari kemarin Mas kaya ngerasa mimpi kalo Mas akhirnya nikah sama cinta pertama mas yang ternyata dulu telat Mas sadari—jadi, Gania Vandella Priyambada maukah menemani Badra Diwangkara Priyambada ini seumur hidup, hingga sang pemilik hidup memisahkan kita?" Ucap Badra dengan penuh hati
Gania menganggukan kepala dengan mantap, butiran air mata leleh di kedua mata Gania. "Iya, Gania mau Mas–semoga Allah langgengkan pernikahan kita ya Mas."
"Amin, Ya Allah." Badra pun mencium kening Gania cukup lama sebelum berpindah ke kening kemudian kedua mata cantik Gania dan kecupan singkat namun lembut tepat di bibir Gania
🌼🌼🌼
Selamat hari senin, yang di rumah tetep produktif, yang masih di kantor tetep semangat nah. Jangan lupa ramein ukey—part kesukaan kalian nihh..
Stay safe semuaa yaa—taati himbuan, jaga kesehatan ♥️♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU DALAM HATI (SELESAI)
Romance(21+) Terjebak di usia rawan dan sudah pantas untuk segera menikah, Gania Vandella harus selalu di hadapkan dengan berbagai kosakata indah yang memohok hatinya. Namun, Gania tetaplah Gania masa bodoh adalah nama tengahnya tak perduli berapa pun oran...