Bandara Soekarno Hatta pagi ini terlihat sengang, Badra mendarat dengan lancar pada pukul 03.00, jam di mana orang-orang masih lelap dalam tidurnya. Pagi ini Badra memang sengaja melancarkan aksi kejutannya untuk sang istri. Terlihat Iksan sudah setia menunggu kedatangan Badra, Badra memang meminta Iksan untuk menjemputnya Karena satu misi terselubung Badra yaitu memberi bunga untuk Gania tentunya dengan meminta bantuan Iksan untuk membelikan bunga dengan permintaan Badra.
"Woy—Bro, pa kabar lo." Sapa Iksan saat Badra sudah menemukannya
"Sehat dong Bro, mau ketemu istri nih." Semangat Badra "Eh-pesenan gue adakan?" Tanya Badra
"Aman, Ndan. Titipan lo ada-ampe bikin gue puyeng nyarinya."
"Hahahaha—thank you, San."
"Santuy,"
Setelahnya mereka berdua meninggalkan bandara. Rasa tak sabar meleputi Badra, ingin segera bertemu dengan istriny yang lima hari ini ia tinggalkan, yang Gania tahu adalah Badra masih kembali saat weekand nanti namun ternyata pekerjaannya selesai lebih dari yang Badra bayangkan.
"Kagak usah senyam-senyum lu, mentang-mentang mau ketemu istri, rasanya mau gue tampol." Kesal Iksan yang sedang memutar kemudi
"Makanya nikah lo, biar tahu rasanya pulang kerja ada yang nyambut, makan ada yang ambilin, tidur ada yang ngelonin, kagak solo mulu hahahahaha." Tawa Badra membahana
"Wah—definisi taman bangsat begini nih, kagak tahu diri." Mrengut Iksan "turun sana lo, udah sampe nih." Usir Iksan
"Yaillah gitu aja ngambek, dah thanks deh sama bunganya juga, nanti gue tf, San."
"Iyee, bonus sopir juge ye pak direktur." Sindir Iksan
"Kecil Pak sopir—dahlah gue pamit dulu."
"Sialan lu ya." Grutu Iksan kesal karena dirinya di samakan dengan sopir
🌼🌼🌼
Badra membuka pintu utama di rumah keluarga Priyambada, jam sudah menunjukkan pada 04.30 tandanya para pembantu sudah mulai sibuk di dapur, hal yang pertama Badra hampiri adalah dapur, sebelum ia masuk ke kamarnya Badra meletakkan beberapa oleh-oleh dan juga ia membutuhkan air minum.
"Loh, den Badra sudah pulang to?" Sapa mbok Dima
"Sudah mbok, kerjaannya lebih cepat dari yang di targetkan." Badra menjelaskan setelah mengambil gelas minum
"Woallahh, syukur kalo gitu den. Eh iya mau mbok masakin tumis cumi, den?" Mbik Dima menawari Badra
Mata sayu Badra seketika terbuka semangat. "Boleh Mbok, yang pedes ya." Request Badra
"Siapa atuh, den."
"Kalo begitu, Badra naik dulu ya Mbok, udah kangen istri." Pamit Badra yang tak lupa membawa bucket bunganya "Mbok, koper Badra biar di bawah dulu aja, ngga usah Mbok angkat keatas." Pesan Badra
"Iya Den,"
🌼🌼🌼
Badra masuk ke dalam kamarnya dan netranya langsung di sambut dengan ruangan remang-remang serta harum vanilla menyegarkan. Sebelum ia memberi kejutan pada Gania, Badra memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum ia mendekat pada Gania.
Gania semakin mengeratkan selimutnya, hawa dari pendingin ruangan semakin menusuk ke kulitnya, dalam hati Gania meruntuki dirinya memilih pakaian tipis ini. Dalam pikirannya sebelum memutuskan piyama lingerie itu adalah Badra sedang jauh darinya maka ia bisa bebas menggunakan piayama lingerie ini.
Namun, ternyata Gania salah—hari itu suaminya pulang.
Selesai membersihkan diri Badra berniat mengambil pakaian ganti, namun melihat gaya tidur Gania membuat Badra enggan kembali mengambil baju gantinya. Dengan masih mengguyur handuk yang melilit tegas di pingangnya Badra menghampiri Gania.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU DALAM HATI (SELESAI)
Romance(21+) Terjebak di usia rawan dan sudah pantas untuk segera menikah, Gania Vandella harus selalu di hadapkan dengan berbagai kosakata indah yang memohok hatinya. Namun, Gania tetaplah Gania masa bodoh adalah nama tengahnya tak perduli berapa pun oran...