Prolog

2.2K 108 3
                                    

Hai, mari mbak Uti berikan alasan kenapa cerita ini malah ter-upload saat cerita teenlit "soul(Mate)" belum dilanjutin. 😌

Baiklah, baiklah. Jadi begini, cerita ini sedikit-sedikit mbak Uti cicil karena rencananya mau minta evaluasi langsung dari penerbit. Tapi setelah Mbak Uti pikir-pikir, kayaknya seru juga kalo berbagi sedikit gambaran cerita dari sisi Declan sama temen-temen baca. 🤗 Jadi, Mbak Uti putuskan untuk publish cerita ini dan pengen liat seantusias apa teman baca merespon. 😇

Cerita ini udah ada beberapa part di laptop. Liat respon buat prolog dulu, ya. Kalo rame bakal Mbak Uti update lagi secepatnya. 😚

Hehe, terimakasih. Enjoy this story...

"Acacia Ivy? She looks so beautiful

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Acacia Ivy? She looks so beautiful."

"There're no many models look very gergeous in every events. But she did."

"Besides, she also has so many talents. She was once a model in some music videos and commersial films. She is not a native Korean, but she always gave her best so that her agency trust her very much."

"They said that Ivy no longer works permanently in her agency and back to her hometown these past months. But she did this event voluntary to show her respect for the agency. What a wise girl."

"I heared that Ivy won so many awards too."

Aku menghela napas malas. Sampai kapan mereka akan berhenti membicarakan seorang model bernama Acacia Ivy itu? Aku bahkan sudah mendengar pembicaraan ini sejak para fotografer sudah mengambil tempat masing-masing untuk membidikkan kamera mereka pada semua model yang akan keluar dari event dunia tahunan ini.

Aku bukan fotografer, aku hanya sedang melakukan survey untuk pekerjaan film pendekku dengan melihat bagaimana perbedaan kehidupan model di luar dan di dalam negeri. Dengan bantuan Bang Tobi, aku akhirnya bisa datang ke acara ini dengan syarat hanya menjadi fotografer yang melihat mereka dari kejauhan.

Meski tidak terlalu mengerti dengan ke-estetikan sebuah potret, tapi aku tidak juga begitu bodoh untuk mengerti bagaimana foto harus di ambil menggunakan kamera. Langit selalu bilang bahwa hasil potretku tidak terlalu buruk. Aku menjadi sedikit percaya diri karenanya.

Kembali ke model yang dibicarakan oleh para fotografer ini. Aku jadi penasaran seperti apa rupa gadis yang sangat dipuji itu. Bolehkah jika aku berekspektasi sedikit tinggi tentang bagaimana penampilan gadis bernama Ivy itu? Mendengar dari semua prestasi yang disebutkan, aku bayangkan bahwa gadis itu pasti memiliki paras yang cantik, tubuh yang tinggi dan bagus, juga bersinar saat berjalan di selasar panggung catwalk. Semua mata akan selalu tertuju padanya dan seruan wah pasti menjadi hal pertama yang menyambutkan saat sedang tampil.

Itulah bayanganku. Tapi aku jadi sangsi karena terlalu sering bahwa ekspektasi tak sesuai dengan kenyataan yang ada. Cantik itu relatif, tampil menarik jelas keharusan bagi seorang model. Tapi untuk prestasi, tak semua orang punya prestasi yang bisa diakui banyak orang seperti ini. Baiklah, mari kita lihat seberapa bersinarnya model andalan di agensinya itu. lagipula, aku hanya bekerja di sini demi kepentingan projek filmku.

Beberapa lampu sorot mulai bergerak karena acara sepertinya sudah akan segera dilaksanakan. Aku bersiap mengangkat kameraku dan mulai membidik beberapa kali saat satu persatu model mulai berjalan di sepanjang selasar.

Semua masih terasa biasa saja. Para undangan dan fotografer hanya saling berbisik sekilas untuk mengomentari baju yang dipakai model atau bahkan siapa model itu. Sampai pada seorang model yang memulai gilirannya untuk berjalan di selasar berkarpet merah itu. Dengungan suara orang berbisik bahkan terdengar mengalahkan suara musik yang menjadi latarnya.

Gadis dengan tinggi proporsional, kulit putih, wajah elegan dan gerakkan gemulai itu sedang menjadi perbincangan sekarang. Aku terpaku. Tanganku tiba-tiba saja tak berniat untuk membidik apapun di depan sana selain menikmati wajah ayu yang benar-benar bersinar itu.

Dan setelahnya, aku tak bisa melakukan apa pun. Sepanjang perjalanan kembali menuju hotel, hanya nama gadis itu yang terus terngiang di kepalaku. Acacia Ivy.

How is it look? 😋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

How is it look? 😋

We meet again 😍😍
See ya🙋

IVY (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang