Pertanggung Jawaban (Ending)

667 51 9
                                    

Ending, yooowww. Hayuk di vote dan komen berjamaah 😆. Makasih, gracias, danke and thank you very very very much... 😘😘😘

"Seharusnya kamu menolak, Declan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seharusnya kamu menolak, Declan. Kenapa kamu malah mengikuti aja maunya Cia karena gengsinya itu?"

Aku mendengar suara ibu mertuaku yang bergetar. Dia pasti terguncang, kaget dan tidak menyangka dengan apa yang sebenarnya terjadi pada pernikahanku dan Ivy.

Mami papi Ivy, Mama dan daddy, serta kedua kembaranku sekarang sedang mengelilingiku untuk mendengarkan penjelasan dengan kenyataan yang selama ini aku jalani bersama Ivy.

"Declan benar-benar menyukai Ivy waktu itu, Mi." Setidaknya, aku harus memberi pembelaan.

"Apanya yang menyukai sedangkan kalian baru bertemu dipernikahan Ronal waktu itu untuk kali pertama? Jangan membohongi Mami dan Papi juga orang tua kamu lebih jauh, Declan."

Aku tidak menyalahkan ibu mertuaku yang nampak emosi. Memang ini salahku yang tidak jujur sejak awal. Tapi ini juga demi menyelamatkan Ivy. Dan lagi, aku tidak berbohong bahwa aku benar-benar menyukai Ivy.

Aku tidak perlu menceritakan pertemuanku dan Ivy di Korea waktu itu, kan?

"Apa sih yang kalian pikirkan? Sudah kamu apain Cia sampe mau tinggal satu atap dengan kamu padahal kalian sebenarnya tidak menjadi suami dan istri normal seperti yang lainnya?" Mami Ivy masih marah padaku ternyata.

"Kami sudah melakukan semuanya, Mi."

Aku bisa merasakan semua mata tertuju padaku. Terlebih kedua kembaranku yang sepertinya menginginkan aku hanya diam saja. Tapi aku tidak bisa begitu.

"Tepat sebulan sebelum kejadian ini, Declan sama Ivy sudah menjadi suami istri yang sebenarnya. Kami saling mencintai."

Kutatap lekat ibu mertuaku yang terlihat tidak percaya. Baiklah! Kebohongan itu jauh lebih terlihat daripada cerita jujur yang aku tuturkan sekarang.

"Dan perlu mami tau, Declan gak pernah menyentuh Ivy sebelum itu."

"Declan!" Mama sudah membentakku dengan suara lirihnya.

Aku menghela sambil menunduk. Daddy masih diam. Aku tau, dia ingin aku menyelesaikan masalah ini sendiri. Begitulah yang selalu daddy terapkan padaku dan kedua kembaranku.

Jika ada masalah, daddy hanya akan datang saat benar-benar dibutuhkan. Mama bahkan dilarang untuk membantu.

"Karena kamu gak menyentuh Cia, jadi kamu membiarkan dia berpacaran dengan pria sejenis Kendra itu? Suami mana yang rela istrinya terjerumus seperti itu? Mana rasa tanggung jawab kamu, De?"

Kali ini aku diam sambil menunduk. Tanganku saling mencengkram kuat. Mami Ivy tidak salah. Aku benar-benar tidak punya rasa tanggung jawab karena membiarkan Ivy melakukan hubungan tidak baik itu bersama Kendra.

IVY (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang