I Lose My Control

347 43 6
                                        

Satu part dulu, ya. Moga-moga besok bisa double 😇. Vote sama komennya dong buat semangat ceritanya biar cepet selesai. Danke 😊

Aku tersenyum lebar saat melihat gadis itu sedang menikmati waktunya sambil menungguku selesai latihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum lebar saat melihat gadis itu sedang menikmati waktunya sambil menungguku selesai latihan.

Dia sudah sembuh. Tangannya yang waktu itu keseleo juga sudah baik-baik saja.

Lebam di pinggangnya? Ah, kata mbak Remi dan Qila, lebam itu juga sudah membaik.

Karena aku bahkan tidak bisa meyakinkan diriku sendiri untuk tidak tergiur jika menggantikan baju Ivy lagi, aku akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan Mbak Remi dan Qila untuk membicarakan itu.

Kupinta mereka untuk datang ke rumah diwaktu Ivy berganti pakaian. Terlebih saat dia mandi.

Aku bahkan meminta Qila untuk menginap di rumah meski akhirnya di tolak karena dia tidak bisa meninggalkan sang ibu yang sakit-sakitan.

Aku akhirnya mengalah dengan syarat mereka bersedia mengabulkan pintaku. Mereka setuju dan datang di saat-saat Ivy hendak mandi.

Karena itulah, aku tidak lagi harus berhadapan dengan Ivy untuk membantunya berganti pakaian.

Bisa gila aku jika itu terus-terusan terjadi.

Bicara soal Mbak Remi dan Qila, sepertinya mereka memang sudah mencurigai soal hubunganku dan Ivy. Juga Daven.

Entah apa yang mereka pikirkan, tapi aku rasa, mereka mengetahui hubungan Ivy dan Kendra secara tidak langsung.

Tapi semua masih bungkam. Dan aku memilih untuk tidak mempermasalahkannya. Agar tak terlihat semakin kentara dan terima kasih banyak jika memang mereka bersedia untuk menutupinya secara sukarela.

"Celana gak ada yang lebih pendek lagi, I?"

Dan lagi, kenapa istriku selalu memakai celana pendeknya itu setiap berada di rumah? Dia seolah sedang menguji bagaimana naluri akan bereaksi.

Katakan memang aku benar soal itu!

Aku mendekat untuk membasahi tenggorokanku dengan air meniral yang dibawakan oleh istriku yang kini juga sudah duduk menghadapku.

"Kan di rumah sama lo. Kalo ada Kendra baru deh gue pake celana panjang."

Astaga! Benarkah begitu? Jadi Ivy baik-baik saja jika aku yang melihatnya menggunakan celana super pendek itu?

Aku merasa ini adalah keistimewaanku sebagai suami. Baguslah jika Ivy berpikir begitu. Dia memang tidak perlu menunjukkan kaki jenjangnya itu pada Kendra.

Segera kusandarkan tubuh di dinding setelah lebih dulu menggeleng untuk menutupi rasa bahagiaku.

Kudengar Ivy yang menanyakan soal film yang aku garap beberapa bulan lalu. Dia sepertinya punya banyak topik pembicaraan yang membuat bibir ranumnya itu terus bergerak.

IVY (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang