Wishes

321 45 0
                                        

Vote dulu ya. Salamat... 😇
🎶🎶 You Are My Sun Shine ~ Travel love cover

Kulihat jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 7 malam tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kulihat jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 7 malam tepat. Tapi kamar utama masih terlihat tenang dengan sang pemilik di dalamnya.

"I! Lima menit lagi gak keluar, beneran gue tinggal lo."

Sungguh, sebenarnya aku tidak peduli jika harus datang ke acara festival film itu dengan sedikit terlambat.

Aku hanya sedang khawatir dengan gadis yang juga belum keluar dari kamarnya. Bahkan tak membalas omelanku.

Apa terjadi sesuatu dengan Ivy sampai tidak bisa keluar dari kamar? Atau tiba-tiba saja dia kehilangan suaranya dan tidak bisa memanggilku dari dalam.

Pikiranku makin penuh dengan kemungkinan-kemungkinan negatif yang bisa saja terjadi pada Ivy.

Bukankah lebih baik aku langsung melihatnya? Toh, Ivy tidak mengunci pintu kamarnya.

Ivy sendiri yang menginginkan untuk tidak perlu mengunci kamar satu sama lain. Tidak ada alasan lain selain Ivy yang penakut.

Dia tidak suka cicak dan sangat takut dengan suara petir. Lagipula, ruangan tidurku tidak memiliki pintu. Ivy bisa masuk kapanpun dia mau.

Kudorong pintu setelah menggerakkan handle-nya.

Ivy tersentak karena terkejut dan membiarkanku masuk dengan wajah yang kubuat kesal. Hanya untuk membuatnya bersalah dan sepertinya itu tidak terjadi.

Istriku masih duduk dengan santai di atas kasurnya. Lihat, betapa lucu istriku saat menggerakkan kecil kakinya.

Astaga, aku tidak sanggup dengan semua keluguan yang dia tampilkan padaku.

Aku mengomel tentang waktu yang sudah mepet padanya yang hanya melihat dengan wajah biasa saja. Bahkan hanya memutar bola mata untuk menunjukkan rasa malasnya padaku.

Kulihat lemari yang penuh dengan sepatunya dari atas sampai bawah. Dan Ivy masih mengatakan bahwa dia tidak punya apapun untuk menjadi alas kakinya menapak.

Istriku benar-benar tidak mengecewakan.

Ini benar-benar kesempatan yang baik untukku memberikannya semua hal yang sudah aku persiapkan dengan cara yang terlihat natural.

Dengan nada bicara dan wajah yang masih kubuat kesal, aku memintanya untuk menunggu di kamar.

Segera aku berlari untuk tidak membuat Ivy menunggu terlalu lama.

Kuambil kotak berisi sepatu yang selama ini aku simpan untuk Ivy. Sudah lama aku membelinya.

Aku berniat memberikan untuk permintaan maaf karena tidak bisa menemaninya kerja di luar kota waktu itu.

Tapi aku masih kebingungan mencari alasan untuk memberikan kepada Ivy hal-hal seperti ini. Rasanya masih canggung memberikan hadiah untuk gadis itu.

IVY (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang