Vote dulu sebelum baca, ya. Mbak Uti baru muncul lagi, nih. Disenengin dikit gak apalah, ya. Maceh... 😘😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kulihat sekilas ke arah kamar utama yang masih tertutup setelah keluar dari ruangan tidur-ku.
Ivy pasti masih lelah dan belum bangun. Sebaiknya aku menyiapkan sarapan sebelum Ivy terjaga.
Dia mungkin saja kelaparan karena dari semalam tidak memakan apa pun.
Dari analisaku setelah melihat bagaimana Ivy menahan selera makannya saat malam hari, aku bisa memastikan jika dia melakukan diet untuk tetap menjaga bentuk tubuhnya.
Belum lagi dia seorang model. Dia jelas tidak akan makan di atas jam tujuh malam.
Baiklah, aku akan memaklumi itu. Dan sekarang aku akan membuatkannya sarapan yang sehat.
Jika disandingkan, aku dan dia adalah tipe orang yang sama.
Aku juga menjaga pola makanku karena aku tidak mau membuat tubuh yang selama ini aku bentuk hancur sia-sia.
Aku akan dengan senang hati memilih dada ayam untuk dijadikan lauk bersama nasi dan sayuran sebagai pelengkap.
Aku sudah menyangka akan begini hari pertama menjadi suami Ivy.
Aku tau jika dia bahkan sedang memikirkan cara untuk bercerai dariku.
Mari jalani dan nikmati saja. Aku tidak ingin pusing dengan segala rencana drama yang ada di kepala Ivy saat ini.
Lihat saja, sampai sejauh apa gadis cantik itu akan bertindak.
Seperti yang sudah aku tebak kemarin, pernikahanku dan Ivy menjadi headline news dibeberapa berita cetak pun online.
Aku bahkan mendapatkan japri dari menejer Ivy, subuh tadi, memberitahukan bahwa aku dan Ivy diundang ke salah satu majalah untuk melakukan photoshot dan sedikit wawancara.
Aku yakin akan sangat sibuk bulan ini, karena akan terus mendapat tawaran kerja bersama Ivy. Tapi rasanya itu bagus. Aku jadi bisa selalu dekat dengannya.
Ah, memikirkannya saja membuatku tersipu. Brengsek sekali sifat lembutmu itu, Declan!
Aroma masakanku pasti sudah menyebar di seluruh ruangan apartemenku yang tidak terlalu besar ini.
Aku harap, Ivy tidak terjaga karenanya.
Maksudku, jangan dulu, karena aku belum selesai menata meja untuk aku dan dia sarapan bersama.
Sambil menunggu masakanku matang, dengan cekatan kusiapkan meja agar terlihat rapi dan nyaman untuk dijadikan tempat makan.
Ivy harus punya kesan pertama yang baik saat berada di apartemen ini.
Saat masakan terakhirku sudah jadi, aku menoleh dan mendapati Ivy sedang berdiri di sedikit jauh dari meja makan.
Oh, ya Tuhan! Aku harus menenangkan diri karena tiba-tiba saja tergugup saat melihat Ivy dengan baju santai yang sangat melekat di tubuhnya.