She Gives Me a Nickname

441 52 13
                                    

Budayakan vote sebelum membaca, ya. Gracias... 😘😘

Kudekati gadis yang sedang terfokus dengan gawainya di sudut kafe sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kudekati gadis yang sedang terfokus dengan gawainya di sudut kafe sendirian.

Dia harusnya sudah punya pacar. Tapi dia malah masih kebingungan dan bergalau ria karena seorang perempuan yang jauh lebih tua darinya.

Aku jadi ingat Mama. Dibuat kepayang oleh pria usia dua puluh tahunan, sedang dia sudah berumur tiga puluh lebih.

"Re!" Aku sengaja memanggilnya dengan panggilan kuat.

Benar saja dia terkejut sampai hampir menjatuhkan gawainya.

Dengan sorot tajam, dia mendelik ke arahku sambil menggumamkan umpatan.

Aku hanya terkekeh, tak ambil pusing dengan kekesalannya.

"Gue pesen kopi. Tapi pake truk mini, buat karyawan di gedung tempat gue kerja nanti sama istri. Sekalian sama camilannya, ya, Re."

"Udah mulai ikutan politik lo? Pake sogok menyogok?" Dia pasti masih kesal denganku. Nada bicaranya terdengar ketus.

"Enggak, lah. Ngapain pake begituan? Gue cuma mau mengalihkan perhatian orang-orang aja, biar gak terlalu banyak tanya sama istri gue. Kesian kalo dia jadi bulan-bulanannya mulut lemes karyawan di sana."

Rescha meletakkan gawainya dan memberian perhatian penuh padaku.

"Sok romantis banget sih lo jadi laki. Sebel gue."

"Dih. Kalo galau gak usah bawa-bawa gue jadi pelampiasan amarah, deh."

Sepupuku itu hanya berdecih sambil kembali meraih gadget-nya. Pun aku mengeluarkan benda pipih itu dari saku celana setelah merasakan getar di sana.

Mbak Remi: Cepetan ke sini kalo kerjaan kamu udah selesai ya, De. Mbak takut istri kamu keluar tanduknya karena dapet banyak pertanyaan dari orang-orang di gedung ini.

Seperti yang sudah aku duga, pasti akan ada sambutan yang berlebihan saat aku dan Ivy bekerja tepat setelah pernikahan itu berlangsung kemarin.

"Udah siap belum, Re?"

"Udah, Declan Alva Reuven. Gue udah nyuruh karyawan gue nyiapin truk mininya. Lo sampe gedung itu, mereka juga nyampe deh. Kasihin gue alamatnya aja."

Aku berdiri dan tersenyum lebar sambil mengacak kecil rambut sepupuku yang semakin tersungut di tempatnya duduk.

"Makasih banyak, Rescha cantik."

"BASI!"

Mari kita tinggalkan Alrescha Putri Alta yang sedang dalam garang mode on itu.

***

Aku menghela dan mengulum senyum sesaat setelah sampai di gedung majalah Couple. Kulihat istriku sedang tersenyum canggung di sana.

IVY (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang