Nasi Uduk dan Dia

1K 77 3
                                    

Vote dan komennya, ya... Gomawo 😍
🎶🎶🎶 Maroon 5 ~ Memories

Pekerjaan sampingan yang menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pekerjaan sampingan yang menyenangkan. Lebih tepatnya, aku tidak suka menganggur dan berdiam diri di rumah.

Setelah menyelesaikan projek film pendek yang sempat membawaku pergi ke Korea tiga bulan yang lalu, kini aku sudah kembali dikegiatan rutin yang aku jalani. Menjadi model catwalk dan photoshoot untuk beberapa brand baju dari para designer yang kenal dengan kakak iparku. Aku juga sering menjadi partner model untuknya.

Selain menjadi model jika dibutuhkan, aku juga sibuk membantu para penyanyi yang berada di naungan agensi milik Langit, saudara sepupuku. Dunia broadcasting sepertinya memang sangat pas untukku. Bahkan dari sebelum lulus kuliah, aku dan Langit sudah punya beberapa projek yang terselesaikan. Beberapa MV dari penyanyi orbitan agensi Langit, juga series film yang tayang di youtube. Respon yang didapat benar-benar menyenangkan.

Ah, aku juga bisa bernyanyi. Meski kadang hanya membuat cover dari penyanyi-penyanyi terkenal, tapi aku sudah mendapatkan tawaran untuk menjadi pengisi soundtrack beberapa film. Sudah aku tanda tangani kontrak, tapi filmnya baru dalam masa penggarapan.

Baiklah. Apa aku terlalu banyak menggambarkan hal baik tentang diriku sendiri? Begini, aku hanya menceritakan tentangku agar kalian lebih mengenali siapa aku sebenarnya. Nanti aku juga akan menceritakan soal kekuranganku. Namaku? Astaga, maaf jika aku melupakan itu.

Perkenalkan, aku Declan Alva Reuven. Ayahku Alder Reuven dan Ibuku Arlova Zemira. Tak perlu aku ceritakan terlalu banyak tentang mereka, kan? Kalian pasti sudah mengenalinya. Karena di sini hanya tentangku dan kisahku.

Masih ada waktu beberapa menit untukku bisa membeli sarapan. Sudah lama aku tidak berkunjung ke gedung televisi milik sepupu Daddy ini. Siarna Media. Ada warung nasi uduk di belakang gedung yang dulu sering aku kunjungi bersama Langit. Aku harus ke sana dan menyapa sang Bude yang menjual nasi uduk itu.

Aku terbahak saat Bude itu terkejut karena panggilanku dengan suara yang memang kubuat kuat. Benar-benar sudah lama tidak bertemu dengan Bude nasi uduk yang sekarang memukulku dengan wajah kesal yang dibuat.

Segera aku memesan nasi uduk yang begitu digemari oleh para karyawan di gedung Siarna Media ini. Setelahnya aku langsung duduk untuk menunggu pesananku datang. Kulihat pesan dari Langit yang mengajak pergi bersama setelah aku menyelesaikan pekerjaanku kali ini. Langit memang selalu punya cara untuk mengajakku pergi dengan akhir meminta bantuan menyelesaikan pekerjaannya. Jika bukan sepupu, aku mungkin sudah menghajarnya sejak lama.

Mataku terpaku saat kembali menatap ke arah sekeliling setelah menyelipkan ponsel kembali ke saku celana. Gadis yang sekarang menjadi fokusku juga terlihat canggung dan langsung mengalihkan pandangan untuk menghindari tatapanku.

Jantungku langsung berdenyut aneh dan membuat tubuhku lemas seketika. Apa aku salah melihat? Atau aku hanya berhalusinasi saat ini?

"Nasi uduknya, Mas De."

IVY (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang