Tragedi Lain Terjadi

459 43 1
                                    

Akhirnya update. Vote sama komen jangan lupa, ya. Maaciw 😍😍

"Tapi dia tetep aja cowok, Ivy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi dia tetep aja cowok, Ivy. Aku tetep mau ikut."

Baiklah. Pagi ini aku sedang berdebat dengan istriku setelah dia mengatakan akan bertemu dengan Kendra hari ini.

Dia tidak ingin aku temani dan bersikeras bahwa dia bisa mengurus Kendra sendiri. Tentu saja dengan jurus judo yang selalu Ivy banggakan itu. Padahal aku hanya mengajarinya hal dasar. Tidak sehebat itu.

Istriku selalu mencari alasan agar dia menang dariku.

Tadi malam, Ivy bilang, dia sempat menghubungi Kendra melalui japri untuk bertemu dengan di salah satu restoran yang sudah Ivy pesan.

Jika Kendra bisa membaca suasana, dia pasti akan curiga karna Ivy mengajaknya bertemu jam 8 pagi.

Kencan apa yang dilakukan di pagi hari seperti ini?

Tapi buktinya, pria itu malah dengan mudah menyetujui tanpa menanyakan untuk apa pertemuan mereka.

"Jadi rencana kamu gimana?" Aku menanyakan rencana Ivy setelah duduk untuk sarapan bersamanya.

"Aku mau mutusin dia aja. Setelah aku pikir-pikir, gak perlu bahas banyak-banyak, deh. Pura-pura gak tau aja, biar urusannya gak makin ruwet." Ivy mulai menyantap makanannya.

"Great, Ivy. Aku mau ngomongin itu juga sih sama kamu. Tapi tadi malah telat bangun."

Aku tersenyum jahil. Karna suasana panas tadi malam membuatku lupa mendiskusikan tentang Kendra pada Ivy.

Untung saja aku masih bisa berkonsentrasi saat Ivy menceritakan bagaimana dia tau soal keburukan Kendra dari teman pria itu, dia yang melajukan mobil di atas kecepatannya yang biasa, juga dia yang tiba-tiba ingin masuk ke kamarku.

Mataku benar-benar sudah berat. Tapi aku memaksakan diri untuk terus mendengarkan Ivy yang mengomel di pelukkannku.

Lalu tadi pagi, jika tidak mencium bau parfum Ivy, aku mungkin masih akan terlelap karena terlalu letih.

Ivy sudah cantik dengan baju rapi saat aku membuka mata. Segera aku bangun untuk membuatkannya sarapan sebelum pergi.

"Kamu emang gak capek? Besok juga masih bisa kali, I, nemuin si Kendra. Hari ini temenin aku aja di rumah, ih."

Benar. aku masih berusaha membujuk istriku agar membatalkan pertemuannya dengan Kendra. Tapi Ivy malah mendekat dan memberi kecupan singkat yang membuatku langsung terdiam.

Dia mencubit pipiku kemudian. Astaga, telingaku panas.

"Terus kamu mau ninggalin aku? Ngeyel banget, I."

Ivy bilang, dia sudah mengirimi alamat restoran tempat dia dan Kendra bertemu. Jadi aku bisa menyusul jika sudah mandi dan merapikan dapur.

Aku sebenarnya tetap tidak setuju. Tapi jika aku terus berkeras, Ivy juga akan semakin menambah banyak alasan agar dia bisa melancarkan rencana sesuai seperti yang sudah dirancang.

IVY (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang