19. Rumah Pohon

5K 225 3
                                    

"Ana, ada Rafa tuh katanya mau jemput kamu" Ibu masuk ke dalam kamar gua.

Gua melihat jam dinding, padahal baru jam setengah 7.
"Suruh tunggu bentar bu, Ana siap-siap dulu."

10 menit kemudian gua selesai berganti pakaian sekalian bedakan.

Gua berjalan menghampiri Rafa yang sedang menunggu di ruang tamu.

"Hai An.." Sapa Rafa duluan "Mau berangkat sekarang?"

"Yaudah yuk."

"Jangan malem-malem ya, Fa. Tante minta tolong sama kamu untuk jagain Ana, karena kondisi dia belum terlalu sehat." Ujar ibu gua.

"Siap Tan, kalo gitu kita berdua pamit ya." Rafa mencium punggung tangan ibu gua diikuti dengan gua.

Kebetulan ayah gua hari ini ada meeting jadi pulangnya agak telat.

Gua mulai berjalan keluar menuju motornya Rafa, tapi kok gak ada motornya Rafa? Rafa malah mempersilahkan gua masuk ke dalam mobil yang gua gak tahu siapa pemiliknya.

"Ini mobil siapa?"

"Mobil gua hehe."

"Kok gua baru liat, baru ya?

"Udah lama kok."

"Tapi kenapa gak pernah lo bawa?"

"Karena gua lebih suka bawa motor. Sekarang mobil ini buat seseorang yang gua sayang, biar dia gak kedinginan. Soalnya lagi sakit" Kalimat terakhir Rafa berbisik di telinga gua.

Tadi dia bilang apa? Sayang?

"Silahkan masuk putri cinderella"
Rafa mempersilahkan gua masuk.

"Hah?"

"Kok hah?"

"Eh enggak.."

Aduh gila. Gua kenapa jadi awkward gini sih. Dan kenapa tadi mulut dia bilang sayang ke gua?
Ah....

Kita berdua beranjak meninggalkan rumah gua. Dan sampai sekarang pun gua belum tahu bakalan di ajak kemana sama Rafa.

"Kita sebenernya mau kemana sih?"

"KUA."

Rafa apa-apaan sih haha dan entah mengapa gua malah jadi ketawa sambil sembunyi-sembunyi. Gak waras dasar.

"Oh."

"Liat nanti ya." Katanya, lalu mengelus rambut gua pelan.

Kenapa sih setiap apapun yang di perlakuin Rafa ke gua tuh bener-bener membuat gua terkejut.

Akhirnya gua membuka suara.

"Eh, gua malu deh kalo pake perban di kepala kaya gini."

Rafa natap gua bingung "Kenapa?"

"Kesannya kaya punya penyakit di kepala."

"Yakan emang lo punya penyakit di kepala."

"Maksud gua penyakit dalam di kepala."

"Lo ngomong apa sih An, gak usah ngawur deh."

Sekarang gua sama Rafa udah sampai di suatu tempat tapi gelap. Disini gak ada orang sama sekali, gua jadi kepikiran Rafa bakalan nyakitin gua atau ngapa-ngapain gua.

"Fa.." Gua geleng-geleng kepala sambil menunjukkan wajah panik.

"Tenang An, kan ada gua, ayo gua bantu jalan."

Setelah berjalan melewati jalanan yang berkelok-kelok, kita sampai di suatu tempat yang dimaksud Rafa waktu itu.

Rumah pohon.

"Naik ke atas yuk?"

Gua mengangguk.

Di atas rumah pohon ini gua cuma bisa mendengar suara jangkrik, tempatnya bener-bener serem menurut gua. Rumah pohon ini bersinar karena adanya lampu tumblr yang menghiasinya. Menurut gua indah walaupun terlihat sudah tua tapi bersih dan terawat.

"Suka gak, An?"

"Banget."

"Gimana, kepala lo masih sakit?"

"Kadang-kadang sih."

Gua menikmati udara sejuk dari atas sini, pemandangan nya indah walau hanya lampu-lampu kota.

"Ana..."

Gua merinding mendengar suara serius Rafa barusan.

Rafa menghadap ke arah gua.

"Iya, Fa?"

Rafa menggenggam kedua tangan gua.

"Happy belated birthday Anastasya. Maaf gua gak ngucapin tepat waktu, tapi gua yakin banyak doa-doa baik yang menyertai lo, An. Sekarang baru ucapan, suatu saat lo bakal terima hadiah dari gua."

Hah? Dia tau ulang tahun gua dari mana coba?

Gua ketawa "Lo tau dari mana kalo gua ulang tahun?

"Waktu di rumah sakit ibu lo cerita. Gua juga udah liat beberapa temen-temen lo yang ngucapin lo di insta story mereka."

"Oh.. Gua tau. Jadi lo sengaja gak dateng waktu itu karena mau kasih gua kejutan??"

Rafa malah ketawa.

"Nyebelin, padahal gua nunggu lo tau."

Kalimat frontal gua langsung lolos begitu saja, membuat gua melongo setengah gila.

"Cie nunggu.."

Gua mengerjapkan mata berkali-kali, menelan saliva dengan susah payah.

"Iyalah cewek mana yang gak kesel kalo dibuat janji-janji mulu sama cowok. Cewek tuh butuhnya bukti bukan janji omdo kaya lo."

Akhirnya gua menghilangkan rasa kecanggungan gua terhadap Rafa.

Gua langsung menghadap ke depan, menatap indahnya lampu-lampu perkotaan.

"Kenapa? Malu ya abis ngomong kaya tadi?" Rafa menghampiri gua sambil menggoda.

"Geer!"

"Lo sayang nggak sama gua? Kalo sayang coba peluk."

"Hah?" Gua menatap Rafa tidak menyangka.

"Berarti lo gak sayang gua. Kalo gua sih sayang." Rafa langsung membawa tubuh gua ke dalam dekapannya dan gua tidak membalas pelukannya.

"Kalo gua cinta sama lo gimana, An?" Lanjut Rafa lagi.

Saking terkejutnya, gua hampir terjatuh dan merosot di dekapannya Rafa. Kepala gua tiba-tiba pusing sekali.

"Aww..sshh" Gua merintih kesakitan sambil memegang kepala.

Rafa menahan tubuh gua agar tidak jatuh "An.. An, mending kita pulang aja deh ya, gak baik sama kondisi lo."

Gua mengangguk nurut.

***

Setelah sampai di dalam kamar, kalimat Rafa tadi membuat gua susah tidur.

Gua membayangkannya jadi senyum-senyum sendiri.

Gua bergumam "Apa bener gua udah mulai ada rasa sama Rafa?"

Ponsel gua tiba-tiba bergetar, ternyata pesan masuk dari Rafa.

Rafabp:
Good night.. Cepet sembuh ya❤

"Emot love?"

Gua me-zoom emot love itu tidak menyangka, tapi membuat gua tersenyum sumringah.

***

Post di insta story kamu bagian part mana yang kamu suka nanti aku repost. Jangan lupa tag instagram keduanya @salshasyf dan @ambareesh2020_

Note: Angkasa & Aksara beberapa part lagi akan tamat, jadi tolong vomentnya ya.
Love you readers

My Boyfriend Is KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang