Pagi hari ini kelas gua ada jadwal mata pelajaran olahraga. Sejak daritadi pun teman kelasan gua udah pada turun dan duduk-duduk manja di pinggiran lapangan, menunggu pak Satyo yang tak kunjung datang.
"Anak-anak, pak Satyo gak bisa datang dikarenakan sakit. Kalian lanjut olahraga sendiri aja ya." Ujar bu Anggi, selaku guru piket yang sedang bertugas.
"Yah... gak seru akh."
"Futsal aja dah yuk?""
"Basket aja disini."
"Huft.. Dari tadi kek informasinya."
Teman-teman gua langsung pada protes.
Anak cowoknya langsung menuju ke lapangan futsal, anak cewek-ceweknya pun berkerumunan di lapangan basket, lapangan yang berhadapan langsung dengan kelasannya Rafa.
Dari bawah sini gua fokus ngeliatin Rafa yang lagi main gitar bersama temen-temennya di atas balkon. Mungkin dia lagi jam kosong.
Sampai disaat yang paling gua benci, temen satu kelasnya Rafa si bocah cewek yang gua gak tau siapa namanya itu, caper banget kalo di depan Rafa. Entar sok pura-pura sakit perut di depan dia lah, minta nebeng pulang lah, ngajak ngantin bareng lah, ah pokoknya banyak dah.
Untung aja Rafa sadar kalo dia udah punya gua, jadi dia selalu nolak ajakan temen-temennya itu. Bukan karena sombong, Rafa hanya menghargai perasaan gua.
"An, emangnya lo gak cemburu apa temen sekelasnya Rafa pada gelayutan gitu?" Tanya Aminah kesal.
"Udah biasa mau gimana lagi." Gua menampilkan wajah memelas.
"Bersyukur banget sih lo, An, milikin Rafa." Balas Bulan yang lagi duduk melingkar bareng kita, ada Lala dan Wati juga disini.
"Selama pacaran lo pernah berantem gak sih, An?" Tanya Wati penasaran.
"Sering."
"An.." Lala meremas lengan gua, matanya pun mengarah ke depan.
BRENGSEK!
Apa-paan tuh si Rafa malah nahan si cewek itu yang hampir jatuh!
Hati gua rasanya udah panas banget, langsung pengen gua maki-maki aja tuh cewek. Gak mikir apa ya kalo Rafa udah punya cewek, masih aja sok pura-pura jatuh biar di tangkep.Gua mah masih punya rasa sopan santun sama kakak-kakak tua kaya dia, udah gede bukannya mikir malah cari kesempatan buat godain pacar orang.
"Udah ah gua mau ngantin." Gua pun beranjak dengan langkah yang di hentak-hentakan.
"Dih, bukan waktunya istirahat kali." Ucap Aminah sewot.
Gua gak menghiraukan ucapannya Mina, rasanya gua pengen ngademin hati dengan cara minum baygon pake es batu, beh... pasti seger banget.
"Teh, bayg... eh maksud saya capucino satu."
Tuhkan, saking gilanya gua jadi kebablasan.
"Makasih, Teh"
Di kantin, gua duduk seorang diri sambil menatap layar hp. Gabut liatin insta story orang itu udah menjadi kebiasaan gua disaat bete, gak berfaedah emang cuma buang-buang kuota.
"Bagus ya.. bukannya olahraga malah nge-es disini." Ucap seseorang di belakang gua. Gua menulikan telinga dan masih sok sibuk natap hp, karena gua udah hafal banget sama tuh suara. Pokoknya hari ini gua ngambek sama dia!
"Hei, kalo orang ngomong tuh di tatap dong matanya."
"Ogah."
"An, kenapa?"
"Pikir aja sendiri."
"Marah gara-gara kejadian di kelas aku tadi ya?"
"Udah tau kenapa masih nanya??"
Gua natap dia tajam."Gak berdosa kan nolongin orang yang hampir aja jatuh?"
"Dia sering cari perhatian di depan kamu, jadi menurut kamu gak berdosa?"
"Cari perhatian? maksud kamu?"
"Pake sok segala pura-pura jatuh supaya di tangkep. Biar kaya sinteron-sinetron? yang abis jatuh kaya gitu langsung tatap-tatapan?" Ucap gua nyerocos tanpa rem.
"Dia Ersya, An, pacarnya Glenn."
Gua membulatkan mata "Glenn?"
"Iya, Ersya, dia kelas 12 ipa."
"Kok bisa ada di kelas kamu??"
"Guru-guru lagi pada rapat, jadi murid-murid pada berkeliaran mampir ke kelas lain."
"Kok Glenn gak cemburu pas kamu tangkep Ersya?"
"Jadi tadi ceritanya Ersya mau masuk ke kelas aku buat nemuin Glenn, eh dia malah kepeleset botol aqua."
"Aku kira dia Gita, temen satu kelas kamu yang centil itu."
"Kata temen-temen aku wajah mereka berdua emang mirip, tapi beda sifat kok, Gita emang centil orangnya. Nanti kapan-kapan aku kenalin ke Ersya deh biar kamu berteman sama dia."
"Terus tadi yang gelayutan siapa?" Gua kembali pasang wajah kesal.
"Gita."
"Tuhkan," Gue mengangkat kedua tangan di dada sambil mengalihkan pandangan.
"Giliran aku yang kaya begitu sama cowok lain kamu marah."
"Dia emang suka gitu, An, bukan ke aku doang tapi ke cowok-cowok lain."
"Tau ah." Gua mengerucutkan bibir.
"Jadi gimana supaya kamu gak marah sama aku lagi?"
"Bodo ah, mau ganti baju." Gua beranjak bangun dari duduk.
"An.." Rafa nunjuk ke arah pantat gua. Gua membelalakan mata, dia ngapa jadi kotor gitu sih pikirannya, kesel.
"Maksud aku, itu.. kamu bocor?"
"Boc..or???"
"Pms maksud aku."
Gua langsung melihat keadaan celana gua, dan benar saja, bercak-bercak merah sudah banyak di celana gua.
Rese! Gua kan lagi marah sama Rafa, kenapa jadi kaya begini sih, argkhs....
"Parah liatnya kesini-sini." Ucap gua sewot.
"Kan aku cuma bilangin, daripada orang lain yang liat wle."
"Oh"
"Jadi ini alasannya? pantes hari ini lagi galak banget."
"Aku minta tolong kamu dong, ambilin kardigan aku di kelas." Jawab gua mengalihkan.
"Buat apa sih?"
"ya buat nutupin ini lah, kalo di liat orang kan malu, entar di kiranya abis beranak di toilet lagi."
Rafa tertawa lepas mendengar ucapan gua barusan "Kelamaan kalo ke kelas kamu, pake jaket aku aja ya? kan bisa minta tolong Alvino dari atas sana biar langsung di lempar ke bawah."
"Yaudah gc. Eh, Fa! bentar, tolong sekalian beliin aku pembalut dong."
"Roti jepang?"
"RAFA SERIUS!" Ucap gua kesal.
"Hehe dimana belinya?"
"Mang Ujang juga ada, buruan lari!"
"Nanti kalo mang Ujang ngiranya aku yang pms gimana?"
"Ck, banyak omong deh."
Rafa cengengesan "Iya-iya sayang, bentar ya."
***
Post di insta story kamu bagian part mana yang kamu suka nanti aku repost. Jangan lupa tag instagram keduanya @salshasyf dan @ambareesh2020_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Ketos
Teen FictionBEBERAPA PART DI PRIVATE. FOLLOW DULU BARU BISA BACA! :) ❗Baca sampai habis dan jangan sampai mengkhayal keterlaluan. Follow instagram @ambareesh2020_ dan @salshasyf. Jangan sampai ketinggalan sama info wp aku❤ Rafa Billar Prasaja, Ketua osis tampan...