•••
Pertama masuk kelas Wendy melihat sekeliling, kebanyakan mahasiswa di kampus ini adalah anak-anak orang kaya dan berpenampilan bagus, mereka semua memakai baju mahal, tas dan sepatu branded, sedangkan Wendy, hanya memakai kaos lusuh dan sepatu yang sudah memudar warnanya, tentu saja itu membuat Wendy sedikit iri pada mereka, tetapi kenapa Wendy iri? padahal ayahnya juga termasuk orang kaya dan termasuk orang paling sukses di korea.
Wendy menggeleng, dia tidak boleh terpengaruh sama hal-hal yang tidak harus ia pikirkan, ada yang harus lebih dia pikirkan dan lakukan yaitu belajar dengan baik dan berbakti pada ibunya.
Wendy selalu menyendiri, ia terlihat sangat pendiam dan selalu menunduk, walaupun itu memang keinginannya untuk tidak dekat dengan siapa-siapa, tetapi tetap saja kadang Wendy merasa sepi dan tidak bisa dipungkiri sesungguhnya Wendy juga ingin mempunyai teman. Tidak! Wendy tak cukup percaya diri untuk mencari teman, lagi pula beberapa tahun ini ia sudah terbiasa sendiri.
jika diingat-ingat terakhir Wendy mempunyai sahabat adalah saat SMA, ia memiliki sahabat bernama Kang Seulgi, yang selalu menemani dan selalu bersamanya kemanapun ia pergi, tetapi semenjak Wendy pergi dari sekolahnya, ia tak pernah bertemu dengan Seulgi lagi, bahkan ia belum sempat mengucapkan salam perpisahan.
Wendy selalu merindukannya, Wendy sempat mencarinya, tetapi ia mendengar kabar bahwa sahabatnya itu pergi sekolah ke Jepang. Saat ini Wendy hanya bisa mengingatnya, dan hanya dengan mengingatnya saja sudah membuat Wendy tersenyum kecil, ia sungguh merindukan dan selalu mengingat kecerewetan sahabatnya itu.
•••
Flashback
"Kau menulis surat untuknya lagi?" tanya Seulgi yang memperhatikan sahabatnya itu sedang menulis pada selembar kertas pink.
Apakah surat Cinta? Ya mungkin bisa dibilang iya.
"Kau beritahu saja padanya langsung apa susahnya sih" komentar Seulgi yang dari tadi sudah bosan menemani Wendy yang masih tetap asyik dalam acara menulisnya, ya ini di perpustakaan dan Wendy kemari hanya untuk menulis sebuah surat.
"Waaah selesai..." Seru Wendy, ia menaruh kertas juga pulpennya dan melakukan peregangan-peregangan kecil,mungkin ia pegal karena terlalu lama menulis.
"Kau bahkan tak mencantumkan inisial mu" protes Seulgi yang melirik tulisan pada kertas pink itu.
"Tidak perlu, aku hanya ingin menyampaikan perasaanku bukan ingin memberi kode padanya" Wendy tersenyum sambil melipat kertasnya.
"Terserah saja, karepmu" Seulgi mengerucutkan bibirnya.
Wendy tertawa melihat sahabatnya yang cerewet itu, walau sering menggerutu Seulgi akan selalu menunggunya, ya meski protes an selalu dilayangkan sahabatnya itu, namun entah kenapa meskipun Seulgi terlihat kesal tetapi Seulgi tetap setia menemani Wendy sampai kapanpun.
Flashback end
•••
Ah kenapa Wendy tiba-tiba mengingat tentang surat itu. Surat yang selalu sempat Wendy tulis untuk seseorang, siapa? Ia adalah Cinta pertamanya, dan seketika Wendy menggeleng pelan.
Cinta pertama memang tak semua berhasil bukan?
Ya kadang kita harus ikhlas dan benar-benar melupakan Cinta pertama meskipun itu akan selalu membekas, dan Wendy saat ini benar-benar sedang tidak ingin mengingatnya meski bayangan itu tiba-tiba selalu muncul di kepalanya.
Hahhh~
Wendy menghela nafas, ia sangat merindukan Seulgi andai sahabatnya itu ada disini sekarang, mungkin Wendy tidak akan luntang lantung sendiri seperti ini. Karena ia tahu sahabatnya itu akan mengekori kemanapun ia pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You - WenYeol Ver ☑️
FanficChanyeol yang sakit hati ditolak seorang gadis bernama Wendy berniat membalaskan dendamnya. WenYeol