•••PRANG!!!
Suara benda pecah menggema sangat keras diruangan itu, Irene melemparkan gelas yang ia genggam kearah Wendy yang baru saja masuk dari pintu depan.
Wendy terkejut dengan apa yang dilakukan Eonninya itu. Ia tak mengerti kenapa Irene tiba-tiba saja melemparkan gelas ke arahnya. Manik mata Wendy bertemu dengan manik mata Irene yang sedikit memerah karena menahan marah. Irene menyeringai, ia memandang tak suka pada adiknya itu.
"Kau seharusnya tidak memakai sepatumu kedalam rumah, sepatumu itu kotor Wendy" ujar Irene kemudian ia mendudukan tubuhnya di sofa ruang tengah, matanya tetap memperhatikan Wendy yang sedikit ketakutan.
"Apa kau tuli adikku? BUKA SEPATUMU!!! " bentak Irene.
Wendy terkejut dengan bentakan sang kakak, ia dengan terburu-buru segera membuka sepatunya.
"Kemarilah!!!" titah Irene.
Wendy melihat sekeliling, lantai yang berada di dekatnya semua dipenuhi pecahan kaca dari gelas yang Irene lempar tadi. Wendy tak mungkin bisa berjalan diatas pecahan kaca tersebut untuk sampai pada Irene, ditambah kini ia tengah bertelanjang kaki.
"Ta-tapi Eonni!!"
"Kemari? Atau ku suruh ayah mengusirmu lagi" ancam Irene.
Mendengar ancaman Irene, Wendy merasa takut, pasalnya sang ayah akan selalu menuruti apa kata Eonninya, dan Wendy tidak ingin diusir untuk kedua kalinya.
Perlahan Wendy melangkahkan kakinya, ia mencari celah lantai yang tak memiliki pecahan kaca.
Satu langkah Wendy berhasil menghindarinya, namun di langkah kedua ia harus menjerit kecil merasakan sesuatu yang tajam menusuk telapak kakinya. Wendy sedikit menggigit bibirnya menahan sakit pada kakinya.
Darahnya merembes keluar dengan deras, sehingga meninggalkan jejak merah di lantai, Irene melihat hal itu menaikan sudut bibirnya, ia merasa senang melihat pecahan kaca yang ia buat akhirnya menusuk kaki sang adik.
Jarak yang dekat namun terasa jauh bagi Wendy, semakin ia melangkah semakin kaca itu menusuk kakinya, Wendy tak bisa menahan tangisnya, badannya bergetar menahan sakit yang amat sangat, namun Irene tak sedikitpun merasa kasihan padanya.
Setelah Wendy berhasil mendekati Irene, Irene langsung bangkit dari duduknya kemudian memeluk Wendy dengan erat.
"Apa terasa sakit?" bisik Irene pada telinga Wendy.
Wendy mengangguk, air matanya terus keluar karena perih di kakinya terasa semakin bertambah.
"Ini belum seberapa, jika kau tetap merebut Chanyeol dariku, rasa sakitnya akan lebih dari ini"
Irene semakin mengeratkan kedua tangan yang melingkar di tubuh Wendy dengan sekuat tenaga hingga dada Wendy terasa nyeri.
Dirasa sudah cukup memperingati Wendy, Irene kemudian melepaskan pelukannya dan meninggalkan Wendy begitu saja.
Wendy kemudian mendudukkan dirinya pada sofa, ia melihat serpihan kaca sebesar ibu jari yang tertanam pada telapak kakinya.
AAARRRGGH
Wendy mencabut pecahan kaca itu perlahan, rasa sakit kembali Wendy rasakan karena pecahan kaca itu kembali menyayat kakinya. Wendy terus menggigit bibir bawahnya agar menahan sakitnya hingga pada akhirnya kaca itu berhasil ia keluarkan.
Wendy berjalan terpincang ke arah dapur, ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci lukanya, terlihat darahnya masih mengalir dan terbawa air, Wendy sedikit meringis menahan sakit. Setelah cukup bersih,Wendy kembali ke dapur untuk mengambil kotak P3K yang ada disana, ia mengeluarkan plester untuk menutupi lukanya dan menahan darah yang terus saja keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You - WenYeol Ver ☑️
Fiksi PenggemarChanyeol yang sakit hati ditolak seorang gadis bernama Wendy berniat membalaskan dendamnya. WenYeol