18 - First date

4.8K 508 11
                                    


•••

"Kita akan kemana Gi?" tanya Wendy yang masih setia Seulgi tuntun di pinggir jalanan kompleknya.

"Nyari makan dulu lah, aku laper" jawab Seulgi, karena saat ini hari sudah mulai siang, dan mereka butuh mengisi perut.

"Ta-tapi aku gak punya uang Gi"

"Aelah Wen, lemesin aja, biar aku yang traktir, lagian aku sudah lama gak jajan bareng kamu"

Wendy mengangguk dan tersenyum. Siapa sih yang gak seneng di traktir temen, ya Wendy pasti hayuk-hayuk aja, apalagi sekarang statusnya sebatang kara, masih untung ada Seulgi yang mau menampung.

•••

Depan Cafe

"Bisakah kita makan di tempat biasa saja, kau tahu di cafe harganya mahal-mahal,padahal rasanya tidak lebih enak dari tempat makan pinggir jalan" ucap Wendy sembari mengguncang-guncang lengan Seulgi.

Wendy sudah tak terbiasa menghamburkan uang sekarang, dia menjadi orang yang lebih bijaksana menggunakan alat bayar itu, karena Wendy tahu betapa susahnya mendapatkan uang.

"Ya ya sudah kau mau makan apa? Nanti kita cari tempat makan biasa" Seulgi membalikan badannya menghadap pada Wendy.

"Kalguksu!"

"Kalguksu? Hmm... myeongdong kalguksu?"

"Setuju!"

Wendy tersenyum senang, ia sungguh rindu dengan makanan itu, makanan yang sering ia beli bersama Seulgi sepulang sekolah, dan sekarang Wendy ingin merasakannya lagi bersama sahabatnya.

"Kau selalu terlihat senang jika akan memakan kalguksu" Seulgi tersenyum senang melihat sahabatnya terlihat senang seperti ini, setidaknya Wendy tidak memikirkan masalahnya sekarang.

Akhirnya mereka pun pergi meninggalkan kafe tersebut dan bergegas menuju tempat makan kalguksu.

•••

Wendy dan Seulgi tiba di salah satu restaurant kalguksu, tempat ini memiliki interior sederhana dan nyaman, serta pelayanan yang ramah dan penyajian yang cepat. tempat ini adalah restaurant kalguksu langganan Wendy dan Seulgi semasa SMA, karena disini menyediakan kalguksu yang enak dan mempunyai rasa yang khas karena mienya yang homemade.

"Wendy-ah pesan saja yang banyak, biar tubuh Wendy tak seperti tulang berjalan seperti ini" ucap Seulgi yang seperti berbicara bersama anak kecil.

"Apakah semengenaskan itu?" Wendy melihat tangan kecilnya, yang memang terlihat sangat kurus.

"Kau seharusnya membeli kaca yang besar dan perhatikan, se-mengenaskan apa tubuhmu"

"Yang penting aku tidak sakit"

Pletak

Sebuah buku menu melayang pada kepala Wendy.

"Bagaimana kau bisa mengatakan sehat dengan keadaan tubuhmu seperti ini? Dan ju-"

"Cerewet! Segeralah memesan! " teriak Wendy memotong perkataan Seulgi agar sahabatnya itu berhenti mengomel.

"Kau tetap saja menyebalkan!" teriak Seulgi.

Seulgi terlihat kesal karena dikatain cerewet, padahal kan Seulgi berbicara seperti itu karena peduli pada sahabatnya itu, bukan cerewet.

"Kau juga sama menyebalkan!" kata Wendy tak ingin kalah.

"Kau juga!"

"Kau juga!"

"Mirror please!"

It's You - WenYeol Ver ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang