17 - Now I'm Not Alone

4.6K 525 29
                                    


•••

Wendy menghempaskan tubuhnya pada kasur empuk di kamar Seulgi, sungguh sudah lama ia tidak merasakan kasur yang nyaman seperti ini, karena di kamarnya hanya ada kasur lama yang keras, tidak ada empuk-empuknya sama sekali.

"Apa kau hanya semalam menginap disini? " tanya Seulgi yang tengah menyimpan tas gendongnya.

"Em, aku harus pulang besok" Wendy memejamkan matanya mencoba menikmati kenyamanan yang ia rasakan sekarang.

"Bisakah kau tidak pulang saja?" Seulgi menghampiri Wendy dan duduk di pinggir ranjangnya.

"Mengapa? Aku harus pulang Gi, ayahku akan marah"

"Tapi aku ingin kau tetap disini Wendy-ah, jangan pergi"

"Hey ada apa denganmu?" Wendy membuka matanya dan menatap sahabatnya itu.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya tidak ingin berpisah denganmu, aku takut kau kenapa-kenapa" Seulgi menunduk, raut wajahnya terlihat sedih.

"Hey aku tidak akan kenapa-kenapa Gi, kenapa kau selalu terlihat sedih jika di dekatku? apa kau tidak senang dengan keberadaanku?" Wendy bangkit dari posisi tidurnya dan menggeser tubuhnya agar mendekat pada tubuh sahabatnya itu.

"Jangan selalu mengatakan tidak apa-apa atau baik-baik saja, aku benci kata-kata itu"

Wendy mengernyitkan dahinya, ia tak mengerti mengapa Seulgi membenci kata itu.

"Aku benci padamu Wendy ah, aku benci padamu yang selalu ingin terlihat baik-baik saja, dan selalu mengatakan tidak apa-apa, aku ini temanmu bahkan sahabatmu, aku bahkan memikirkan dirimu lebih dari memikirkan diriku sendiri" tangis Seulgi keluar, sungguh ia tidak bisa menahannya lagi, ia harus mengatakan apa yang ingin ia katakan selama ini.

Melihat Seulgi menangis Wendy langsung memeluk tubuh kecil Seulgi dengan erat.

"Maafkan aku, sungguh maafkan aku, jangan menangis Gi, kumohon! Aku tidak ingin melihatmu selalu menangis seperti ini"

Seulgi melepaskan pelukan Wendy, ia menggenggam erat kedua tangan sahabatnya itu.

"Aku akan berhenti menangis, asal kau ceritakan semuanya padaku, semuanya Wendy-ah, aku ingin tau semuanya"

Mendengar permintaan Seulgi, Wendy hanya bisa menunduk, dan menggeleng pelan. Sungguh Wendy merasa tak bisa bercerita, apalagi ini masalah keluarganya, Wendy tak ingin membebani sahabatnya itu.

Melihat Wendy enggan juga bercerita, Seulgi merasa kembali kecewa, ia menghempaskan tangan Wendy yang ia genggam sedikit kasar, ia langsung bangkit dan meninggalkan Wendy sendiri dikamar.

Hiks

Hiks

Hiks

Wendy menangis, ia menundukan kepalanya dan meremat-remat tangannya sendiri.

"Maafkan aku"

"Maafkan aku"

Hiks

Hiks

Tak berselang lama Seulgi kembali ke kamar membawa minuman di tangannya, alangkah terkejutnya ia melihat Wendy menangis, kemudian Seulgi bergegas menaruh minuman itu di nakas, dan segera menghampiri Wendy.

"Wendy ah kenapa menangis"

"Apa kau marah padaku? Hiks, apa kau membenciku? Hiks"

Astaga!  Ternyata Wendy benar-benar menganggap Seulgi marah padanya.

"Itu tidak mungkin, aku tidak mungkin marah padamu, apalagi membencimu Wendy-ah, aku hanya sedikit kesal tadi, tapi aku tidak marah padamu" Seulgi meraih wajah Wendy ditariknya ke atas agar ia bisa melihat wajah sahabatnya itu.

It's You - WenYeol Ver ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang