Suara pekikan histeris terdengar jelas ketika Renjun, Lucas, Ryujin dan Jeno baru saja memasuki Luna Park, salah satu taman hiburan yang berada di selatan kota New York, tepatnya di Coney Island. Renjun menyadari dari mana suara itu berasal ketika melihat segerombolan orang yang meluncur turun dari rollercoaster yang sangat tinggi.
Jangan bilang mereka juga akan menaikinya?
"Ayo naik itu!" Ryujin terlihat antusias ingin mencoba. Gadis itu mengait lengan Renjun masih dengan senyum cerahnya, "Renjuni ayo kita coba bersama-sama."
Renjun tersenyum pahit. Sejujurnya Renjun sangat takut dengan ketinggian, tapi ia tidak bisa menolak jika Ryujin sudah memintanya. "Aku tidak mau" suara Jeno membuat ketiga orang itu menatap padanya.
"C'mon man, pasti akan seru. Atau... jangan bilang kau takut menaikinya." Lucas menaik turunkan alisnya berniat mengejek, tapi Jeno terlihat tidak ingin bercanda sekarang. "Terserah," jawabnya dingin.
Pemuda Lee itu melepas rangkulan Lucas dan pergi dari sana meninggalkan ketiga orang yang menatap bingung kearahnya.
.
.
.
.
.
"Pegang tanganku," Lucas membawa tangan Renjun untuk berada dalam genggamannya. Ia tersenyum ketika melihat Renjun yang sepertinya ketakutan. "Tidak apa-apa, aku disini" ujarnya mencoba menenangkan pemuda kecil yang terlihat kaku itu.
Perlakuan Lucas tentu tak lepas dari pandangan Jeno. Ia menatap pada tangan Lucas yang menggenggam penuh tangan mungil milik Renjun.
Jeno tersentak ketika merasakan lengannya yang diapit oleh lengan lain. "Biar nanti kita tidak terpisah" Ryujin tersenyum dan semakin mengeratkan kaitan lengannya pada lengan tunangannya.
Mereka berempat saat ini sedang bersiap-siap untuk memasuki wahana rumah hantu. Karena hanya wahana ini yang disetujui Jeno untuk dicoba.
Setelah gerbang masuk dibuka, mereka dengan segera disambut oleh ruangan gelap dan bentuk-bentuk karakter yang menyeramkan. Renjun mengeratkan genggamannya dan Lucas membalas balik dengan semakin membawa Renjun untuk menempel padanya. Mereka bergerak semakin dalam hingga dengan tiba-tiba saja tautan itu terlepas karena Renjun yang terkejut dan dengan spontan melepaskan genggamannya dari Lucas.
"Renjun!"
Lucas berteriak panik. Ia melihat kesekeliling dan tidak menemukan Renjun disekitarnya selain karakter-karakter menyeramkan ini. "Renjun!" Lucas memanggil sekali lagi dan memilih berbalik, mencoba kembali dari titik awal berharap Renjun menunggunya disana.
Tanpa Lucas sadari, Renjun masih berada dilorong. Tubuh kecilnya saat ini berada dalam kukungan figur tegap yang saat ini sedang menutup mulutnya. Renjun mencoba berontak, akan tetapi sosok ini dengan kuat menahan pergerakannya.
"Shhh..." desisnya mencoba menenangkan Renjun. Renjun semakin memberontak, kondisi ruangan yang gelap dan situasinya yang terpojok membuat Renjun ketakutan, belum lagi mulutnya yang masih dibekap oleh orang didepannya ini.
"Ini aku."
Renjun melebarkan netranya ketika mengenali suara itu. Ia berhenti berontak, dan menatap dengan tak percaya. Dalam keremangan cahaya, akhirnya ia bisa dengan jelas melihat rupa sosok dihadapannya.
"J-jeno.." lirihnya.
Jeno tersenyum, ia melepaskan bekapan tangannya dan beralih untuk mengelus wajah Renjun dengan pelan. "Renjun..." panggilnya pelan, ".....jangan tinggalkan aku."
"Jen-"
"Jangan tinggalkan aku, sayang." Jeno membawa Renjun kedalam pelukannya. Hidungnya menyusup masuk pada perpotongan leher pemuda mungil itu, menghirup aroma tubuh Renjun yang telah lama ia rindu.
Renjun berusaha melepaskan pelukan Jeno, namun yang terjadi pelukan itu terasa semakin erat. "Lepaskan aku" Renjun melirih, tangannya dengan frustasi memukul-mukul punggung Jeno berharap pemuda Lee mau melepaskan pelukannya.
"Renjun..." Jeno memanggil nama kekasihnya dengan sendu. Mengabaikan pukulan Renjun di punggungnya, dan mengabaikan pula isakan pelan yang didengarnya, Jeno malah semakin menyelusupkan wajahnya pada leher Renjun. "Maaf..."
Sungguh, Renjun tak pernah mengira Jeno akan melakukan ini. Tak pula ia mengira jika basah yang ia rasa dilehernya adalah air mata yang dikeluarkan oleh pemuda Lee itu. Seorang Lee Jeno yang selalu ia kenal kuat, menangis diam-diam dalam pelukannya.
.
.
.
.
.
Lucas dengan segera menghampiri Renjun ketika melihat pemuda mungil itu keluar dari wahana rumah hantu diikuti Jeno dibelakangnya. "Kau tidak apa-apa?" tanyanya khawatir, ia meneliti seluruh tubuh Renjun memastikan jika pemuda Huang itu tidak terluka sekecil apapun.
"Bisa-bisanya kau meninggalkan dia sendirian" Jeno berucap tajam dan belalu menuju Ryujin yang sedang memesan es krim diseberang sana. Lucas menggumamkan terimakasih pada sahabatnya dan kembali menatap Renjun dengan pandangan cemasnya. "Kau yakin tidak apa-apa?" Lucas memastikan.
Renjun tersenyum kecil, "Aku tidak apa-apa Lucas-ssi. Tidak terjadi apapun didalam sana" ucapnya. Renjun kemudian meminta maaf dalam hatinya ketika melihat Ryujin yang saat ini berjalan kearah mereka. Gadis cantik itu terlihat sangat bahagia hari ini, senyumnya tidak pernah lepas sejak tadi.
Renjun melirik pada Jeno yang kembali memasang wajah dinginnya seakan pelukan didalam wahana tadi tidak pernah terjadi dihidupnya, membuat Renjun hanya bisa tersenyum kecut karena menyadari betapa tidak berarti dirinya bagi pemuda tampan itu. Ia melihat bagaimana serasinya Ryujin dan Jeno disaat mereka bersama.
Tentu saja... Jeno tidak akan merasakan sakit jika ia kehilangan Renjun.
.
.
.
.
.
================
To be Continued
================
..
.
.
.
______________________________________
Haiiiiiiii~~~~
Demi gingsul lucu nya Renjun yang udh gak ada, aku terharu banget ketika tahu masih banyak yang nunggu cerita ini 😭😭😭😭😭Terimakasih banyak atas supportnya 🖤 Doain aku bisa cepet selesaikan cerita ini ya, karena masih ada 'cerita' lain yang mau aku bagiin ke semuanya ehehehehehe (っ˘ڡ˘ς)
Btw.. Ini Jeno kenapasih? Labil bgt ya jadi manusia ( • ̀ω•́ )✧
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) FOR HIM; ╰Noren╮
FanfictionRenjun paham dan mengerti jika dirinya dan Jeno tidak akan bisa menjadi bagian hidup masing-masing. _________________________________________ Lee Jeno - Huang Renjun _________________________________________ Start: 1 Oktober 2019 En...