*song : Love is Punishment ost. Brilliant Legacy by K.Will
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
***
Taeyong terkesiap ketika menemukan Jeno pulang dalam kondisi mabuk dan berantakan. Anaknya bahkan tak berhenti mengumpat, bahkan saat tubuh tegapnya dibopong masuk oleh salah satu ajudan pribadi keluarga mereka, Jeno tetap saja mengeluarkan kata-kata kotor sambil tertawa-tawa. "Jeno..." Taeyong memanggil. Pipi Jeno ia tepuk-tepuk pelan berharap anaknya bisa langsung tersadar.
Jeno menajamkan matanya, karena saat ini wajah Taeyong terlihat buram dipenglihatannya. "Eomma?" ia bertanya memastikan dan kemudian tertawa dengan keras, "Eomma...eomma.." panggilnya berulang-ulang, ia bangkit dari berbaringnya dan memeluk perut Taeyong dengan erat. "Eomma..."
Taeyong hanya bisa mengelus pucuk kepala putranya saat ia merasakan tubuh Jeno yang bergetar dan suara isakan terdengar tak lama kemudian. "Dia ingin, aku tidak mengganggunya.."
"....."
"Dia ingin, aku pergi dari hidupnya.."
"....."
"Dia ingin, aku meninggalkannya.."
"....."
"Eomma.... Aku tidak mau kehilangan Renjun..."
Taeyong hanya diam membiarkan Jeno menumpahkan keluh kesahnya. Tubuh Jeno bahkan semakin bergetar karena menangis. Taeyong hanya bisa menghela nafas, hatinya juga terasa berat saat melihat putranya hancur seperti sekarang. Karena Taeyong tahu bagaimana bertahannya Jeno selama ini. Jeno telah rela mengubur cita-citanya, Jeno juga harus menjalani hidup sebagai orang yang tidak bisa bebas menampilkan perasaannya, bahkan putranya juga harus menjalani ikatan dengan orang yang tidak dicintainya.
Jeno... putra tersayangnya telah berjuang sendirian selama ini.
.
.
.
.
.
Pagi ini Rainbow Café terlihat lebih sibuk dari pagi biasanya. Kun bahkan tidak berhenti berteriak untuk mengontrol pegawai-pegawainya, membuat Renjun merasa telinganya bisa lepas kapan saja karena selain Kun, Chenle juga turut berteriak entah karena apa.
"Kau berisik!" Renjun membekap mulut Chenle agar pemuda itu bisa diam.
"Aku panik, ge." Chenle mempout saat Renjun melepaskan bekapannya, "Bayangkan perusahaan besar tiba-tiba saja memesan banyak dessert untuk peresmian gedung baru mereka TANPA MEMESAN DARI JAUH HARI SEBELUMNYA," Chenle kembali berteriak panik. Membuat Renjun menyesal melepaskan bekapan tangannya pada mulut berisik anak itu.
"Ayo siap-siap," Kun memperingati, mereka harus segera ke gedung lokasi agar bisa menyusun dessert-dessert itu sebelum acara peresmian dimulai.
Tentu ini bukanlah pertama kalinya café mereka menerima permintaan seperti ini, tapi ini adalah pertama kali bagi mereka mendapat sebuah perusahaan besar sebagai konsumen, terlebih lagi dikatakan bahwa peresmian gedung baru perusahaan ini akan secara langsung disorot oleh stasiun-stasiun TV, yang berarti akan banyak orang-orang penting yang menghadiri acara ini. Renjun tahu jika Kun pasti sangat gugup sekarang, karena bagaimana pun café mereka akan terangkat naik jika mereka bisa memberikan kesan yang bagus pada para tamu undangan.
"Woah" Chenle terlihat terpukau pada bangunan menjulang dengan label J Company dihadapan mereka. "Pantas saja peresmiannya akan diliput media, lihat! Jika aku yang jadi direktur utamanya, aku juga pasti akan pamer kesemua orang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) FOR HIM; ╰Noren╮
FanficRenjun paham dan mengerti jika dirinya dan Jeno tidak akan bisa menjadi bagian hidup masing-masing. _________________________________________ Lee Jeno - Huang Renjun _________________________________________ Start: 1 Oktober 2019 En...