38 [ END ]

16.5K 1K 84
                                    

Lee Jaehyun.

Pemilik nama itu tentu saja tidak akan mudah hilang dari hati dan pikiran Taeyong, meskipun dengan segala hal buruk yang telah ia lalui. Meskipun keegoisan dan kekejaman hati yang Jaehyun miliki masih saja menghantui, tapi Taeyong tidak bisa dengan mudah menghilangkan lelaki itu dari hatinya.

Mata indah milik sang nyonya Lee berair. Menatap dengan perasaan pedih pada kursi disampingnya yang kosong. Sementara didepan sana, Jeno telah terlihat gagah berdiri bersama seorang pendeta. Tuxedo putih yang pemuda itu kenakan membuat Taeyong tersenyum disela keperihan hatinya.

Jeno terlihat sangat tampan dan juga bahagia. Meskipun sesekali ia terlihat gugup, tapi Taeyong sangat yakin jika putranya itu sedang berusaha keras menahan perasaan senang yang membuncah. Karena hari ini adalah saat dimana Taeyong akhirnya bisa menemani Jeno dalam menjemput kebahagiaannya. Menyaksikan dengan perasaan haru ketika putra kesayangannya akan bersanding dengan orang yang ia kasihi.

Huang Renjun.

Musik gereja lalu beralun pelan ketika pintu dibuka. Memperlihatkan Renjun yang terlihat manis dengan tuxedo berwarna senada dengan yang Jeno kenakan. Disampingnya, Lucas juga terlihat berdiri gagah dengan tuxedo hitam, menambah kesan tampan pada wajahnya yang rupawan.

Bagaikan ikut menari dalam melodi musik gereja yang sedang beralun, Renjun lalu melangkah dengan perlahan menuju altar. Genggaman tangannya pada jas yang Lucas kenakan kian mengerat ketika mereka semakin dekat. Perasaan gugup dan bahagia Renjun rasakan saat itu juga. Air matanya bahkan tidak bisa terbendung ketika Jeno menyambut tangannya dengan perlahan.

"Kumohon jaga dia," bisik Lucas pada sahabatnya. Senyum tipis di bibirnya terpoles ketika melihat anggukan kecil dari Jeno.

Tangan mungil Renjun pun kini berpindah. Berada dengan nyaman di genggaman tangan Jeno yang mengecup punggung tangannya dengan penuh kasih sayang. "Aku pasti akan menjaga Renjun," tutur Jeno yakin.

Melihat kesungguhan itu, membuat Lucas hanya bisa mengulum bibir. Dengan sedikit tidak bertenaga, pemuda Wong itu berbalik. Menuju kesalah satu bangku, dan dengan hati yang kuat menyaksikan pernikahan dari orang terkasihnya.

Kini.. Bagaimanapun caranya... Lucas harus bisa mengikis keberadaan Renjun dari relung hatinya.

.

.

.

.

.

Jaehyun menggigit bibir dengan gelisah. Seoul sedang cerah hari ini dan jam pun masih menunjukkan pukul 10 pagi. Belum terlalu terlambat baginya untuk bisa datang ke gereja dan menyaksikan sendiri proses pemberkatan pernikahan putranya.

Tapi Jaehyun tidak berani.

Menampakkan wajahnya di acara itu sama saja dengan mempermalukan dirinya sendiri dihadapan Jeno. Belum lagi dengan kemungkinan atas Jeno yang menolak kedatangannya. Jaehyun belum siap mengalaminya jika itu benar terjadi nanti.

"Segera siapkan tiket keberangkatanku sekarang juga," titah sang kepala keluarga Lee pada sekretaris pribadinya. "Kemana pun, asalkan aku bisa pergi dari negara ini" lanjutnya lagi.

Katakan saja Jaehyun pengecut. Pecundang. Ia tidak perduli lagi.

Memilih pergi dan menghilang dari keluarganya sendiri mungkin menjadi satu-satunya jalan penebus kesalahannya selama ini. Membiarkan Jeno dan Renjun menikmati hidup mereka dengan tenang tanpa kehadiran dirinya. Lalu Taeyong..

Istrinya..

Senyum manis di wajah cantik itu mungkin saja tidak bisa Jaehyun nikmati lagi. Tapi jika tidak begini, Taeyong akan terus menangis karena perbuatannya. Rasa sakit dan tertekan yang selama ini Jaehyun berikan pada lelaki cantik itu pasti sudah sangat kelewatan dan tidak termaafkan.

(✔) FOR HIM; ╰Noren╮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang