The Mission Love [KyuSo]

22

Huruf miring bisa jadi Flashback atau ngomong dalam hati. TYPO BERTEBARAN HARAP ABAIKAN SAJA.

Happy Reading!!

**

Keadaan di ruang tengah kediaman Kim sunyi padahal semuanya berkumpul di sana. Tuan Kim duduk berdampingan di sofa dengan sang istri dan Kyuhyun berdiri di depan mereka lalu Kim So Eun mau tidak mau berdiri di samping Kyuhyun karena keduanya akan disidang oleh ayahnya.

“jelaskan!” Kyuhyun justru bergumam tidak mengerti sambil tersenyum ketika tuan Kim membuka suara dengan nada dingin. So Eun sontak memukul lengan Kyuhyun menyadarkan kalau semua menjadi berantakan karena mulut Kyuhyun yang tidak bisa dijaga itu dan sekarang bertingkah tanpa dosa.
“ahh, mengenai So Eun menginap di apartemenku?” tuan Kim menepalkan tangannya dan Kyuhyun melihat itu dengan jelas. Mungkin boleh saja saat ini tidak ada raut wajah gugup dan takut, tapi sebenarnya Kyuhyun terus menelan ludah saking ketakutannya karena mengusik singa yang lapar.
“tidak ada yang terjadi, So Eun hanya ketiduran. Aku juga ketiduran” So Eun menundukkan kepalanya, dia tidak bisa menatap ayahnya kali ini. Entah apa yang akan ayahnya lakukan kepadanya.
“tuan Kim, anda bisa memegang sumpahku. Aku tidak melakukan apapun putrimu, aku masih memiliki kewarasan dengan menjemput kematianku lebih cepat dengan dibunuh oleh anda” ucap Kyuhyun.
“…”

Tak ada kata yang keluar dari mulut tuan Kim saat ini namun aura berbahaya itu tetap memancar keluar dari tubuhnya. Matanya menatap tajam putrinya dan Kyuhyun tanpa rasa kasihan sama sekali, seakan dia sudah siap mengeluarkan aumannya namun nyatanya kini dia hanya terdiam saja.

“tuan Kim, pernyataanku masih berlaku. Mungkin anda berubah pikiran dengan memberi restu pada kami agar bisa menikah dengan cepat?” So Eun melotot sangking terkejutnya dengan ucapan Kyuhyun itu. Nyonya Kim hanya memperhatikan, ya dia tidak ingin ikut campur karena cukup suaminya yang turun tangan semuanya akan baik-baik saja. Tapi, dia akan selalu percaya pada putrinya apapun alasannya.

Kyuhyun berpikir setelah memberikan penyataan tidak terduga seperti tadi dia akan diusir untuk kedua kalinya. Tapi, tuan Kim justru pergi menuju kamarnya tanpa mengucapkan sepatah katapun. So Eun memandang punggung ayahnya dengan kosong. Ia lebih suka jika ayahnya berteriak dan memarahinya sekarang juga dibandingkan didiami seperti ini.

“eomma, aku tidak berbuat apapun. Percaya padaku” So Eun mendekati sang ibu lalu bersimpuh di kaki nyonya Kim yang tersenyum lembut.
“eomma percaya padamu, sayang…”
“kalau begitu__”
“tapi, eomma tidak bisa membantu untuk membujuk appamu itu. Kau tahu, appamu cukup keras kepala jadi sulit jika dia sudah dalam mode diam” So Eun melemaskan tubuhnya lalu melempar bantal sofa mengenai tubuh Kyuhyun yang masih berdiri itu.
“ini semua salahmu!! Menyebalkan!! Tidak tahu keadaan!! Aku benci padamu!!”
“lebih baik jujur sekarang daripada appamu mengetahuinya dengan cara yang paling buruk yaitu melihat secara langsung. Aku melakukan itu agar tidak ada masalah lain nantinya”
“diam!! Sekarang pulang ke rumahmu. Jauh-jauh dari sini!!” So Eun melempar lagi bantal sofa namun Kyuhyun berhasil mengelak kali ini. So Eun langsung pergi ke kamarnya sendiri meninggalkan ibunya dan Kyuhyun di sana. Nyonya Kim terkekeh kecil lalu mengantar Kyuhyun sampai di depan rumah.
“maaf mengganggu dan membuat tuan Kim marah-marah lagi, aku hanya__”
“eomma mengerti, tapi perilakumu ini berani juga. Kau tidak takut dipukuli oleh appa?”
“takut, eomma. Aku sangat takut, tapi aku tidak mau appa tahu sendiri dan saat itu juga dia membunuhku di tempat. Aku lebih takut seperti itu”
“hahaha… ya sudah, hati-hati di jalan”
“terima kasih, eomma. Selalu mendukungku…”

~~

Keesokan paginya, sarapan di kediaman keluarga Kim hening tanpa percakapan. Hanya ada suara denting alat makan yang bersentuhan dengan piring yang terdengar. So Eun berkali-kali melirik sang ayah yang masih mengeluarkan aura seperti semalam membuatnya tidak berani membuka pembicaraan dengan ayahnya itu. Nyonya Kim hanya bisa menahan tawanya karena melihat kecanggungan So Eun pada ayahnya sendiri.