3

2.4K 312 7
                                    

Soobin

Aku berjalan keluar dari flat kecil ini. Melangkah dengan santai menyusuri jalanan yang sangat ramai, helaan nafas kasar selalu keluar dari mulutku. Terpikir dalam benak, kenapa hidupku menyedihkan sekali, keadaan hidupku sampai saat ini tak pernah berubah, kapan dunia akan berpihak padaku.

Aku terus berjalan, tidak peduli dengan kaki ini yang entah akan membawa ku kemana, aku hanya ingin meluapkan semua perasaan yang membebani ku selama ini, semakin berjalannya waktu ternyata hari sudah mulai sore. Ku edarkan pandanganku ke sekitar, ternyata titik inilah yang selalu aku datangi tanpa sadar, sungai Han.

Sudah tiga minggu aku bekerja di cafe milik Hoseok, hari ini aku tidak masuk kerja, karena bosku itu memberi kabar bahwa tiga hari kedepan cafe akan tutup sementara. Uangku sudah menipis, otak ku terus berputar untuk mencari kemana tempat yang akan menampungku saat ini.

"Noona, Soobin noona" suara yang memanggil namaku itu berhasil membuyarkan lamunan ku saat ini, ternyata dia si kelinci tetanggaku.

"Oh, Koo, ada apa?" Tanyaku pada Jungkook saat dia sudah berada di depanku, dia terlihat kelelahan.

"Aku ada kabar baik untukmu," katanya sambil menghidup udara sebanyak mungkin, nafas terengah karena habis berlari.

"Apa?" Tanyaku, bingung sendiri mendengar ucapan Jungkook yang katanya membawa kabar baik untukku.

"Kau butuh pekerjaan dengan penghasilan besar bukan?" Ucapnya, Aku hanya mengangkuk. "Kebetulan, ada pekerjaan untukmu," Lanjutnya.

Ah, akhirnya aku tidak perlu berkeliling menyusuri setiap toko untuk mencari uang itu, mungkin alam sedikit berbaik hati padaku hari ini.

"Pekerjaan apa? Dimana? Berapa upah yang akan aku dapat?" Bertubi-tubi ku lontarkan pertanyaan untuknya.

"Asisten rumah tangga, kau hanya perlu membersihkan rumah, memasak makan malam dan—"Jungkook terdiam sebentar, menatapku dengan senyum kelincinya sambil menggaruk tengkuknya yang ku rasa tidak gatal sama sekali.

"Dan apa?" Tanyaku penasaran.

"Hm, itu, noona harus tinggal disana," hal itu seketika membuatku bingung dan heran secara bersamaan, tapi apa bedanya kedua hal itu, hah!

"Apa maksudmu?" Sungguh, aku kurang faham dengan ucapan Jungkook yang terakhir.

"Iya, maksudku, noona bekerja disana dan harus tinggal disana juga, itu salah satu persyaratan dari pemilik rumah itu, bagaimana? Noona mau?" Tanyanya lagi.

"Tapi, apa harus aku tinggal disana?" Jungkook hanya berdehem, dan saat itu juga dia mengeluarkan ponselnya yang berdering. Dapat aku dengar dia berbicara dengan seseorang disebrang sana, dan matanya seketika beralih menatapku.

Dari pembicaraannya, bisa ku tebak bahwa yang saat ini dia telfon adalah orang yang tengah mencari asisten rumah tangga itu—mungkin.
Asal kalian tahu saja, aku terkadang tidak bisa mendengar isi pikiran Jungkook, entah kenapa aku juga heran, tapi itu hanya terkadang.

Setelah panggilan itu berakhir, jungkook langsung menatapku dan berbicara. "Noona, kau tahu bukan eomma ku bekerja sebagai asisten rumah tangga di appartement seberang market?" Tanya Jungkook tiba-tiba.

"Hm, aku tahu. Lalu apa hubungan nya dengan itu?" tanyaku.

"Sebenarnya, ini adalah permintaan eomma. Eomma ingin meminta tolong pada noona untuk menggantikan-nya sementara dalam pekerjaan itu, bagaimana noona?"

Aku pun menerima tawaran Jungkook tanpa berpikir lagi, rejeki tidak boleh di tolak selagi halal. Seterpuruk apapun kehidupan ku, tapi aku tidak pernah putus asa untuk menjual diriku, biarlah tubuh ini remuk lelah bekerja tanpa henti. Namun uang yang aku dapat adalah hasil keringat cerih payahku tanpa harus membuang harga diri.

I Without You is Nothing ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang