28

1.7K 212 0
                                    

Sudah dua hari berturut, Yoongi selalu menunggu di dalam mobilnya dari seberang jalan. Pandangannya tidak lepas dari toko bunga itu. Namun, yang ia cari tidak juga kunjung terlihat. Yoongi tak menyerah.

Eunhwang yang selalu ada disamping Yoongi pun sampai heran, tidak tau sebenarnya apa yang di tunggu-tunggu oleh pria pucat ini sedari kemarin. Sudah bertanya namun tidak dapat jawaban.

Eunhwang selaku manager Yoongi dibuat kewalahan, karena pria ini mengambil cuti mendadak yang membuat beberapa kontrak pekerjaan harus diatur ulang. Kim Namjoon selaku CEO agensi dengan entengnya memberi izin tanpa memikirkan bagaimana menager itu kesusahan menghadapi telfon yang terus menerus masuk di ponselnya.

"Hyung, sebenarnya apa yang kau tunggu disini? Kau tau, semua pihak dari kontrak kerjamu meminta kau segera pulang, karena jadwal yang sudah ditentukan harus segera dilakukan." Eunhwang tidak bisa berpikir lagi, sedari tadi ponselnya selalu bertubi-tubi masuk panggilan dari setiap pihak kontrak yang menginginkan Min Yoongi.

"Kalau kau ingin pulang, pergilah. Aku tidak peduli, persetanan dengan kontrak sialan itu!" ucap Yoongi dingin, matanya tidak berpindah sedikit pun dari toko bunga itu.

Eunhwang menghela kasar, Yoongi memang susah dibujuk kalau sudah begini. Merasa tenggorokannya kering, Eunhwang memilih untuk keluar dari mobil, mencari sesuatu penghilang dahaga, meninggalkan Yoongi yang terdiam sejak tadi.

Setelah kepergian sang manager beberapa saat lalu, netra Yoongi menangkap sosok Sunny yang tengah berjalan menuju tokonya. Wanita itu kini sedang membuka pintu dengan kunci di tangannya, sedangkan Yoongi masih diam di dudukannya. Terus memperhatikan setiap gerakan wanita disebrang sana.

Setelah 20 menit memperhatikan, segera Yoongi memakai maskernya dan turun dari mobil. Saat hendak menyebrang, langkahnya terhenti karena suara Eunhwang memanggil namanya.

"Hyung, kau mau kemana?" Pekik Eunhwang berlari menuju Yoongi.

"Tunggulah dimobil, aku ke sana sebentar!" lalu Yoongi berlari karena waktu penyebrangan pejalan kaki hampir habis.

Sesampainya di depan pintu toko itu, Yoongi dapat melihat Sunny yang sedang sendirian merangkai bunga-bunga di tangannya. Dengan penuh harapan, tangan Yoongi membuka pintu itu.

Ting!

"Welcome—"

Deg!

Sunny membeku, jantungnya kembali bergemuruh kencang. Melihat Min Yoongi tengah berdiri diambang pintu. Yoongi mendekat, begitu pula Sunny yang reflek melangkah mundur, menghindar.

"Soobin-ah...." lirih Yoongi menatap Sunny begitu sendu.

"J-jangan mendekat, ku mohon!" ucap Sunny bergetar.

"Jaebal, Soobin-ah, jangan menghindar lagi, ku mohom." ujar Yoongi yang sudah semakin mendekat ke arah Sunny.

Sunny terus melangkah mundur, sampai langkahnya terhenti karena rak pembatas sudah membentur di punggungnya. Kedua tangannya meremas baju bawahnya begitu erat. Jantungnya berdetak sepuluh lipat saat Yoongi sudah meraih kedua tangannya, namun Sunny hanya bisa menunduk, ia tak sanggup menatap wajah pria itu.

"Soobin-ah, tolong lihat aku." lirih Yoongi, suaranya rendah dan ada sedikit getaran. Pria itu menangis, tetesan airmata-nya jatuh menyentuh lantai, Sunny melihat itu.

"Im Soobin, jaebal" Yoongi mengeratkan genggamannya, lalu sebelah tangannya menarik dagu Sunny ke atas agar wanita itu melihatnya.

Kedua pasang mata mereka bertemu, ternyata Sunny sudah menangis dalam diam, pelupuk matanya sudah diisi dengan airmata yang sudah tumpah membasahi pipi.

I Without You is Nothing ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang