23

1.6K 200 6
                                    

Sunny terus menatap jarum jam yang melingkari pergelangan tangannya, berkali-kali. Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena angin menerpa. Para wali murid berlalu-lalang dengan lambat, menelisik setiap tenda yang ada disana, aneh rasanya. Karena ia jarang sekali berkumpul dengan wali murid dari teman-teman anaknya disekolah.

Sunny menghela napas gusar, sudah hampir dua jam ia menemani sang buah hati. Namun anak itu sangat aktif, kesana kemari menghampiri setiap orang yang ia kenal. Bukan hanya teman sebaya, namun juga orang-orang dewasa di sekelilingnya.

"Annyeonghaseo, apakah anda ibunya Yoobin Kim?" sapa wanita berambut pendek.

"Ne, annyeonghaseo. Benar, saya ibunya, siapa ya?" Tanya Sunny.

"Kenalkan, aku Stella Lee. Ibu dari Lee Ha Eun, teman sekelas Yoobin" wanita itu mengulur tangan kanannya.

Sunny menyambut dan tersenyum kaku, "Salam kenal, Stella-si"

"Apa anda baru kali ini menghadiri acara sekolah?" Tanya Stella.

"Ne, ini pertama kalinya, biasanya grendma Yoobin yang datang," jawabnya.

"Iya, maka dari itu aku sedari tadi mencari nyonya Park tapi tidak terlihat. Kebetulan aku melihatmu, dan aku langsung bisa menebak kalau anda adalah ibu Yoobin, karena sangat mirip" ujar Stella.

"Ah, benarkah? Tapi Yoobin lebih mirip—" Sunny tiba-tiba terdiam.

"Kenapa?" Tanya Stella.

"A-anieyo, Stella-ssi. Maaf aku harus ke toilet sebentar, permisi." pamit Sunny terburu-buru.

Sunny pun berlalu pergi, namun bukan ke toilet. Sunny duduk disalah satu kursi taman. "Hah! Hampir saja." gumamnya menghela lega sambil mengelus dadanya yang sedikit sesak.

"Kenapa aku selalu teringat dengannya akhir-akhir ini...?" tanyanya pada diri sendiri. Memang benar, beberapa minggu terakhir, Sunny selalu saja mengingat pria itu, entah itu saat melamun, ataupun dalam mimpinya. Bayangan Yoongi selalu mengusik hari-harinya.

Sunny duduk termenung dikursi taman sambil menatap orang-orang yang berlalu lalang di depannya. Banyak sekali wali murid dari anak-anak sekolah yang hadir berpasangan, Sunny sedikit iba sebenarnya pada sang anak. Sepertinya hanya dia yang tidak bisa melihat keluarga utuhnya di acara seperti ini.

Ya, acara sekolah ini dengan tema Happy Family. Yang mana kedua orangtua di wajibkan untuk hadir. Namun tidak dengan Yoobin, sudah beberapa kali sekolahnya mengadakan acara seperti ini, namun selalu saja yang hadir nyonya Park dan di damping oleh bibi Han. Sunny pun baru kali ini menghadirinya. Sunny terbangun dari lamunan kala suara sang anak memanggil.

"Mommy...." teriak Yoobin berlari kecil menghampirinya, anak itu terlihat membawa setangkai bunga mawar di tangannya.

"For you mom" Yoobin memberikan bunga itu untuk Sunny.

Cup!

Yoobin mengecup lama bibir manis ibunya itu. Senyuman Sunny terbit bagai lengkungan bulan sabit yang indah. Tidak ia sadari airmata bahagia berderai basah di pipinya.

Sikap manis sang buah hati selalu bisa membuat jiwa raganya menghangat. Tangan mungil Yoobin mengusap pipi basah sang ibu. Menghapus jejak airmata itu perlahan dan lembut.

"Dont cry mom, Bin sad too see it. Smile :)" lagi, tangan mungil itu menarik kedua sudut bibir sang ratunya. Hingga membuat wajah cantik itu tersenyum.

"Thank you so mach baby. No, mom dsnt cry, i'm happy now, look..." Sunny menghapus sisa airmata-nya, dan tersenyum manis pada putranya.

Sungguh, Sunny tidak butuh apa-apa lagi dalam hidupnya. Hanya dengan memiliki Yoobin, ia sudah merasa lebih dari cukup.

I Without You is Nothing ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang