11

2.6K 260 8
                                    

"Soobin-ah, jadilah milikku"

Brug!
Semua kantung belanjaan yang ada ditangan Soobin terlepas begitu saja dari genggangannya.

Terkejut?
Tentu saja! Bagaimana tidak terkejut kalau tiba-tiba saja pria pucat itu melontarkan kata-kata yang tidak pernah Soobin harapkan sama sekali.

Kaki jenjang Soobin terasa lemas seperti jelly, tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali, mematung dengan wajah yang sudah sangat merah merona. Apakah Yoongi sadar saat mengatakan kalimat itu? Pria itu tidak sedang mabuk, kan?

Oh astaga, jantungku, jangan. Jangan bersuara kencang seperti itu. Nanti dia dengar. Shit!

Yoongi yang masih berdiri di dekat pintu—mereka baru saja sampai didalam appartmen, perlahan mulai berjalan mendekat ke arah dimana Soobin berdiri. Setelah berdiri dihadapan Soobin, Yoongi meraih kedua tangan mungil gadis itu, menggenggam erat, menatap lekat hazel indah milik gadis di depannya ini.

"Jadilah milikku Im Soobin," ucapnya lagi.

"A-apa maksudmu, Yoongi-ssi?" Tanya Soobin gugup, seluruh badannya kaku. Jantungnya berdetak abnormal.

Yoongi mengulas senyuman termanisnya, sebelah tangannya terangkat dan membelai lembut pipi chubby Soobin yang merona.

Bluss!

Panas, pipi Soobin terasa panas karena sentuhan Yoongi yang membuatnya meremang. Ada apa dengan pria ini, begitulah batin Soobin.

Lucu—iya lucu sekali, karena Soobin tidak faham dengan situasi dan keadaan yang membuat hatinya meronta tak jelas. Soobin tidak mengenal yang namanya cinta, jatuh cinta saka ia tak pernah, jadi wajar jika ia sangat kaku dan bingung dengan suasana ini.

"Jadilah milikku," ucap Yoongi lagi.

"A-aku sungguh ti-tidak faham, apa maksudmu. Karena aku hanya milik diriku sendiri, lalu k-kenapa kau memintaku untuk menjadi milikmu?" ucapnya. Polos sekali memang gadis kaku ini.

Ya tuhan, sepolos inikah gadis keras kepala, dingin dan kaku ini, sialnya aku jatuh cinta padanya? batin Yoongi. Helaan nafas pun keluar dari bibir tipis Yoongi. Ia menatap lembut dan dalam tepat dititik hazel Soobin.

"Aku menyukaimu Soobin-ah, ani—bahkan aku sudah mencintaimu sejak lama. Jadi, maksudku adalah jadilah milikku Soobin-ah, jadilah kekasihku, hm..." ujar Yoongi menjelaskan kalimatnya, mengutarakan perasaan yang sudah lama ia pendam.

"Ah, begitukah?" Tanya Soobin polos. Matanya mengerjap pelan, menatap Yoongi sayu.

"Tapi Aku, A-aku tidak tahu dengan perasaanku, dan—"

"Dan?" Tanya Yoongi karena Soobin menggantung ucapannya.

"Dan, A-aku sepertinya t-tidak pantas untukmu," lirihnya pelah, tapi masih terdengar jelas ditelinga Yoongi. Gadis itu menunduk, memainkan jemarinya, gugup.

Tanpa Yoongi sadari, Mata indah milik gadis itu sudah berkaca-kaca, menahan airmata agar tidak jatuh lagi tanpa seizin darinya. Sungguh, Soobin tak pernah menyangka bahwa aka nada pria yang memiliki perasaan seperti padanya.

Eomma, appa, oppa. Apakah aku bisa menerima cintanya? Sepertinya aku juga mempunyai rasa itu, tapi... Pantaskah aku untuk dirinya? Aku harus bagaimana sekarang, eomma.... batin Soobin bimbang.

"Hei, lihat aku, Soobin-ah." Soobin masih enggan, ia tak kuasa menatap Yoongi dalam keadaan seperti ini.

"Tatap aku Soobin-ah," lirihnya lembut.

Tidak, Soobin masih diam dan menunduk. Yoongi meraih dagu gadis itu. Mata mereka bertemu, di lihatnya mata indah Soobin sudah berkaca-kaca dan siap untuk tumpah membasahi pipinya. Yoongi tersenyum lembut menatap Soobin penuh kasih sayang.

I Without You is Nothing ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang