7

2.1K 283 11
                                    

Taburan dari kelopak bunga sakura yang beterbangan di udara mendarat mulus di permukaan wajah seorang gadis yang tengah berjalan gontai, memapah tubuhnya dengan malas. Mengingat masa lalu yang sangat sulit untuk di lupakan. Kejadian 11 tahun yang lalu, akan terkenang saat musim semi tiba.

"Eomma, Appa, Oppa, bogoshipo..." lirihnya, tetesan airmata pun jatuh dari pelupuk mata indahnya. Soobin mendongak kepalanya, menatap langit gelap yang penuh dengan bintang malam ini. Bibir kecil itu tersenyum kecut kala mengingat keluarga yang meninggalkan-nya sendirian di dunia yang kejam ini.

"Apa kalian bahagia disana tanpa aku, hm?" Gumamnya seraya membuka mata, menatap langit kelam dengan penuh rasa sesak yang membuat dadanya terasa sakit.

Di sisi lain, ada seorang pria yang menatap sendu ke arah dirinya dari belakang. Ia terus mengikuti setiap langkah kaki jenjang Soobin.

Tiba-tiba kaki itu berhenti, kepala Soobin menoleh ke belakang menatap sekitar, ia merasa ada yang bersembunyi dibelakang sana, seperti ada yang diam-diam mengikutinya. Namun inilah Soobin, selalu mengabaikan segala hal, langkah kaki kembali menuntun dirinya untuk berjalan.

Padahal beberapa meter lagi, ia akan sampai di flatnya, tapi ia mengurungkan niatnya untuk mendekat pada bangunan itu karena terlihat ada dua orang pria bertubuh kekar di depan flatnya.

"Sial...! Kenapa mereka lagi, tidak bisakah hidupku tenang sehari saja!" keluh Soobin.

Entah apa yang membuat Soobin ingin menghindari mereka untuk malam ini, dengan gerakan cepat ia memutar balik tubuhnya hendak pergi, tapi—

"Hei gadis bodoh, mau kemana kau!" Pekik pria botak itu, lalu mereka berdua berlari menyusul Soobin yang sudah berlari duluan.

Soobin berlari sekuat tenaga, menyusuri gang-gang kecil untuk mencari tempat persembunyian. Saat disebuah persimpangan, tiba-tiba ada lengan yang menarik tangannya kuat, sontak hal itu membuat Soobin terkejut, siapa pria ini pikir Soobin. Mereka berdua terus berlari dan lebih cepat.

Setelah lumayan lama berlari, keduanya berhenti di antara dua celah bangunan tua, mereka bersembunyi disana. Masih mengatur nafas yang terengah akibat lari jauh, mereka lelah. Soobin yang masih mengais udara untuk pasokan pernafasannya tidak sadar bahwa wajahnya di tatap begitu intens oleh pria yang ada di hadapannya saat ini.

Suara langkah kaki semakin terdengar dekat ke arah mereka, tubuh Soobin sedikit bergetar. Tangan pria itu tiba-tiba menggenggam tanganya begitu erat, setelahnya Soobin baru sadar dengan posisi mereka saat ini.

Wajah Soobin tiba-tiba terasa panas, detak jantungnya semakin tidak bersahabat. Soobin menatap pria yang di depannya ini begitu tajam.

"S-siapa kau?" Bentak Soobin.

"Ini aku, kau lupa?" Tanya pria itu.

"Bagaimana aku bisa mengingatmu, kenal saja tidak!" ketus Soobin. Benar, Soobin tidak kenal siapa pria itu, untuk melihat wajahnya saja tidak bisa, karena ditempat mereka bersembunyi lumayan gelap. Terdengar helaan nafas kasar dari pria itu.

Bahkan dia sekarang tidak mengingatku lagi, apa isi otak gadis ini. Yoongi merutu dalam hati. Ya, pria itu adalah Min Yoongi, dia mengikuti Soobin dari cafe ketika gadis itu hendak pulang.

"Awas, aku akan pergi." ucap Soobin datar—sedatar tatapannya pada Yoongi, ia mencoba lepas dari kukungan Yoongi.

Ditolak, Yoongi menggeleng kepalanya. Gadis itu menatap Yoongi dingin, terus meronta agar Yoongi melepasnya, berhasil, ketika Soobin hendak keluar dari sana tiba-tiba langkahnya terhenti kala melihat dua pria itu ada di depan gang sana.

I Without You is Nothing ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang