5

2.2K 283 0
                                    

Pagi ini, Soobin sudah selesai dengan urusan dapur, membuat sarapan untuk Yoongi. Setelah membersihkan semua ruangan, ia bergegas membersihkan diri untuk berangkat bekerja ke cafe. Tidak lupa ia membuat sarapan itu untuk dirinya, dan membawanya sebagai bekal.

"Tunggu!" Suara itu menghentikan langkah Soobin.

Soobin yang hendak keluar pintu jadi mengurungkan niatnya dan segera ia berbalik badan ke arah belakang. Terlihat Yoongi yang berjalan ke arahnya. Yoongi mendekat, menyerahkan ponselnya pada Soobin.

"Masukkan nomer ponselmu kesini" ucap Yoongi seraya memberikan ponselnya pada Soobin.

Soobin hanya diam, tidak melakukan apa-apa, tatapan datarnya membuat Yoongi sedikit bingung.

"Hei. Kenapa kau diam saja, ini" menggerakkan tangannya agar Soobin segera mengambil ponsel itu.

"Maaf tuan, sepertinya tidak perlu," ucapnya, Soobin kembali berbalik, membuka pintu dan berlalu pergi begitu saja.

Yoongi terdiam, tangannya masih terjulur kedepan dengan ponsel yang sudah ia remat kuat.

Apa itu tadi?

"Wahh. Apa aku di tolak?" Gumam Yoongi tak percaya.


•••

Masuk ke dalam cafe, Soobin bersiap untuk memulai aktivitas seperti biasanya. Hingga sambutan hangat Soobin dapatkan pagi ini, dari siapa lagi kalau bukan Jung Hoseok, si pria Happy virus.

"Good morning, bin-ah" sapa Hoseok. Pria itu selalu bersikap ramah dan lembut pada Soobin. Bukan hanya Soobin saja, tapi pada semua orang tentunya.

"Pagi Hobie-ssi" balas Soobin tersenyum tipis.

Setelah itu, Soobin kembali melanjutkan pekerjaannya. Hingga tidak terasa siang pun tiba, sudah saatnya beristirahat. Tapi erpaksa waktu istirahat untuk Soobin tertunda saat seorang pria bertubuh kekar datang menghampirinya.

"Disini kau rupanya!" kata pria itu.

"Kenapa kau kemari?" ketus Soobin.

"Jangan bodoh! Tentu saja aku datang untuk menagih hutangmu, bocah!" ucap pria itu.

"Akan aku berikan setelah mendapat gajiku, lebih baik kau pergi sekarang," Ujar Soobin dengan nada kelewat datar dan tatapan mata tajam.

Pria bertubuh kekar itu geram, terlihat dari kepalan tangan dan raut wajah tak biasa—sangar. Soobin tidak takut, sudah biasa baginya melihat pria ini.

Disisi lain, Hoseok melihat interaksi di antara mereka, "Siapa pria itu? Hutang? Soobin punya hutang darinya?" Monolog Hoseok.

Itulah yang ada di benak seorang Jung Hoseok sekarang. Hingga akhirnya pikirannya terbuyar ketika mendengar suara tamparan yang begitu keras.

Plak!

Soobin terhuyung dan jatuh ke lantai, memegang pipinya yang sudah merah dan di hiasi darah segar di sudut bibir tipisnya. Gadis kecil itu hanya memberikan senyum remeh untuk pria kekar itu.

"Soobin-ah, ada apa ini?" Hoseok menghampiri Soobin yang masih terduduk dilantai, ia membantu Soobin berdiri.

"Maaf tuan anda siapa? Kenapa sangat kasar pada wanita!" tanya Hoseok pada pria itu.

Tidak menjawab tuturan Hoseok, pria itu langsung saja pergi berlalu meninggalkan cafe.

"Bin-ah, siapa pria itu? Kenapa dia menamparmu sampai begini?" tanya Hoseok lembut, kelewat lembut malahan.

I Without You is Nothing ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang