14

2.2K 211 2
                                    

Hari demi hari hubungan Yoongi dan Soobin semakin erat seperti sebuah perangko dan kertas, tidak dapat dipisah. Yoongi setiap hari semakin menempel pada Soobin, terlihat lebih posesif. Berbeda dengan Soobin yang masih bisa menyeimbangi urusan pribadi dan pekerjaan. Terbukti pada pagi ini, Soobin sedang membersihkan semua ruangan rumah Yoongi, mencuci pakaian dan terakhir memasak.

Padahal, Yoongi sudah mengatakan pada Soobin disaat hari jadian mereka, kalau Soobin tidak lagi ia anggap sebagai pekerja di rumahnya, melainkan mereka adalah sepasang kekasih yang tinggal bersama. Tapi, Soobin menolak, gadis itu berkata, pekerjaan tetaplah pekerjaan, status kekasih? Tetap mereka jalani seperti biasa.

Jadi Yoongi beranggapan bahwa setiap bulannya ia akan memberi jatah bulanan untuk sang kekasih, bukan bayaran sebagai pekerja. Kan tidak lucu kalau ada kata Kekasihku, pelayanku. Ck!

"Ya ampun, aku sudah terlambat" Soobin berlari ke kamarnya, mandi dan bersiap untuk pergi ke cafe Hoseok.

"Ah! Apa oppa belum bangun?" Saat Soobin hendak menuju lantai dua—kamar Yoongi, ponselnya berdering. Tertera nama Yummi di layar persegi itu.

"Yeobseo, oh Yummi-ah, wae?"

.....

"Hm, arraseo, aku akan pergi sekarang"

.....

"Iya, tidak apa, cepat sembuh uri Yummi"

Panggilan itu pun berakhir, Soobin mengurung niatnya untuk melihat Yoongi di lantai atas, karena ia sudah sangat telat. Ditambah Yummi tidak bisa masuk hari ini karena sakit, dan itu berarti, pagi ini semua tugas Soobin yang harus melakukan, membuka dan menyiapkan segala keperluan cafe.

Bergegas Soobin keluar dari rumah Yoongi, berlari tergesa ke halte bus, untung saja saat ia sampai halte, bus sudah ada, dan Soobin langsung naik. Setelah sampai di cafe, Soobin langsung mempersiapkan semua keperluan. Tidak lama setelah itu, Hoseok pun tiba.

"Oh Soobin-ah, ku pikir kau belum datang" ucap Hoseok setelah meletakkan semua barang bawaannya di atas meja.

"Pagi Hobie-ssi. Iya, aku datang lebih dulu. Karena Yummi menelfon dan bilang dia sedang tidak enak badan," ucap Soobin.

"Oh benarkah? Berarti aku harus membantumu hari ini" ujar Hoseok.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri Hobie-ssi" cegah Soobin.

"Eih bin-ah, sampai kapan kau akan memanggilku seperti itu. Aku lebih tua darimu, panggil aku oppa saja agar lebih santai" sudah lebih dari lima bulan mereka menjadi patner, tapi Soobin masih belum bisa mengakrabkan panggilannya untuk Hoseok.

"Ne? Hm, haruskah?" tanya Soobin ragu, sebenarnya ia mau saja karena mengingat Hoseok adalah sahabat kekasihnya.

Hoseok hanya mengangguk kepalanya lucu dan tersenyum manis hingga matanya sedikit tenggelam. Ah tampan sekali pria Jung ini.

"Oh, baiklah Hobie oppa" jawab Soobin malu-malu, sampai membuat Hoseok hampir tertawa.

"Nah, seperti itu kan lebih baik. Kalau begitu, aku ke ruanganku dulu, untuk mendata semua kemasukan dan pengeluaran kita bulan ini," ujar Hoseok.

"Baiklah oppa" Setelah kepergian Hoseok, tidak lama pintu cafe berbunyi. Tanda ada pelanggan pagi ini.

"Selamat pagi, ingin pesan apa nona?" Sapa Soobin ramah pada pembeli yang baru saja masuk.

"Oh?! Bukankah kau tunangan Suga oppa?" Tanya wanita berpakaian minim itu.

"Ne? Suga? Maaf nona, mungkin anda salah orang" balas Soobin bingung.

I Without You is Nothing ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang