Aku seorang fatherless girl. Kalian tahu istilah itu? Anak yang tidak mendapatkan sosok ayah untuk dijadikan kebanggaan. Ya, ayahku seorang pecundang. Dia meninggalkan ibuku yang sedang susah payah hamil tua, mengandungku, ke luar negeri.
Bukan melancong, kami bukan keluarga kaya. Tentu saja untuk bekerja, itu alasannya. Alasan yang tinggal alasan karena sampai aku sebesar ini dia bahkan tidak pernah berkirim kabar, apalagi uang.
Apa kalian pikir mungkin kapal yang ditumpanginya karam di tengah lautan atau dia terjaring petugas imigrasi dan dipenjara? Tidak, jelas tidak! Meski tidak ada kabar dan uang yang dikirimkan, tapi hampir setiap bulan ada debt kolektor yang datang ke rumah kami. Untuk? Menagih hutang-hutang atas nama Ayah. Ibu pusing setiap kali ada yang datang menagih hutang, lalu dia nekad. Bukan menyusul ke luar negeri, tapi menjual diri.
Sejak itu aku sedih sekali setiap lagu yang berjudul Kupu-Kupu Malam diputar. Hei, tidak semua kupu-kupu melakukan hal nista itu karena mau, ya!
Sepertinya aku sedang sial, restoran bintang lima ini sekarang justru memutar lagu itu. Aku kembali teringat pada Ibu yang sudah mati dua tahun lalu. Karena apa? Raja singa. Gila, memang hidup ini gila! Ibuku yang baik mendapat suami pecundang, lalu dia jadi pelacur, dan mati karena raja singa yang ditularkan oleh pelanggannya.
Sementara koruptor yang makan duit rakyat itu hidupnya tenang-tenang dan senang-senang saja. Mati bahagia lalu mungkin masuk surga karena hasil korupsinya digunakan untuk menyantuni anak yatim. Haha, amal jariyah katanya.
"Ris...." Aku tersentak dari lamunan panjangku tentang ibu, lagu sedih, koruptor, dan ....
"Al-Albert, mereka sudah datang?" tanyaku gugup.
"Tepat di hadapanmu," jawab Albert sembari meraih tanganku yang berkeringat.
Aku tersenyum manis pada dua orang yang ada di hadapanku, calon mertuaku. Ya, setidaknya sebelum aku menyadari sesuatu. Perlu kalian tahu, aku memang tidak pernah bertemu dengan ayahku, seumur hidup. Tapi, Ibu memberikan foto pernikahannya di detik terakhir sebelum dia mati, dan ... wow, plot twist!
Lelaki yang ada di dalam foto itu sama persis dengan lelaki yang dipanggil Papa oleh kekasihku ini. Hanya berbeda pada beberapa helai uban dan ukuran badan yang lebih lebar dari yang ada di foto.
Kupu-kupu malam masih mendayu. Merdu. Sendu.
-end-
Jangan lupa vote, ya!

KAMU SEDANG MEMBACA
Alohomora
Historia CortaKumpulan fiksi mini dengan genre campuran, cocok dibaca waktu santai sambil ngeteh plus nyemil gorengan. Nikmat mana lagi yang mau didustakan? Sooo .... Enjoy it!