Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca 🙌🏻😊
***
"Berhak gak, sih, aku cemburu kalau ada yang naksir sama kamu?
Dan posisinya kamu cuma sahabat aku?"-Salsya Adistia-
***
BEL istirahat berbunyi, seluruh siswa berhamburan ke luar dan berbondong-bondong menuju kantin sekolah untuk mengisi perut mereka. Hal itu juga berlaku bagi ketiga gadis ini. Alca, Lizzi, dan Anna. Ketiganya tengah berjalan di koridor sekolah dan tujuan mereka adalah kantin. Sebelum ke kantin, mereka bertiga berhenti di depan toilet cewek karena Lizzi ingin merapikan ikatan rambutnya.
Tak lama kemudian, Raka dan salah seorang temannya lewat di depan Anna dan Alca. Baru kali ini Raka melihat Anna. "Siapa nih? Cantik banget. Anak baru, ya, Ca?" tebak Raka.
"Dihh, bukan! Dasar buaya. Kalau Abang sama Anna, Lizzi dikemanain, Bang?" tanya Alca dengan mata melirik ke arah Lizzi yang baru saja keluar dari toilet.
Raka melihat ke arah Lizzi yang berjalan mendekat ke arah mereka. Mata jahilnya berkedip manja, membuat Lizzi menatapnya heran.
"Mata lo kenapa? Kedip-kedip gitu. Kelilipan linggis, ya?" sarkas Lizzi.
Laki-laki yang ada di sebelah Raka tertawa terbahak-bahak karena perkataan Lizzi. Panggil saja Zidan. Zidan Anios adalah kakak kelas mereka berempat. Mengapa Raka bisa mengenalnya? Karena Zidan adalah kakak kelas Raka semasa SMP dan sudah berteman sejak lama. Rafa juga mengenalnya karena Zidan dan Rafa ditempatkan di kelas yang sama.
"Ya ampun Liz, segitunya lo sama gue," ucap Raka dengan wajah sedihnya.
Lizzi tertawa kecil. "Udah ah, gue mau ke kantin, bukan ngeladeni lo. Sana minggir!" usir Lizzi kesal.
Walaupun mereka sudah cukup dekat karena kejadian itu, sikap Lizzi terhadap Raka masih belum berubah. Sikap usil Raka-lah yang membuat Lizzi kesal jika dekat-dekat dengan laki-laki itu.
Raka juga tidak tahu Anna, karena belum pernah bertemu sebelumnya. Anna hanya tau kalau Alca memiliki saudara kembar laki-laki.
"Itu tadi kakak kembar lo, Ca?" tanya Anna setelah mereka tiba di kantin.
"Yoi. Gak mirip, dia jelek gue cantik," ucap Alca percaya diri.
Anna dan Lizzi hanya memutar kedua bola mata mereka setelah mendengar ucapan sahabatnya itu. Sungguh memuakkan.
"Lo mau pesan apa? Biar gue pesenin sekalian." Anna menawarkan diri.
"Widihhh, tumben baek. Biasanya kagak pernah mau, ya gak, Liz?" sembur Alca.
"Hmm, bener tuh," timpal Lizzi menyetujui.
Anna menatap kesal kedua sahabatnya ini. "Ya udah gue aja yang pesen, lo berdua pesen sendiri."
Anna hendak pergi, namun tangan gadis itu segera ditahan oleh Alca.
"Ehhhh, tunggu dulu. Anna yang cantik, kita juga laper, hehe. Jadi, mumpung lo baik, kita pesenin juga ya," rayu Alca memasang tampang sok imutnya.
"Iya, An, kita juga laper. Gue bakso satu sama es teh, ya." Lizzi ikut menimpali.
Akhirnya, Anna menyerah. Gadis itu mendengus kesal dan mengiyakan permintaan sahabat-sahabatnya itu.
"Kita ikut gabung boleh, ya?" tanya seseorang tiba-tiba saat Alca dan Lizzi asyik berbicara.
Alca dan Lizzi menoleh, mendapati abangnya dan sekelompok temannya sudah berdiri dan hendak duduk di meja mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince And Princess [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[TELAH TERSEDIA DI SHOPEE TOKOBOOK.COM03] "Lo itu satu-satunya sahabat cewek gue. Jadi please, jangan tinggalin gue, Ca! Gue mohon." Ucapan itu sontak membuat tubuh Salsya terpaku di tempat. Ia begitu terkejut mendapatkan pengungkapan yang disertai...