32 - Undangan Makan Malam

1.5K 89 9
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca 🙌🏻😊

***

"Hanya sebuah senyuman dan tawa yang dapat menutupi sebuah luka besar."

***

TEPAT pukul tujuh malam, Alca keluar dari kamarnya setelah bersiap-siap untuk pergi kerumah Rafa. Alca tidak sendiri, melainkan bersama Raka yang juga diundang kesana. Orang tua Alca tidak bisa ikut, karena ayahnya ada rapat malam, sedangkan bundanya sedang tidak enak badan dan kini berbaring di kamar bersama Camila.

"Udah siap?" tanya Raka.

Alca mengangguk untuk merespons pertanyaan Raka.

Raka membalas dengan mengangguk-angguk dan tersenyum ke arah Alca. "Yuk berangkat!" ajaknya yang lagi-lagi dibalas Alca hanya dengan anggukan.

Alca dan Raka masuk ke mobil dan bersiap untuk pergi.

Sepanjang perjalanan, Alca menutup mulutnya rapat-rapat, menyimpan seluruh energinya untuk nanti.Tentu, Raka mengerti hal itu. Maka dari itu, ia juga memilih diam dan tidak mengajak adiknya berbicara. Hanya sebuah siaran radio yang mengisi keheningan di antara mereka.

Sampai disana, Alca masih diam dan tidak ingin membuka suaranya.

Raka menggandeng tangan adiknya, meremasnya pelan, berharap bisa menyalurkan sedikit tenaganya untuk Alca.

Alca dan Raka melangkah masuk sambil mengucap salam. Di dalam, sudah ada Rafa dan Anna, juga keluarga Rafa.

"Ihh, kamu kok baru datang sih, Dek?" tanya Rana menyambut kedatangan Alca dan Raka dengan Leni di gendongannya.

"Eheheh, tadi macet, Kak, biasa Jakarta, haha," ucap Alca mencari alasan, lalu mengambil alih Leni dari gendongan Rana.

"Jagain Leni bentar, ya? Aku mau ke dalam bentar," pamit Rana kepada Alca.

"Okey, Kak," sanggup Alca, lalu mengalihkan pandangannya pada Leni. "Kita mau main dimana Leni?"

"Main di kamal Eni aja, Kak Aca," jawab Leni dengan suara imutnya.

"Okey, ayo kita ke kamar Leni!" Alca melangkah menuju kamar gadis kecil itu.

Rafa juga Raka yang menyaksikan itu tersenyum senang melihat Alca baik-baik saja setelah bertemu keluarga Rafa.

Sedangkan Anna, sangat tidak menyukai Alca dekat dengan keluarga Rafa. Yang pacar Rafa di sini kan gue, bukan dia!  Batinnya menjerit kesal.

"Bro, gue masuk dulu, ya?" pamit Raka kepada Rafa dan Anna yang duduk di sofa ruang tamu.

"Oke," jawab Rafa.

Kini, di ruang tamu hanya ada Rafa dan Anna yang memasang raut itu cemberut, karena kedatangan Alca, dan Rafa menyadari hal itu.

"Kamu kenapa, sih?" tanya Rafa.

"Gak," jawab Anna cuek.

"Gara-gara ada Alca? Gara-gara aku ngundang Alca juga?" tebak Rafa.

Anna diam.

"Kenapa sih, An? Dia kan sahabat kamu, dia juga sahabat aku. Bunda sama Ayah udah nganggep dia anak mereka sendiri, An. Kenapa sih kamu gak ngerti-ngerti?" Rafa setengah menjelaskan dan bertanya kepada pacarnya itu, lalu ia mengembuskan napas kasar.

"Yaudah sih, kok kamu jadi marah-marah ke aku?" balas Anna seolah tidak terima diceramahi seperti itu.

Rafa mendengus pelan karena sikap Anna yang sangat posesif dan keras kepala.

Prince And Princess [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang